Sejumlah siswa menyantap menu makanan saat pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di TK Kartika, Indramayu, Jawa Barat, Senin (6/1/2025). Foto: Dedhez Anggara/ANTARA FOTO
Program Makan Bergizi Gratis (MBG) bertujuan untuk mengentaskan kelaparan, stunting, juga perbaikan gizi bagi masyarakat Indonesia khususnya anak-anak dan ibu hamil, sesuai dengan Angka Kecukupan Gizi (AKG).
Kandungan gizi dalam menu MBG harus seimbang, meliputi karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, serat, dan air.
Sejak program ini diluncurkan bertahap pada 6 Februari 2025, MBG terus memberikan layanan dan makanan bergizi bagi anak-anak di berbagai daerah di Indonesia.
Hingga akhir Juni, sudah ada 1.860 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang tersebar di seluruh Indonesia. SPPG ini telah melayani 5.582.470 penerima MBG.
Seperti misalnya di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Program unggulan Presiden RI Prabowo Subianto itu disajikan dan dinikmati setiap hari oleh siswa dan ibu hamil melalui dapur-dapur yang telah ditunjuk.
Sejumlah pelajar menunjukkan makanan dan minuman program Makan Bergizi Gratis. Foto: Didik Suhartono/ANTARA FOTO
Wakil Kepala SD Negeri Panembong 1, Kecamatan Cianjur, Iman Saputra mengatakan menu MBG bagi ratusan siswa di sekolahnya disajikan dengan menu yang berbeda setiap harinya.
Iman mengungkapkan, menu MBG yang disajikan setiap hari itu sudah memenuhi kebutuhan gizi para siswa.
"Di kami setiap harinya menerima 240 paket MBG. Menunya setiap hari berbeda, seperti nasi, ayam goreng, tumis-tumisan, dan buah. Sepertinya, sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi anak," kata Iman, kepada wartawan, Jumat (4/7).
Iman berharap, program MBG dapat membantu siswa mendapatkan asupan makanan bergizi untuk mendukung kesehatan dan perkembangan mereka.
"Sekolah dan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) terus berkomunikasi agar menu menu yang disajikan dapat dinikmati dan siswa mendapatkan asupan gizi yang sesuai," ujarnya.
Sementara itu, Direktur RSUD Pagelaran, dr Irfan Fauzi mengatakan menu yang disajikan dalam MBG sudah mencakup kebutuhan gizi para siswa.
"Kandung gizi, seperti protein, karbohidrat, dan vitamin dalam satu menu sudah cukup. Wajib diperhatikan juga, dengan bahan bakunya," jelas Irfan.
Dapur MBG Halim, ruangan khusus untuk proses pengemasan menu MBG, ruang masak, gudang material beku, gudang material kering, ruang alat kebersihan, ruang penyiapan daging dan ikan, serta ruang penyiapan sayur dan buah, Senin (6/1/2025). Foto: Muhammad Fhandra Hardiyon/kumparan
Selain itu, lanjut Irfan, keberadaan petugas, seperti koki, ahli gizi, pemasok bahan baku di setiap dapur MBG wajib yang profesional sesuai bidang dan keahliannya.
Irfan menambahkan, sistem distribusi menu MBG mulai dari pengolahan, hingga sampai dinikmati oleh siswa harus diperhitungkan dengan baik. "Termasuk juga wadah atau tempat untuk menunya harus yang sesuai standar badan gizi," katanya.
Hal yang sama juga disampaikan dalam pelayanan MBG di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Menu MBG di DIY akan dibuat lebih bervariasi dengan memasukkan lauk ikan.
"Kemarin beberapa teman dari Dinas Kelautan kan inginnya satu periode pola menu itu salah satunya harus dari ikan," kata Kepala Disdikpora DIY Suhirman di kantornya, Kamis (3/7).
Selama ini tak pernah ada menu ikan di MBG di Daerah Istimewa Yogyakarta. Jika berjalan diharapkan ini bisa jadi variasi gizi pada anak-anak.
Murid menikmati paket makan program Makan Bergizi Gratis (MBG) di SD Sinduadi Timur, Kapanewon Mlati, Kabupaten Sleman, Senin (13/1/2025). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
Begitu pun dengan program MBG di Denpasar, Bali. Menu MBG di sini diolah secara bervariasi agar siswa tak bosan. Makanan dikemas dalam bentuk gorengan hingga tumis.
Kasi Kelembagaan Sarana dan Prasarana Disdikpora Kota Denpasar, Ngakan Made Samudra mengatakan, menu makanan yang disiapkan sesuai paket yang telah sesuai dengan standar Badan Gizi Nasional (BGN).
Salah satunya untuk siswa SMP memiliki kalori sebesar 634,5 kkal, protein 21,86 gram, lemak 12,37 gram dan karbohidrat sebesar 109,38 gram.
"Sampai saat ini anak-anak senang sih dengan makanan itu karena dibuat bervariasi diganti setiap hari ada yang digoreng dan tumisan," kata Ngakan saat dihubungi, Kamis (3/7).
Sejumlah siswa menyantap menu makanan bergizi gratis (MBG) yang dibagikan di SMP Negeri 1 Denpasar, Bali, Senin (17/3/2025). Foto: Fikri Yusuf/ANTARA FOTO
Ngakan secara khusus mengawasi program MBG untuk siswa SMP di Kota Denpasar. Pemerintah membangun dua dapur untuk memasok ke lima SMP di Kota Denpasar. Yaitu, SMPN 1, SMPN 03, SMPN 06, SMPN 08 dan SMPN 14 Kota Denpasar. Jumlah siswa sekitar 7 ribu orang.
Ngakan memastikan seluruh makanan yang didistribusikan kepada siswa bebas dari racun atau basi. BGN telah menetapkan standar operasional ketat agar siswa sehat.
"Untuk Bali sampai saat ini belum ada masalah dan aman karena dari segi menu BGN mengecek dan mengevaluasi. Kami kalau ada masalah kami pasti laporkan enggak enak atau basi," sambungnya.
Ngakan berharap pemerintah bisa memperbanyak pembangunan dapur agar bisa menjangkau seluruh siswa. Total ada sekitar 232 SD dan 100-an SMP tersebar di Kota Denpasar. BGN sampai saat ini baru memasok MBG ke 2 SD di Kota Denpasar.
"Kami berharap semua sekolah menerima MBG. Ini baru yang dekat dengan dapur saja yang menerima. Ada 2 dapur lagi baru dibangun sehingga rencana ada 4 nanti ke depan," katanya.
Adapun beberapa menu MBG yang disiapkan untuk siswa SMP di Denpasar sebagai berikut.
Senin: Nasi putih, dori asam manis, tahu kecap, capcay, dan buah melon.
Selasa: Nasi putih, ayam kremes, tempe bumbu hijau, urap sayur, buah jeruk dan susu.
Rabu: Nasi kuning, telur dadar sayur, tahu balado, tumis labu siam wortel, dan buah semangka
Kamis: Nasi putih, ayam katsu teriyaki, tempe manis, tumis taoge wortel, dan buah pepaya.
Jumat: Nasi putih, ayam lasfa saus, perkedel tahu, tumis sawi hijau wortel dan buah melon.
Program MBG di Jawa Tengah, misalnya Purwokerto juga disambut positif sekolah. Seperti yang disampaikan oleh SD Muhammadiyah Pasir Lor, UPK Purwokerto Barat. Program ini dianggap sangat membantu siswa-siswa yang bersekolah di tempat itu.
Salah satu guru pengampu SD Muhammadiyah Pasir Lor, Siti Khomsah (56) mengatakan, program MBG di sekolahnya sudah berjalan selama dua bulan atau sejak hari raya Idul Fitri. MBG ini menyasar 68 orang muridnya.
"Alhamdulillah lumayan membantu ya makan bergizi ini buat murid-murid di sini membantu sekali apalagi dari kebanyakan siswa memang dari keluarga yang menengah ke bawah," ujar Siti saat ditemui di sekolah, Jumat (4/7).
Beragam menu sudah disajikan kepada puluhan murid di sekolah yang terletak di gang kecil ini. Gizinya pun sudah cukup dianggap lengkap mulai dari karbohidrat, protein, sayur yang diselingi sepotong buah atau susu.
"Menunya memang kebanyakan itu telur, lalu bakso biasanya digoreng atau diorak-arik. Lalu ada sayur pasti, lalu buah dan susu biasanya buahnya pisang atau semangka," sebut dia.
Berbagai menu MBG yang disajikan di SD Muhammadiyah Pasir Lor, UPK Purwokerto Barat. dok Istimewa
Menu ayam menjadi menu yang cukup istimewa bagi murid-muridnya. Bahkan ada satu momen yang cukup mengharukan ketika seorang muridnya yang masih duduk di kelas 3 justru membungkus ayam goreng yang disajikan sebagai lauk hari itu untuk orang tuanya.
"Kalau ayam memang jarang, makanya kalau lauknya ayam siswa senang banget. Ada murid saya kelas 3 SD justru membungkus ayam itu katanya buat bapaknya di rumah. Entah itu karena sayang banget sama bapaknya atau memang jarang makan ayam," ungkap Siti.
Momen itu berhasil membuat hatinya terenyuh, ia berharap menu MBG yang disajikan untuk murid-muridnya semakin beragam. Sehingga mereka bisa tumbuh menjadi anak yang kuat dengan gizi yang bagus dan mencukupi.
"Harapannya semoga menunya lebih variatif, lauk ayamnya bisa lebih sering lagi karena murid-murid di sini kalau makan ayam rasanya senang sekali," kata Siti.