Moms, Waspadai Dampak Bahan Kimia Anti-lengket dan Anti-air untuk Ibu Hamil - my blog

kumparan - #kumparanAdalahJawaban
 
Moms, Waspadai Dampak Bahan Kimia Anti-lengket dan Anti-air untuk Ibu Hamil
Jul 3rd 2025, 15:30 by kumparanMOM

Ibu Hamil Mengecat Tembok Foto: Shutter Stock
Ibu Hamil Mengecat Tembok Foto: Shutter Stock

Faktor lingkungan memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia. Semakin banyak bahan-bahan kimia berbahaya yang menempel atau masuk ke dalam tubuh, maka dampaknya pun juga akan semakin besar. Hal ini jugalah yang harus diwaspadai oleh ibu hamil.

Dikutip dari laman Institut Teknologi Bandung, bahan kimia seperti PFAS (per- and polyfluoroalkyl substances) merupakan substansi kimia oleophobic (antilengket) dan hydrophobic (antiair). Senyawa ini sangat mudah larut dan tidak mudah menguap, sehingga memiliki mobilitas yang sangat mudah dan disebut forever chemical. Karena sifatnya, substansi kimia ini banyak dimanfaatkan dalam industri kesehatan, otomotif, hingga elektronik.

PFAS utamanya berpindah bersama air tanah yang dapat muncul ke permukaan melalui kolam atau danau serta masuk ke saluran air keran. Beberapa negara yang memanfaatkan air keran untuk diminum, menambah risiko masuknya senyawa ke dalam tubuh manusia.

PFAS bahkan banyak ditemukan di kehidupan sehari-hari. Jika memasuki manusia dan hewan, PFAS dapat menimbulkan beberapa gejala efek samping, di antaranya gangguan hormon tiroid dan kanker.

Ini Dampak PFAS pada Ibu Hamil!

WebMD melansir, para ibu juga bisa mengalami komplikasi kehamilan akibat PFAS alias forever chemical ini, mulai dari tekanan darah tinggi dan preeklamsia, yang merupakan kondisi serius penyebab lebih dari 10 persen kematian ibu di seluruh dunia.

Lalu pada janin dapat meningkatkan risiko berat badan lahir rendah, cacat lahir, penyakit hati, gangguan perkembangan, hingga kanker. Beberapa ibu pun dapat mengalami kesulitan menyusui, sehingga harus berhenti memberikan ASI lebih cepat.

Ilustrasi ibu hamil melakukan perawatan di salon. Foto: lunamarina/Shutterstock
Ilustrasi ibu hamil melakukan perawatan di salon. Foto: lunamarina/Shutterstock

"Janin mengalami banyak perubahan biologis penting yang dapat terganggu, dan itu dapat memengaruhi kesehatan bayi di masa mendatang," kata peneliti kesehatan reproduksi di University of California, Tracey Woodruff, PhD, MPH.

PFAS bisa masuk ke janin melalui plasenta, yang menyediakan oksigen dan nutrisi bagi janin yang sedang berkembang. Beberapa racun pun dapat menyelinap masuk, karena bentuk dan ukurannya mirip dengan makanan-makanan yang dibutuhkan jnin untuk bertumbuh.

Sebab, PFAS secara struktural menyerupai asam lemak, dan ini menjelaskan mengapa senyawa kimia ini tampaknya lebih mudah melewati plasenta daripada beberapa polutan persisten lainnya.

Penelitian juga menyatakan paparan PFAS dapat berdampak jangka panjang hingga masa kanak-kanak.

Sebuah studi Finlandia tahun 2024 menunjukkan, jika seorang ibu memiliki kadar PFAS jenis tertentu dalam darahnya (misalnya, ditemukan di beberapa karpet berbulu), anak-anaknya berisiko lebih tinggi terkena leukemia limfoblastik akut, kanker anak yang paling umum. Sebuah studi bulan Juni menemukan anak-anak yang terpapar kadar PFAS tinggi di dalam rahim memiliki risiko tekanan darah tinggi 17 persen lebih tinggi saat remaja.

Penelitian lain menghubungkan paparan PFAS prenatal dengan respons vaksinasi yang lebih lemah, yang menunjukkan sistem kekebalan tubuh anak-anak mungkin tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Sebuah studi tahun 2025 menemukan bayi yang terpapar PFAS selama kehamilan tumbuh menjadi anak-anak yang rentan terhadap infeksi.

Perkembangan otak juga dapat terpengaruh. Di Denmark, orang tua dari anak-anak yang terpapar PFAS sebelum lahir melaporkan lebih banyak masalah perilaku, mulai dari kegelisahan hingga amarah yang meledak-ledak. Di Swedia, para peneliti menemukan anak-anak yang sangat terpapar lebih mungkin mengalami gangguan perkembangan bahasa, seperti kosakata yang terbatas atau kesulitan memahami bahasa lisan.

"Perkembangan bahasa merupakan penanda perkembangan saraf secara umum. Itu bisa menjadi sinyal bahwa anak ini mungkin memerlukan lebih banyak dukungan untuk mengembangkan potensinya secara penuh," kata Christel Nielsen, PhD, seorang ahli epidemiologi di Lund University, Swedia, dan salah satu penulis studi tersebut.

Bisakah Kehidupan Kita Bebas dari Bahan Kimia Sepenuhnya?

Ilustrasi ibu hamil memasak.  Foto: Shutterstock
Ilustrasi ibu hamil memasak. Foto: Shutterstock

Seperti dijelaskan sebelumnya, senyawa ini ada di mana-mana: di dalam kosmetik, peralatan masak, kertas, popcorn yang dapat dipanaskan dalam microwave, hingga pakaian antihujan. Kita menelan senyawa ini melalui air keran yang terkontaminasi dan makanan seperti daging dan ikan, dan kita menyerapnya melalui kulit.

Lantas, bisakah PFAS yang masuk ke dalam tubuh dibuang? Jawabannya, bisa dibuang secara perlahan, yakni dibutuhkan waktu 3-5 tahun agar kadar PFOS, --salah satu jenis PFAS-- turun hingga setengahnya.

"Setiap orang memiliki sedikit PFAS di dalam tubuhnya," ucap Woodruff.

Menghindari PFAS sepenuhnya memang sulit, tetapi Anda dapat mengurangi paparannya. Misal, pilihlah peralatan masak yang terbuat dari kaca, baja tahan karat tanpa lapisan, atau besi. Makanlah buah, sayuran, dan produk hewani yang tidak mendapat paparan bahan kimia tinggi, serta hindari konsumsi popcorn yang dipanaskan lewat microwave.

PFAS dapat masuk melalui kulit, sehingga sebisa mungkin kurangi mengenakan pakaian antiair dan antipanas, hingga kurangi penggunaan riasan. Jika Anda hamil, jangan mengecat atau merenovasi kamar bayi Anda sendiri. Sebab, beberapa kertas dinding, cat, dan karpet mengandung PFAS.

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com. By using Blogtrottr, you agree to our policies, terms and conditions.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions.
Next Post Previous Post