Riset: Diet ala Jepang Bantu Turunkan Risiko Depresi - my blog

kumparan - #kumparanAdalahJawaban
 
Riset: Diet ala Jepang Bantu Turunkan Risiko Depresi
Jul 7th 2025, 10:00 by kumparanFOOD

Ilustrasi washoku, pola makan ala Jepang. Foto: gontabunta/Shutterstock
Ilustrasi washoku, pola makan ala Jepang. Foto: gontabunta/Shutterstock

Hampir semua orang pasti pernah mengalami stres. Entah itu karena tekanan di tempat kerja, beban tugas di kampus, atau bahkan masalah pribadi sehari-hari.

Stres sendiri merupakan respons alami tubuh terhadap tekanan. Dikutip dari laman Mental Health, stres biasanya muncul saat kita menghadapi situasi baru, tidak terduga, atau ketika merasa kehilangan kendali atas sesuatu.

Menariknya, setiap orang memiliki cara yang berbeda dalam merespons stres. Faktor genetik, pengalaman masa kecil, kepribadian, hingga kondisi sosial dan ekonomi, semuanya berperan dalam menentukan seberapa baik kita bisa mengelola tekanan hidup.

Saat tubuh mengalami stres, ia akan memproduksi hormon stres dan memicu reaksi "fight or flight" yang membuat tubuh siap merespons bahaya dengan cepat. Dalam situasi tertentu, respons ini justru membantu kita, misalnya ketika harus tampil berbicara di depan umum atau saat menghadapi situasi darurat.

Ilustrasi washoku, pola makan ala Jepang. Foto: gontabunta/Shutterstock
Ilustrasi washoku, pola makan ala Jepang. Foto: gontabunta/Shutterstock

Biasanya, kadar hormon stres akan kembali normal setelah situasi yang membuat kita stres berakhir, dan tubuh pun pulih tanpa efek jangka panjang. Namun, jika stres terjadi terus-menerus dan berkepanjangan, tubuh bisa berada dalam kondisi siaga yang melelahkan, yang pada akhirnya berdampak buruk bagi kesehatan fisik maupun mental.

Hal inilah yang dapat memicu depresi, yaitu gangguan suasana hati yang ditandai dengan perasaan sedih berkepanjangan, kehilangan semangat, dan kelelahan emosional.

Menariknya, sebuah penelitian dari Japan Institute for Health Security mengungkap bahwa pola makan bisa ikut berperan dalam menjaga kesehatan mental. Dalam studi yang melibatkan 12.499 karyawan dari lima perusahaan di Jepang, ditemukan bahwa tingkat gejala depresi lebih rendah pada mereka yang menjalani pola makan khas Jepang.

Pola makan ala Jepang ini mencakup nasi, sup miso, ikan, serta makanan lain seperti produk kedelai, sayuran matang, jamur, rumput laut, dan teh hijau. Versi modifikasi dari pola makan ini juga menambahkan buah-buahan, sayuran segar, dan produk susu.

Aneka makanan dan suasana restoran mewah ala Jepang bernama Keyaki, terletak di lantai 90 Pan Pacific Jakarta. Foto: Azalia Amadea/kumparan
Aneka makanan dan suasana restoran mewah ala Jepang bernama Keyaki, terletak di lantai 90 Pan Pacific Jakarta. Foto: Azalia Amadea/kumparan

Meski penelitian mengenai pengaruh pola makan Jepang terhadap kesehatan mental masih terbatas, temuan ini sejalan dengan studi serupa tentang pola makan Mediterania yang kaya akan sayur, biji-bijian utuh, minyak zaitun, dan ikan, yang telah terbukti berkaitan dengan penurunan risiko depresi.

Dalam keterangan resminya, Japan Institute for Health Security menyatakan bahwa beberapa jenis makanan dalam pola makan Jepang dapat membantu meningkatkan kesejahteraan mental.

Kandungan dalam rumput laut, produk kedelai, dan asam folat dari sayuran dapat merangsang pelepasan neurotransmiter seperti serotonin dan dopamin, hormon yang berperan dalam mengatur suasana hati. Sementara itu, ikan berlemak yang kaya akan omega-3 memiliki efek antiinflamasi.

"Penelitian lebih lanjut masih dibutuhkan, namun kami berharap temuan ini di kalangan masyarakat Jepang dapat dimanfaatkan untuk langkah-langkah kesehatan publik di tempat kerja maupun di bidang pencegahan depresi," tulis Japan Institute for Health Security dalam siaran tertulisnya dikutip dari Kyodo News, Kamis (3/7).

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com. By using Blogtrottr, you agree to our policies, terms and conditions.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions.
Next Post Previous Post