Wall Street Melemah hingga 1%, Usai Rilis Data Pekerjaan AS yang Masih Lesu - my blog

kumparan - #kumparanAdalahJawaban
 
Wall Street Melemah hingga 1%, Usai Rilis Data Pekerjaan AS yang Masih Lesu
Apr 3rd 2024, 06:04, by Sinar Utami, kumparanBISNIS

Pekerja membuat masker di pabrik Honeywell, ketika Presiden AS Donald Trump berkunjung, di Phoenix, Arizona, AS, Selasa (5/5). Foto: REUTERS/Tom Brenner
Pekerja membuat masker di pabrik Honeywell, ketika Presiden AS Donald Trump berkunjung, di Phoenix, Arizona, AS, Selasa (5/5). Foto: REUTERS/Tom Brenner

Tiga indeks saham utama Amerika Serikat (AS) atau Wall Street turun sekitar 1 persen pada penutupan perdagangan, Selasa (2/4). Hal ini beriringan dengan imbal hasil obligasi Treasury 10 tahun mencapai level tertinggi dalam empat bulan, usai permintaan tenaga kerja yang kuat meningkatkan prospek bahwa Federal Reserve (The Fed) dapat menunda pemotongan suku bunga.

Mengutip Reuters, Dow Jones Industrial Average (.DJI) turun 1 persen ke level 39.170,23, S&P 500 (.SPX) melemah 0,72 persen ke 4.205,81dan Nasdaq Composite (.IXIC) turun 0,95 persen ke 16.240,45.

Hal ini dipengaruhi oleh data lowongan pekerjaan yang sedikit berubah pada Februari 2024, meskipun rasio posisi terhadap pekerja yang tersedia turun lagi, menurut Departemen Tenaga Kerja melaporkan AS.

Survei Pembukaan Pekerjaan dan Perputaran Tenaga Kerja menunjukkan posisi yang tersedia sebesar 8,76 juta, kira-kira sejalan dengan perkiraan Dow Jones sebesar 8,8 juta. Jumlah tersebut hanya 8.000 di atas level Januari 2024.

Seorang pekerja melintas di pabrik Tesla di Fremont, California, AS, Selasa (12/5/2020). Foto: Reuters/Stephen Lam
Seorang pekerja melintas di pabrik Tesla di Fremont, California, AS, Selasa (12/5/2020). Foto: Reuters/Stephen Lam

Namun, rasio lowongan terhadap pekerja yang tersedia menurun drastis, turun menjadi 1,35 dari 1,43 pada bulan sebelumnya, yang mengindikasikan semakin longgarnya pasar tenaga kerja. Levelnya telah lebih dari 2 banding 1 selama puncaknya pada Maret 2022.

Tingkat perekrutan, PHK, dan pemberhentian pekerja sedikit lebih tinggi pada bulan tersebut, sementara jumlah pekerja yang berhenti tidak banyak berubah.

Tak hanya itu, kuartal kedua untuk saham dimulai dengan awal yang buruk karena data inflasi yang sulit berakhir pada minggu lalu dan beberapa data ekonomi yang kuat pada hari Senin membuat imbal hasil lebih tinggi dan mengurangi kemungkinan The Fed akan menurunkan suku bunga pada Juni 2024.

Pekerja melihat pergerakan saham dari layar monitor di Wall Street di New York City. Foto: Eisele / AFP
Pekerja melihat pergerakan saham dari layar monitor di Wall Street di New York City. Foto: Eisele / AFP

Saham-saham berada di bawah tekanan pada perdagangan kemarin, karena imbal hasil Treasury 10-tahun melonjak ke level tertinggi sejak November. Harga minyak juga melonjak ke level tertinggi yang terakhir terlihat lima bulan lalu.

Sementara, Presiden Fed regional Mary Daly dari San Francisco dan Loretta Mester dari Cleveland mengatakan, pada hari Selasa bahwa mereka mengantisipasi penurunan suku bunga tahun ini tetapi tidak berharap untuk memulai pelonggaran dalam waktu dekat.

Peluang penurunan suku bunga pada bulan Juni berdasarkan perdagangan berjangka Fed kini turun menjadi sekitar 63 persen, turun dari sekitar 70 persen pada minggu lalu, menurut CME FedWatch Tool. Pertanyaannya sekarang adalah apakah momentum untuk memulai tahun 2024 dapat berlanjut jika The Fed tetap mempertahankan suku bunganya.

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com. By using Blogtrottr, you agree to our policies, terms and conditions.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions.
Next Post Previous Post