Ilustrasi anak bersama kakek dan nenek. Foto: Shutter Stock
Salah satu yang sering dikeluhkan banyak orang tua era kini adalah ketidakcocokan gaya pengasuhan dengan mertua atau orang tuanya sendiri, alias kakek dan nenek. Apakah Anda mengalaminya juga, Moms?
Ya, sering kali apa yang kita pelajari terkait pengasuhan di zaman sekarang, berbeda dengan apa yang dialami oleh orang tua kita sendiri. Sebab zaman berubah, pengetahuan juga terus berkembang, sehingga cara pengasuhan juga mengalami pergeseran.
Di sisi lain, para kakek dan nenek merasa lebih berpengalaman dalam membesarkan anak. Sehingga wajar saja jika mereka memberikan saran sesuai apa yang mereka alami dahulu.
Hal yang Sering Memicu Perbedaan Antara Orang Tua dan Kakek Nenek
Ilustrasi seorang nenek bersama cucunya. Foto: Shutter Stock
1. Nasihat yang Tak Relevan Lagi
Kakek‑nenek sering memberikan nasihat yang menurut mereka baik, tapi bagi Anda justru terdengar seperti kritik. Misalnya anak dipaksa bersalaman dan mencium tangan saudara yang jarang dijumpai. Anak lantas diancam tidak diajak berjalan-jalan jika menolak bersalaman.
Bagi orang tua, tentu hal itu tidak sesuai dengan prinsip parenting yang diajarkan. Namun kakek-nenek merasa, mereka hanya berusaha melatih anak untuk bersosialisasi dengan saudara.
2. Perbedaan Pandangan soal Disiplin dan Emosi
Generasi sebelumnya cenderung menegakkan disiplin ketat dengan banyak hukuman, sedangkan orang tua era kini lebih menekankan pengaturan emosi dan koneksi. Perbedaan gaya ini seringkali membuat orang tua merasa keputusannya diremehkan atau diabaikan.
3. Konflik Rutin Harian
Masalah seperti waktu tidur, screen time, atau kebiasaan makanan yang konsisten bisa jadi sumber gesekan. Misalnya, Anda melarang screen time sebelum tidur, tapi sang nenek mengizinkan menonton acara favorit. Perbedaan hal ini menciptakan ketidakselarasan yang membingungkan anak.
4. Sikap Pasif-Agresif
Terkadang apa yang tampak sebagai komentar ringan menyimpan kecemasan atau frustrasi, seperti sindiran halus soal cara Anda membesarkan anak. Sikap ini bisa memperkeruh komunikasi tanpa Anda menyadarinya.
5. Gramnesia—Lupa Generasi Baru
Istilah "gramnesia" merujuk pada kecenderungan kakek‑nenek lupa atau tidak mengingat seluk-beluk mengasuh anak zaman dahulu yang sekarang sudah berubah.
Mereka mungkin lupa bagaimana repotnya membayar dengan aturan ketat yang Anda pegang—misalnya mengizinkan anak makan permen padahal Anda sudah menerapkan larangan gula.
Strategi Menenangkan Hubungan dengan Empati
Ilustrasi lansia, nenek dan cucu. Foto: Shutterstock
Konflik dengan kakek nenek terkadang jadi sangat melelahkan dan membuat parenting Anda jadi kacau. Tapi, salah satu yang paling penting adalah, jangan menggurui, Moms.
Sebab bagaimana pun kakek dan nenek adalah orang tua kita, mereka hidup jauh lebih awal, dan punya pengalaman yang jauh lebih banyak dari kita.
Berikut cara pendekatan yang bisa menciptakan harmoni:
• Bersikap Proaktif Menetapkan Harapan
Bicarakan dari awal apa saja yang Anda harapkan, seperti aturan screen time, pola tidur, makanan yang boleh dimakan, dan sebagainya. Bila aturan dijelaskan secara hangat, konflik dapat diminimalkan.
• Anggap Perbedaan Sebagai Ketidaktahuan, Bukan Kesalahan
Alih-alih langsung defensif, Anda bisa berkata ringan, "Saya sangat menghargai pengalaman Ibu—dulu berbeda banget ya cara kita mengasuh." Dengan begitu Anda mengakui pengalaman mereka sambil tetap membela keputusan Anda.
• Pilih Pertarungan Berdasarkan Prioritas
Tidak semua perbedaan perlu diperbesar. Tapi isu seperti kesehatan dan keselamatan (contohnya konsumsi makanan yang tidak sehat, tayangan tidak sesuai usia) tidak bisa ditawar. Sisanya, bisa dibuat keluwesan sesuai konteks.
• Bangun Peran Kakek‑Nenek yang Membahagiakan
Cari cara agar mereka merasa dihargai dan punya kontribusi positif—mungkin sebagai penghibur, guru cerita, atau teman kegiatan ringan anak. Dengan begitu ketegangan bisa dialihkan menjadi ikatan yang sehat.
• Hormati Peran Masing-masing
Ingat Moms, sebagai orang tua, Anda adalah pengambil keputusan atas pengasuhan anak. Kakek‑nenek berada dalam posisi bantu dan menyemangati. Bila batas ini jelas dihargai, semuanya berjalan lebih serasi.
Kenapa Keharmonisan dengan Kakek-Nenek Penting?
Menjaga hubungan hangat antar generasi bukan hanya soal menghindari konflik. Ketika Anda dan kakek‑nenek bisa berkomunikasi yang berangkat dari keyakinan yang sama, yakni sama-sama mencintai anak, maka anak-anak akan merasakan cinta yang hangat, bukan kebingungan atau bahkan kekacauan.
Dengan komunikasi terbuka, empati, dan batasan yang jelas, maka ikatan keluarga justru makin kuat dan saling mendukung. Setuju, Moms?