Artis Ario Bayu bersama Prilly Latuconsina dan sejumlah juri lainnya saat konferensi pers Peluncuran Festival Film Indonesia 2024 di Kawasan Senayan, Jakarta, Senin, (22/4/2024). Foto: Agus Apriyanto
Ketua Komite Festival Film Indonesia (FFI), Ario Bayu, buka suara soal sebutan pengkhianat dari pihak Badan Perfilman Indonesia (BPI).
Sebutan pengkhianat dari BPI, berawal saat FFI mengumumkan penyelenggaraannya tahun ini dengan mengusung tema Puspawarna Film Indonesia.
Namun dalam poster yang diunggah di akun Instagram FFI itu, tidak mencantumkan logo BPI. Ario memberikan tanggapannya terkait hal tersebut.
"Kami akan memakai nanti logo-logo semua teman-teman yang mendukung kita ke depannya," tutur Ario di kawasan Senayan, Jakarta Pusat, belum lama ini.
Aktor Ario Bayu menyampaikan pidato pada Malam Anugerah Piala Citra Festival Film Indonesia (FFI) 2024 di ICE BSD, Kabupaten Tangerang, Banten, Rabu (20/11/2024). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Menurut Ario, selama ini FFI berjalan sesuai tugas dan fungsinya. Ario bilang, pihaknya berusaha menjalankan amanat yang telah diberikan oleh Kementerian Kebudayaan.
"Kalau kami tetap berjalan sesuai tugas dan fungsi kami, di mana amanat kami itu juga diberikan oleh Kementerian Kebudayaan dan yang untuk dari FFI itu sendiri, mendukung kami," ucap Ario.
"Juga banyak sekali dari APROFI, dari semua stakeholder film, dari insan perfilman, bahkan dari BPI itu sendiri," tambahnya.
Mengenai sikap BPI yang menarik diri dari FFI, Ario enggan memberikan tanggapan. Namun, pihaknya merasa tidak ada permasalahan antar BPI dengan FFI.
"Kalau dari kami, kami merasa tidak ada apa-apa. Karena kami, jujur aja, kembali lagi, kami memeluk semua teman-teman yang mendukung perfilman Indonesia," tuturnya.
Sebelumnya, Ketua BPI, Gunawan Paggaru, menjelaskan duduk perkara hingga BPI mengambil langkah tersebut. Gunawan mengatakan pihaknya menemukan laporan bahwa ada SK baru dari Dirjen dan sama sekali tidak menyinggung BPI.
Mengenai hal ini, Ario mengaku tidak tahu menahu. Dia bahkan tidak pernah membicarakan hal tersebut dengan Gunawan.
FFI meluncurkan logo baru. Foto: Instagram/ @festivalfilmid
"Saya tidak tahu. Saya tidak tahu maksudnya itu perbincangan apa dan saya juga tidak bicara langsung," tuturnya.
Masalah ini bermula sejak Januari 2025 lalu. Ketika itu, pihak BPI ingin meminta pertanggungjawaban terkait penyelenggaraan FFI 2024.
Gunawan mengirimkan surat kepada Ario Bayu sebagai Ketua Komite FFI untuk bertemu secara resmi. Namun, undangan itu tak diindahkan.
BPI pun melayangkan surat undangan kedua kalinya pada Maret 2025. Saat itu, Komite FFI datang dan menghadiri undangan.
Namun, kedatangan Komite FFI saat itu ternyata bukan untuk menjelaskan tanggung jawab penyelenggaraan dan hal substansi tentang FFI.
Sebelumnya, Gunawan sempat menekankan bahwa BPI adalah amanat Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2009 tentang perfilman.
Menurut Gunawan, sikap FFI sudah melawan Undang-Undang. Padahal, Ketua Komite FFI ditunjuk langsung oleh BPI. Selama beberapa tahun belakangan, lanjut Gunawan, penyelenggaraan FFI juga dilangsungkan berkat integrasi dari BPI.