Dirut Antam: Progres SGAR 85 Persen, Produksinya Nanti Sebagian Bakal Diekspor
26 Mar 2024
Direktur Utama PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) atau Antam, Nico Kanter menjelaskan progres konstruksi pembangunan Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) Phase 1 di Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat mencapai 85 persen.
"SGAR project ini saat ini sudah mencapai 85 persen. Katanya commissioning di bulan Juni dan untuk produksi awal. Masalah berapa persen saya belum tahu," kata Nico saat media briefing di Jakarta, Senin (25/3) malam.
SGAR di Mempawah tersebut dibangun untuk mendukung terciptanya integrasi industri aluminium dari hulu hingga hilir. SGAR ini juga dilengkapi oleh penghubungan rantai pasokan antara mineral bijih bauksit dari Antam dengan pabrik peleburan aluminium di PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum).
"Kalau tanya ke mana akan di-supply, itu akan ke Inalum di Kuala Tanjung nantinya. Rencana sebagian juga akan ada yang diekspor," kata Nico.
Sebagian besar produk alumina dari SGAR phase 1 akan dijadikan bahan baku utama untuk Smelter Aluminium Inalum yang berada di Kuala Tanjung, Sumatera Utara, dengan kapasitas 275 ribu ton per tahun.
Proyek SGAR Phase 1 ini ditargetkan berproduksi mulai kuartal ketiga 2024 dan beroperasi dengan kapasitas penuh pada tahun 2025. Nantinya, smelter ini memproduksi sekitar 1 juta ton alumina per tahun dengan bahan baku 3,3 juta ton bauksit per tahun.
"Kalau dilihat dari komposisi, saya baru dengar dari penjelasan, ada 6 juta bauksit kalau kita proses akan jadi 3 juta alumina dan diproses lebih lanjut jadi 1,5 juta alumunium. Nilai tambahnya kalau harga bauksit anggap saja 30, dia akan 10 kali lipat waktu dari hasil industri. Jadi alumunium yang akan ditargetkan di sana," pungkas Nico.
SGAR adalah Proyek Strategis Nasional (PSN) yang dioperasikan oleh join antara dua BUMN, yakni PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) dan PT Antam Tbk. Dijalankan oleh PT Borneo Alumina Indonesia (BAI), anak usaha Inalum.
Sebelumnya, Presiden Jokowi menegaskan bahwa SAGR Mempawah ini merupakan bukti nyata hilirisasi terus dilakukan di Indonesia. Setelah membangun Smelter Nikel, kini Indonesia membangun Smelter Bauksit di Mempawah.
"Inilah yang selalu saya sampaikan, yang namanya hilirisasi. Setelah Nikel sudah, sekarang masuk ke Bauksit. Karena yang banyak bauksit memang di Kalimantan Barat," ujar Jokowi, di Mempawah, Rabu (20/3).
Presiden menambahkan, alasan SAGR Mempawah harus dibangun adalah karena kebutuhan Indonesia besar. Dan separuh dari kebutuhan dalam negeri masih impor.
"Jadi kalau SAGR ini jadi, dari sini akan dibawa ke Kuala Tanjung, di sana ada industri alumunium. Dikerjakan di sana, selesai jadi alumunium, sehingga kita tidak impor lagi. Targetnya itu. Ini akan selesai bulan Juni 2024. Kemudian full capacity akan di awal tahun 2025," papar Presiden.