Ilustrasi brokoli dan daging steak. Foto: Foodio/Shutterstock
Saat ingin makan steak, kamu mungkin langsung kepikiran buat pergi ke restoran, bukan? Wajar saja, karena di restoran steak biasanya dimasak dengan sempurna dan kamu bisa memilih tingkat kematangannya, mulai dari rare, medium rare, medium, sampai well done.
Tapi, ceritanya bisa berbeda saat kamu mencoba memasak sendiri di rumah. Kadang kita bingung, sebenarnya steak yang kita masak itu termasuk rare, medium, atau malah sudah overcooked?
Sebenarnya, tingkat kematangan steak bisa dikenali dari warna, tekstur, dan suhu bagian dalamnya. Di restoran, para chef biasanya menggunakan termometer daging untuk memastikan tingkat kematangan dengan akurat.
Tapi tenang, kalau kamu belum punya termometer, ada cara sederhana yang bisa kamu coba, yaitu cukup pakai tangan. Dikutip dari AP, berikut cara mudah mengecek tingkat kematangan steak dengan metode sentuhan.
Rare (setengah matang banget)
Biarkan satu tanganmu rileks dan menggantung. Gunakan jari telunjuk dari tangan satunya untuk menekan bagian lunak di antara ibu jari dan telunjuk. Rasanya akan sangat lembut, empuk, dan seperti spons. Nah, ini mirip dengan tekstur steak rare.
Medium Rare (setengah matang)
Rentangkan tanganmu ke depan dan buka jari-jarinya. Tekan bagian yang sama seperti sebelumnya. Rasanya lebih kenyal, sedikit padat tapi masih lentur. Ini menyerupai tekstur steak medium rare.
Medium (matang sedang)
Kepalkan tanganmu, lalu tekan bagian yang sama. Rasanya akan lebih padat dan cepat kembali saat ditekan. Teksturnya hampir tidak lentu, mirip daging yang dimasak hingga medium.
Ilustrasi daging dry aged untuk hidangan steak. Foto: hlphoto/Shutterstock
Kalau kamu lebih suka patokan waktu, secara umum steak setebal 1½ inci akan mencapai medium rare dalam 12–16 menit. Untuk yang setebal 1 inci, butuh sekitar 8–12 menit, tergantung pada potongan daging dan suhu panggangan.
Selain itu, jenis daging juga sangat menentukan hasil akhir steak. Dikutip Food Network, potongan daging sapi terbaik biasanya berasal dari bagian punggung sapi, jauh dari bagian kaki dan kepala.
Potongan dari bagian kaki dan bahu cenderung lebih keras karena otot di area ini sering digunakan saat sapi bergerak. Contohnya seperti brisket dan beef shank yang perlu dimasak lama dan pelan agar empuk. Sebaliknya, potongan dari bagian punggung seperti ribeye, strip, tenderloin, dan T-bone lebih empuk karena ototnya tidak terlalu banyak bekerja, cocok untuk menu steak spesial.
Ilustrasi makan steak. Foto: Shutterstock
Dalam memilih steak, ada satu istilah yang perlu kamu kenali, yaitu marbling. Marbling adalah guratan lemak putih halus yang tersebar di dalam serat daging. Bukan lemak tepi yang biasa kamu potong dan buang, tapi lemak halus yang justru memberi kelembutan dan rasa gurih khas pada steak. Semakin banyak marbling, biasanya semakin juicy dan lezat daging saat dimasak.
Sementara, bagi kamu yang menyukai steak dengan tingkat kematangan medium-rare, potongan seperti ribeye dan strip sangat cocok. Dengan suhu internal antara 130°F hingga 135°F, daging akan matang di luar tapi tetap juicy dan merah muda di dalam. Medium-rare dianggap sebagai tingkat kematangan ideal karena rasa alami daging masih sangat terasa.