Menteri UMKM Maman Abdurrahman di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (9/7/2025). Foto: Muhammad Fhandra/kumparan
Menteri UMKM Maman Abdurrahman menargetkan semakin banyak usaha menengah nasional yang bisa melantai atau Initial Public Offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI) lewat program Rise to IPO.
Kata Maman, saat ini sebanyak 59 entitas usaha tengah dalam proses kurasi dan seleksi menuju IPO, setelah sebelumnya 42 perusahaan sudah resmi tercatat di bursa.
"Tentunya nanti, pasca ini kita akan operasi. Kita akan kurasi. Nah, kalau yang sekarang ada, sudah ada 59 (entitas perusahaan)," ucap Maman ketika ditemui wartawan di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (9/7).
Meski begitu, Maman tak menjelaskan secara gamblang target 59 entitas perusahaan yang bakal IPO itu rampung.
Maman menegaskan, program Rise to IPO menyasar pelaku usaha kecil ke menengah yang sudah siap naik kelas, bukan usaha mikro. Program ini merupakan hasil kolaborasi antara Kementerian Koperasi dan UKM, Bursa Efek Indonesia, dan Bank Negara Indonesia (BNI).
"Ini memang target sasarannya bukan untuk usaha mikro ya, tapi ini adalah program yang kita luncurkan, berkolaborasi antara kami dengan Bursa Efek Indonesia dan juga teman-teman dari BNI dalam rangka untuk menarik ataupun melakukan supporting agar semakin banyak usaha-usaha menengah yang bisa melantai di pasar bursa," jelas Maman.
Program ini, lanjutnya, membawa manfaat besar bagi pelaku usaha. Antara lain, mendorong tata kelola perusahaan yang lebih baik, penataan sistem keuangan yang lebih profesional, hingga membuka akses pendanaan yang lebih luas di luar jalur konvensional.
"Mendorong agar usaha-usaha menengah kita bisa lebih melakukan penataan good corporate governance, sistem laporan keuangan, keuangan, terus manajemen operasional yang jauh lebih produktif, profesional dan lebih tertata," kata Maman.
Lebih lanjut, Maman berkomitmen menjaga kualitas perusahaan yang bakal didorong masuk ke bursa. Dia tak ingin program ini hanya mengejar angka atau jumlah perusahaan yang IPO, tanpa memperhatikan kesiapan dan fundamental bisnisnya.
Menanggapi beberapa kasus perusahaan yang justru stagnan setelah IPO, Maman mengingatkan pentingnya seleksi awal yang ketat agar perusahaan benar-benar siap tumbuh secara berkelanjutan.
"Makanya tadi kita sampaikan penekanan kita. Kita tidak hanya mengejar aspek kualitas dari jumlah perusahaan yang mau kita dorong ke pasar bursa, tetapi kita tetap melihat aspek kualitas dari perusahaan yang mau kita dorong. Supaya jangan sampai nanti pada saat setelah kita dorong, ternyata malah, bukannya malah berkembang atau idle," ucapnya.
Terkait sektor usaha, Maman menyebut di antara 59 entitas perusahaan itu berasal dari sektor usaha yang bervariasi, salah satunya konsumer.