Ilustrasi traveler wanita Muslim bebas berekspresi (portrait) Foto: Shutter Stock
Kementerian Pariwisata (Kemenpar) berkolaborasi dengan Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH), untuk meningkatkan layanan pariwisata ramah Muslim.
Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kemenpar, Hariyanto, mengatakan bahwa pihaknya kini tengah melakukan penataan untuk wisata ramah Muslim.
"Di saat-saat ini kita sedang melakukan penataan dengan aktif dan masif, (sedangkan) mitra kita itu mensosialisasikan," ujar Hariyanto, seperti dikutip dari Antara.
Ilustrasi traveler Muslim wisata ke pantai. Foto: Shutterstock
Hariyanto mengungkapkan bahwa langkah ini dilakukan setelah posisi Indonesia dalam peringkat Global Muslim Travel Index (GMTI) 2025 turun ke posisi kelima. Apalagi, negara-negara pesaing lebih cepat bergerak menangkap peluang dengan beragam inovasi.
"Pemerintah menjadikan penurunan peringkat itu sebagai pelajaran untuk lebih memperhatikan pasar pariwisata ramah Muslim," katanya.
Nantinya, bersama BPJPH, Kemenpar akan mencermati faktor-faktor yang sebelumnya kurang diperhatikan oleh pemerintah dalam mengembangkan pariwisata ramah Muslim.
"Jadi, kita masih optimis akan segera bergerak bersama-sama untuk mencapai kembali keadaan kita menjadi top di GMTI," tutur Hariyanto.
Sebelumnya, dalam Mastercard-CrescentRating Global Muslim Travel Index (GMTI), Indonesia yang pada tahun 2024 lalu berada di posisi pertama bersama Malaysia, kini harus berpuas diri turun ke peringkat ke-5 sebagai destinasi paling ramah Muslim 2025. Indonesia berada di bawah Malaysia (peringkat 1), serta Turki, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab (peringkat 2).