Menjalin pertemanan dengan wali murid lain terkadang terasa canggung. Meski hampir setiap hari berpapasan di gerbang sekolah, tak semua orang merasa leluasa untuk memulai percakapan.
Sebagian orang khawatir dianggap terlalu akrab, sementara yang lain mungkin nggak tahu harus mulai dari mana. Padahal, berteman dengan sesama wali murid bisa sangat membantu, lho. Bukan hanya untuk berbagi info seputar sekolah, tetapi juga menjadi tempat berbagi cerita sehari-hari.
Lebih dari itu, menurut Itslearning, orang tua yang aktif di lingkungan sekolah dan menjalin hubungan baik dengan wali murid lainnya cenderung memiliki anak yang lebih percaya diri dan berkembang secara sosial.
Nah, buat para orang tua yang masih merasa kikuk atau bingung memulai obrolan, tak perlu khawatir. Sejumlah teman kumparanMOM membagikan beberapa cara jitu untuk membangun pertemanan dengan wali murid lain. Yuk, simak tips dari mereka di bawah ini.
Tips Berteman dengan Wali Murid ala teman kumparanMOM
Ilustrasi Wali Murid. Foto: Shutterstock
Cara berteman dengan wali murid bisa berbeda-beda, tergantung pada kepribadian dan pendekatan masing-masing, Moms.
teman kumparanMOM, Dinda, memberikan tips sederhana yang mudah dicoba, yaitu tidak gengsi untuk menyapa lebih dulu. Menurutnya, sapaan ringan dan senyum hangat bisa membuka jalan agar lebih akrab.
"Aku tipe yang kalau nganter anak ke sekolah, selalu sempetin senyum atau basa-basi kecil kayak 'wah, hari ini rame ya' atau 'anakku deg-degan nih hari pertama'. Dari situ biasanya ngobrol ngalir sendiri," cerita Mom Dinda.
Selain membuat suasana lebih cair, ia bahkan jadi bisa bertemu wali murid lain yang sefrekuensi dan cocok dijadikan partner jajan bareng sambil menunggu anak pulang sekolah.
Menurut Mom Dinda, yang terpenting adalah selalu bersikap terbuka dan jadi diri sendiri, karena pada dasarnya sesama orang tua pasti punya keresahan yang mirip-mirip.
Ilustrasi Wali Murid. Foto: Unsplash/hng21
Di sisi lain, Mom Rani lebih menekankan pada etika dan kenyamanan dalam berinteraksi antar wali murid. Baginya, kunci utamanya adalah saling support tanpa menghakimi satu sama lain.
Di grup wali murid misalnya, ia menyadari bahwa karakter setiap orang pasti beragam. Ada yang terkesan sangat perfeksionis, tapi ada juga yang cenderung santai dalam menyikapi suatu hal.
Menghadapi perbedaan seperti itu, Mom Rani memilih bersikap netral, menjauh dari drama, namun tetap berkomitmen hadir dalam diskusi penting yang melibatkan dirinya, Moms.
Tak hanya menjaga sikap, ibu 3o tahun ini juga punya cara unik untuk membangun koneksi. Ia sering menggali cerita dari anaknya seputar teman-teman di sekolah, lalu mencoba mengenali siapa orang tua dari anak tersebut.
"Aku juga suka ajak anak cerita soal temannya, terus dari situ aku bisa cari tahu siapa mamanya, lalu mulai nyambung. Misalnya, "Oh, kamu main sama Raka ya? Mamanya yang pakai kerudung biru itu ya?" Habis itu aku bisa nyapa duluan." tutur Mom Rani.
Dari pengalamannya, menjalin hubungan baik dengan wali murid bukan sekadar demi anak. Cara ini juga bisa membantu membangun support system yang berarti bagi dirinya sebagai seorang ibu.
Temukan beragam inspirasi parenting dari ribuan ibu di seluruh Indonesia, gabung komunitas teman kumparanMOM di kum.pr/mom4