Calon siswa Sekolah Rakyat mengikuti kegiatan program simulasi Sekolah Rakyat di Sentra Handayani, Jakarta Timur pada Rabu (9/7/2025). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Di kawasan Bambu Apus, Jakarta Timur, tepatnya di Sentra Handayani milik Kementerian Sosial, terdapat geliat semangat belajar yang tumbuh.
Sebanyak 75 siswa baru yang masih mengenakan seragam sekolah dasar tampak memenuhi gedung. Ada yang mengantre cek kesehatan, berbincang dengan teman baru, dan mengenal ruangan yang akan menjadi tempat tinggal dan belajar mereka.
Mereka sedang mengikuti simulasi perdana Sekolah Rakyat, program pendidikan berasrama gratis yang digagas oleh Presiden Prabowo Subianto. Sekolah ini dirancang bukan hanya sebagai ruang kelas, tapi juga sebagai tempat tumbuh.
Sekolah, Asrama, dan Karakter
Simulasi Sekolah Rakyat berlangsung selama dua hari, 9–10 Juli 2025. Para siswa menginap di asrama, mengikuti cek kesehatan gratis, sesi talent mapping, uji coba pembelajaran akademik menggunakan Learning Management System (LMS), hingga pengenalan tata tertib.
"Sekolah Rakyat ini punya tiga rombel [rombongan belajar] karena siswanya ada 75," kata Kepala Sentra Handayani, Masriani Mansyur, saat ditemui di lokasi, Rabu (9/7).
"Kamar ada 20, putra 10, putri 10," tambahnya.
Seluruh fasilitas pendidikan dan asrama dibangun terintegrasi. Di antara dua bangunan asrama yang terpisah untuk siswa laki-laki dan perempuan, berdiri gedung kelas utama berisi tiga ruang kelas, laboratorium IPA dan bahasa, serta perpustakaan. Di lantai atasnya terdapat aula bersama yang bisa digunakan untuk kegiatan komunitas.
"Fasilitasnya ada laboratorium baca, ada lapangan basket, ada ruang makan bersama, ada laundry, ada musala bersama," jelas Masriani.
Laptop juga telah disiapkan sesuai jumlah siswa.
"Sesuai jumlah siswa yang ada, 75 siswa, jadi 75 laptop," ujar Masriani.
"Tapi laptop diletakkan di kelas. Nggak bisa dibawa ke kamar. Fokus untuk pada saat pembelajaran," sambungnya.
Di belakang gedung utama terdapat ruang makan dan dapur umum. Semua aktivitas, dari belajar hingga ibadah, dilakukan bersama dalam satu lingkungan yang terkontrol.
Calon siswa Sekolah Rakyat mengikuti kegiatan program simulasi Sekolah Rakyat di Sentra Handayani, Jakarta Timur pada Rabu (9/7/2025). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Pendidikan untuk Masa Depan
Program Sekolah Rakyat tahun ajaran 2025/2026 akan dimulai bulan ini, dengan total 100 titik rintisan di seluruh Indonesia.
Sebanyak 63 titik akan memulai matrikulasi pada 14 Juli, dan 37 sisanya akan menyusul di akhir bulan.
Selain pelajaran formal di siang hari, siswa juga akan mendapatkan penguatan pendidikan karakter pada malam hari. Nilai-nilai agama, kepemimpinan, hingga keterampilan hidup menjadi bagian penting dari kurikulum.
Langkah Awal Menuju Kemandirian
Bagi sebagian besar siswa, ini adalah pertama kalinya mereka tinggal jauh dari orang tua. Namun, niat dan semangat datang justru dari anak-anak itu sendiri.
Zahwa (13), lulusan SD Negeri Ciracas 01 Jakarta, menceritakan bagaimana ia akhirnya bisa masuk ke Sekolah Rakyat.
"Awalnya tuh waktu akhir bulan Mei atau awal bulan Juni, ada orang sini datang ke rumah aku, nanya-nanya tertarik atau enggak. Terus abis itu selanjutnya udah nggak ada kabar, mungkin lagi proses seleksi juga ya. Tanggal 1, tanggal 1 Juli, aku ditelepon lagi," jelas Zahwa.
"Nah, pas ditelepon itu awalnya Mama gugup, Mama bimbang soalnya kalau takut gitu ya jauh dari rumah. Terus karena aku penginnya di sini, aku mau banget di sini, aku ngeyakinin Mama, terus sama Ayah juga ngeyakinin Mama," lanjut Zahwa.
Setelah ibunya menyetujui, Zahwa langsung mendatangi lokasi sekolah dan datanya langsung diinput.
"Karena aku tuh emang biasa di rumah mandiri, jadi tuh aku suka sama hal-hal yang kayak hidup sendiri gitu, enggak sama orang tua. Terus di sini kan pergaulannya juga lebih tertata gitu," ungkap Zahwa.
Saat ditanya harapannya setelah lulus dari Sekolah Rakyat, Zahwa menjawab tanpa ragu.
Ruangan dan fasilitas Sekolah Rakyat di Sentra Handayani, Bambu Apus, Jakarta Timur, Rabu (9/7/2025). Foto: Nasywa Athifah/kumparanPara siswa Sekolah Rakyat melaksanakan cek kesehatan di Sentra Handayani, Bambu Apus, Jakarta Timur, Rabu (9/7/2025). Foto: Nasywa Athifah/kumparan
"Setelah lulus, aku pengin keluarga punya rasa bangga sama aku, terus juga mereka ngerasain perubahan-perubahan aku, mungkin aku lebih mandiri, lebih fokus, atau lebih bagus ngatur waktu gitu," tuturnya.
Sekolah Rakyat bukan hanya soal fasilitas baru atau metode belajar modern. Lebih dari itu, ini adalah upaya pemerintah memberi pijakan yang adil bagi anak-anak yang selama ini berada dalam garis ketidaksetaraan.
Dari ruang kelas hingga kamar tidur berderet, Sekolah Rakyat menyatukan pendidikan, pengasuhan, dan harapan di bawah satu atap.