Pengalaman Bullying Sejak Kecil: Luka yang Mengubah Hidupku - my blog

kumparan - #kumparanAdalahJawaban
 
Pengalaman Bullying Sejak Kecil: Luka yang Mengubah Hidupku
Jun 25th 2025, 11:20 by Mela Eka Putri

Ilustrasi bullying di Korea Selatan. Foto: CGN089/Shutterstock
Ilustrasi bullying di Korea Selatan. Foto: CGN089/Shutterstock

Bullying yang saya alami sejak SD menjadi awal dari luka batin yang sulit terlupakan. Masa sekolah dasar yang seharusnya menjadi tempat untuk tumbuh dengan masa yang paling menyenangkan dalam hidup, namun bagi saya justru tempat tersebut titik awal dari banyaknya luka yang belum bisa terlupakan sampai hari ini.

Mulai Terpinggirkan karena Bullying akibat Perbedaan Fisik

Pengalaman bullying ini membekas hingga saya duduk di bangku SMP. Di saat awalnya saya berbaur dengan teman-teman lainnya yang bahkan saya mempunyai teman dekat, namun karena fisik yang saya miliki, di mana saya mengalami pubertas lebih cepat dibanding dengan teman-teman lainnya. Saat teman-teman masih mempunyai kulit wajah yang mulus, namun saya sendiri sudah tumbuh beberapa jerawat, di mana adanya perbedaan tersebut menjadi sesuatu yang tidak biasa karena berbeda dari teman yang lain, maka akan menjadi sasaran untuk pem-bully-an.

Awalnya, hanya ada komentar kecil seperti "kok muka kamu ada jerawatnya" tapi lama-lama, kata tersebut menjadi olokan harian yang saya dapat. Saya pernah dijauhi secara tiba-tiba oleh teman saya, sehingga saya duduk sendiri di dalam kelas. Saya merasa sakit hati dengan perbuatan tersebut, karena teman-teman yang lain malah asik menonton dan menertawakan kejadian tersebut, bahkan ada yang menunjuk wajah saya seolah memiliki penyakit. Momen tersebut membuat saya ketakutan untuk berangkat ke sekolah, karena tidak tahan menjadi bahan ejekan.

Sebagai siswi Sekolah Dasar, saya tidak tahu bagaimana cara untuk membela diri saya sendiri di depan banyak orang dengan adanya kejadian tersebut, saya hanya bisa diam dan pura-pura tidak peduli. Walaupun hati saya merasa malu, rendah diri, dan keinginan untuk menjauh dari lingkungan sekolah tersebut.

Perlahan Bangkit dan Mengenal Diri Sendiri

Tapi seiring berjalannya waktu, saya perlahan belajar untuk mulai mencari tahu soal kondisi kulit wajah saya sendiri, bagaimana mengatasi adanya jerawat. Dan untuk lebih mengenal dan dapat menerima tubuh saya sendiri, dan di saat sudah memasuki dunia Sekolah Menengah Pertama (SMP), kulit wajah saya perlahan membaik dari kondisi sebelumnya.

Saya juga sadar bahwa kejadian saat di Sekolah Dasar tersebut bukan kesalahan saya, tetapi kurangnya peran lingkungan sosial yang tidak mengajarkan adanya empati sejak dini. Jerawat pada kulit wajah seseorang bukanlah sebuah aib, namun hal wajar bagi remaja yang mengalami pertumbuhan pada dirinya. Tapi pada saat dijadikan sebagai bahan tertawaan saat itu, ingat bahwa dunia tidak berhenti di situ saja. Karena adanya luka tersebut, saya bisa bangkit dan lebih peka terhadap perasaan orang lain, sehingga lebih berani untuk tidak menilai seseorang dari penampilan saja.

Terima kasih semoga pengalaman hidup saya dapat menjadi pelajaran bagaimana menyikapi seseorang dan menjaga diri sendiri.

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com. By using Blogtrottr, you agree to our policies, terms and conditions.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions.
Next Post Previous Post