Penari Pacu Jalur Rayyan Arkan Dikha mencontohkan gerakan tarian saat acara temu media Kementerian Kebudayaan tentang tradisi Pacu Jalur di Kemenbud, Jakarta, Rabu (9/7/2025). Foto: Hafidz Mubarak A/ANTARA FOTO
Festival Pacu Jalur yang menjadi tradisi budaya tahunan terbesar masyarakat Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing), Riau, jadi sorotan dunia. Lomba dayung tradisional tersebut viral berkat tren "Aura Farming" yang memperlihatkan aksi anak-anak penari jalur yang meliuk-liuk lincah di ujung perahu.
Menteri Kebudayaan (Menbud) Fadli Zon, pun menilai viralnya atraksi Pacu Jalur di media sosial sebagai momentum penting untuk memperkenalkan kekayaan budaya Indonesia ke dunia internasional.
"Pacu Jalur ini salah satu kegiatan budaya yang sudah lama berlangsung dan sangat atraktif. Tarian mendayung yang dilakukan anak-anak secara spontan sangat menarik perhatian publik. Ini saat yang tepat untuk mengangkat kembali tradisi-tradisi seperti itu," kata Fadli Zon, seperti dikutip dari Antara.
Ilustrasi Pacu Jalur. Foto: Asep Ykl/Shutterstock
Fadli Zon mengatakan, perhatian luas terhadap tradisi Pacu Jalur menunjukkan masih tingginya daya tarik budaya lokal di tengah arus digital.
Menurutnya, budaya lokal seperti Pacu Jalur menunjukkan nilai-nilai gotong royong yang kuat, mulai dari proses pembuatan perahu dari satu batang pohon, hingga kekompakan saat berlomba.
Untuk itu, Kementerian Kebudayaan akan terus mendukung kegiatan-kegiatan budaya daerah melalui pembinaan dan fasilitas. Saat ini, Pacu Jalur merupakan perlombaan mendayung perahu tradisional yang rutin digelar setiap Agustus di Kuantan Singingi, Riau.
Selain itu, Fadli Zon juga menyoroti fenomena viral lainnya yang melibatkan konten berbahasa Indonesia yang ditonton luas oleh anak-anak di Malaysia. Ia menyebut kondisi tersebut sebagai bukti kuat bahwa budaya Indonesia memiliki pengaruh regional yang besar.
"Ini momentum juga bagi kita untuk lebih aktif mengenalkan budaya nasional. Apalagi kita punya akar yang kuat bersama negara-negara jiran, seperti Malaysia, Brunei, dan Singapura. Kolaborasi kebudayaan seperti nominasi bersama kebaya di UNESCO adalah contoh positif," jelasnya.
Fadli Zon menambahkan bahwa pengaruh budaya tidak bisa dipisahkan dari kekuatan bahasa, konten digital, serta diaspora Indonesia di berbagai negara.
Ke depan, pemerintah akan memperkuat kerja sama budaya di tingkat ASEAN, sekaligus memperluas pengenalan warisan budaya takbenda ke publik global.
"Jadi dalam soal kebudayaan ini kita perlu berkolaborasi, bekerja sama, karena memang cukup baik hubungan-hubungan kita. Tentu bagi kita, kita ingin memajukan budaya nasional Indonesia," pungkas Fadli Zon.