Ilustrasi ibu hamil diberi suntik pematangan paru untuk janin. Foto: Elnur/Shutterstock
Setiap ibu hamil tentu ingin menjalani masa kehamilannya dengan lancar dan sehat. Namun, dalam perjalanannya, terkadang terjadi sesuatu di luar dugaan. Ya Moms, beberapa ibu hamil berbagi pengalaman mereka menjalani prosedur suntik pematangan baru untuk janin di tengah proses kehamilannya.
Suntik pematangan paru merupakan metode pemberian obat kepada ibu hamil dengan tujuan untuk membantu paru-paru janin berkembang lebih cepat. Sehingga, bisa menghindari risiko bayi lahir prematur dan mengalami gagal napas akibat paru-paru yang belum berkembang sempurna.
Dokter umumnya akan merekomendasikan suntikan ini di usia kehamilan antara 24-34 minggu. Dan bisa dilakukan di atas usia kehamilan 34 minggu jika dokter menilai kondisi ibu tetap memerlukan suntikan ini, atau yang belum pernah mendapatkan sebelumnya.
Dalam kondisi apa ibu hamil memerlukan prosedur ini?
Penjelasan Dokter Seputar Kondisi Ibu Hamil yang Perlu Suntik Pematangan Paru untuk Janin
Ilustrasi ibu hamil. Foto: Pushish Images/Shutterstock
Menurut dokter spesialis kebidanan dan kandungan, dr. Dinda Derdameisya, SpOG, biasanya dokter akan memberikan suntik pematangan paru janin pada ibu hamil yang memiliki risiko persalinan prematur.
"Misalnya, ibu mengalami kontraksi berulang, kemudian ada kelainan dari serviksnya atau inkompatibilitas serviks. Jadi, serviksnya itu mudah sekali terjadi pembukaan," tutur dr. Dinda kepada kumparanMOM.
Selain itu, ibu hamil dengan masalah kesehatan tertentu juga perlu dipantau apakah memerlukan suntik pematangan paru, seperti yang mengalami infeksi berulang yang dapat membahayakan kesehatan ibu maupun janin. Begitu juga riwayat penyakit yang dialami ibu, seperti penyakit jantung hingga darah tinggi, yang mengharuskan bayi dilahirkan lebih cepat.
Nantinya, ibu hamil akan mendapatkan obat yang disuntikkan lewat intravena atau pembuluh darah. Ketika mendapatkan suntikan ini, beberapa ibu hamil ada yang mengeluhkan rasa sakit yang luar biasa. Tetapi, ada juga yang penyuntikannya lewat intramuskular atau otot seperti di paha atau pantat.
Menurut dr. Dinda, rasa sakit yang dirasakan merupakan efek ringan, sehingga sebenarnya tidak akan terasa begitu menyakitkan.
"Sakit sih enggak, karena [diberikan] melalui intravena atau pembuluh darah, tapi ada sensasi yang tidak biasa yang dialami ibu ketika obat ini masuk," tutup dia.