Survei Microsoft: 95% Bisnis di RI Bakal Pakai Agen AI Jadi Karyawan Digital - my blog

kumparan - #kumparanAdalahJawaban
 
Survei Microsoft: 95% Bisnis di RI Bakal Pakai Agen AI Jadi Karyawan Digital
Jun 23rd 2025, 14:25 by kumparanTECH

Ilustrasi era teknologi AI berkolaborasi dengan manusia.  Foto: Dok. Microsoft
Ilustrasi era teknologi AI berkolaborasi dengan manusia. Foto: Dok. Microsoft

Microsoft merilis laporan baru Work Trend Index 2025 yang menyoroti kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) mengubah lanskap bisnis dan cara orang bekerja di dunia, termasuk Indonesia. Laporan tersebut mengungkap sebagian besar bisnis di Indonesia akan memanfaatkan agen AI untuk menjadi teman kerja karyawan dalam satu tim.

Laporan berjudul '2025: The Year the Frontier Firm is Born,' didasarkan pada survei terhadap 31.000 orang di 31 negara tren ketenagakerjaan dan perekrutan di LinkedIn serta analisis triliunan sinyal produktivitas Microsoft 365.

Frontier Firm sendiri adalah ciri khas perusahaan masa depan di mana mereka membuka jalan terbentuknya struktur baru yang beroperasi dengan alur kerja cerdas, mengandalkan kolaborasi antara manusia dan kecerdasan buatan dengan tim kerja yang dinahkodai oleh agen AI, serta peran baru manusia yang dikenal dengan istilah agent boss.

Hasil laporan ini mengungkap bagaimana perusahaan tengah berevolusi dari struktur hierarki yang tradisional menjadi ekosistem yang lebih leluasa dan disokong oleh AI. Keberadaan tim hybrid, yang terlahir dari kolaborasi manusia dan agen AI, memungkinkan perusahaan bergerak lebih cepat, mengambil keputusan yang lebih baik, dan menciptakan nilai tambah di setiap jenjang pekerjaan.

Sementara proses menjadi sebuah Frontier Firm sendiri berlangsung dalam tiga fase utama. Pertama, AI berperan sebagai asisten yang membantu mengerjakan pekerjaan repetitif dan meningkatkan efisiensi kerja. Kedua, agen AI tersebut mulai mengambil peran yang lebih spesifik sebagai rekan kerja digital untuk mendukung aktivitas seperti riset atau perencanaan proyek. Di fase akhir, agen AI mulai mengelola alur kerja secara mandiri, sementara manusia berfokus pada strategi dan turun tangan hanya jika diperlukan.

"Frontier Firm bukan hanya perihal model bisnis baru, melainkan peluang besar bagi Indonesia untuk melangkah lebih jauh lagi. Era ketika AI mengubah setiap aspek pekerjaan adalah momen yang justru memberikan kita kesempatan untuk melampaui batasan yang ada dan mendorong adanya terobosan untuk meningkatkan produktivitas dan inovasi," papar Dharma Simorangkir, President Director of Microsoft Indonesia.

Dengan mindset dan investasi yang tepat, perusahaan di Indonesia dapat memanfaatkan kolaborasi antara manusia dan AI untuk menciptakan alur kerja yang benar-benar berbeda, yang lebih cepat, lebih cerdas, dan lebih berdampak. Inilah cara kita membangun bisnis yang berdaya saing global, sekaligus mencerminkan kecerdasan serta ambisi luhur kita."- Dharma Simorangkir, President Director of Microsoft Indonesia -

Dengan mengadopsi model Frontier Firm, perusahaan di Indonesia punya peluang unik untuk meningkatkan produktivitas, mempercepat inovasi di berbagai sektor, seperti layanan keuangan, layanan publik, serta usaha kecil dan menengah (UMKM), yang akhirnya turut mendorong pertumbuhan inklusif dalam mewujudkan visi Indonesia Emas 2045. Ditambah, 97% pemimpin bisnis di Indonesia yakin tahun 2025 adalah momen untuk meninjau ulang strategi dan operasional bisnis inti, angka ini melampaui hasil tren global.

 Ilustrasi talenta digital di bidang artificial intelligence (AI). Foto: Shutterstock
Ilustrasi talenta digital di bidang artificial intelligence (AI). Foto: Shutterstock

Survei ini juga menyoroti tiga hal penting yang perlu diperhatikan oleh para pemimpin bisnis di Indonesia, karena AI mulai mengubah cara bekerja dan mempengaruhi pasar tenaga kerja di tahun mendatang. Berikut tiga hal penting tersebut:

Berinvestasi pada Penggunaan Intelligence on Tap untuk Mengatasi Kesenjangan Kapasitas

  • Sekitar 63% pemimpin bisnis di Indonesia setuju bahwa produktivitas harus ditingkatkan, namun 88% tenaga kerja, baik karyawan maupun para pemimpin bisnis, mengaku kekurangan waktu atau energi untuk menyelesaikan pekerjaan mereka.

  • Untuk mengatasi hal ini, 95% pemimpin bisnis di Indonesia menyatakan mereka yakin akan penggunaan agen AI sebagai anggota tim digital pendukung, guna memperluas kapasitas kerja dalam satu hingga dua tahun ke depan. Lebih dari separuhnya, atau sekitar 52%, menjadikan penambahan kapasitas tim dengan tenaga kerja digital sebagai prioritas utama, lalu diikuti peningkatan kapasitas melalui kegiatan upskilling.

  • Karyawan di perusahaan yang mengadopsi model Frontier Firm di Indonesia dua kali lipat lebih optimis bahwa perusahaan tempat mereka bekerja sedang berkembang—sentimen yang lebih besar dibandingkan rata-rata angka global dan di Asia-Pasifik. Bahkan, hampir tiga kali lipat dari mereka yang percaya diri dalam menghadapi beban kerja yang besar dan merasa memiliki kesempatan untuk fokus ke pekerjaan yang penting menghadapi beban kerja yang besar dan merasa memiliki kesempatan untuk fokus ke pekerjaan yang penting.

Kolaborasi Tim Manusia dan Agen AI Membentuk Ulang Struktur Organisasi

  • Di Indonesia, 59% pemimpin menyatakan bahwa perusahaan mereka sudah menggunakan agen AI untuk mengotomatisasi pekerjaan—angka ini sedikit lebih tinggi dibandingkan rata-rata di Asia-Pasifik yang sebesar 53%.

  • Semakin banyak karyawan di Indonesia memanfaatkan AI berkat ketersediaan dan fungsinya yang praktis. Hampir setengahnya (48%) menyatakan lebih memilih mengandalkan AI dibandingkan rekan kerja karena AI siap sedia selama 24 jam penuh. Tidak hanya itu, sebanyak 28% karyawan mengatakan bahwa kecepatan adalah alasannya, sementara 38% lainnya mengarah pada kemampuan berpikir kreatif AI. Menariknya, 66% pekerja menganggap AI sebagai teman diskusi, sementara 33% lainnya menganggapnya lebih dari sekadar tools yang suka diperintah.

Kini, Setiap Karyawan Bisa Mengarahkan dan Mengelola Agen AI Sendiri

  • Dalam lima tahun ke depan, para pemimpin bisnis di Indonesia memperkirakan tim mereka akan mulai menjalankan tugas baru. Sebanyak 48% berharap AI akan dimanfaatkan untuk merancang ulang proses kerja, 63% berencana membangun multi-agent systems, sementara 69% akan fokus pada pelatihan, dan 58% lainnya akan mengelola agen AI secara langsung.

  • Mengingat AI mulai mengubah cara kerja tim, 65% manajer di Indonesia memperkirakan bahwa pelatihan dan upskilling AI akan menjadi bagian penting untuk tim mereka ke depannya.

  • Namun, masih ada kesenjangan yang tertinggal. Meskipun 87% pemimpin sudah memahami konsep agen AI, hanya 56% karyawan yang memiliki tingkat pemahaman yang sama. Menjembatani kesenjangan ini sangat penting untuk memastikan adopsi AI yang inklusif dan berjangka panjang untuk ketenagakerjaan.

2025 merupakan tahun lahirnya Frontier Firm, ketika perusahaan bersiap menjalani transformasi digital di mana agen AI menjadi bagian penting dalam tim kerja. Maka perusahaan perlu mulai mengadopsi AI dengan merekrut tenaga kerja digital, menentukan mana pekerjaan yang diotomatisasi dan memperlakukan AI sebagai bagian dari tim.

"Meskipun AI menjanjikan perubahan pada cara kita bekerja, dampak nyatanya baru akan terasa ketika setiap karyawan diberdayakan untuk memimpin bersama teknologi ini. Di Indonesia, kesenjangan pemahaman terhadap AI antara pemimpin (87%) dan karyawan (56%) bukan sekadar angka, ini adalah panggilan bagi kita untuk bertindak," kata Dharma.

"Inilah saatnya kita berinvestasi untuk manusia, mengembangkan keterampilan baru, dan membangun budaya kerja di mana setiap orang siap menjadi agent boss. Dengan mengatasi kesenjangan ini, kita tidak hanya sekadar mengadopsi teknologi, tetapi juga membuka seluruh potensi yang dimiliki tenaga kerja kita, serta membangun masa depan kerja yang lebih inklusif dan inovatif."

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com. By using Blogtrottr, you agree to our policies, terms and conditions.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions.
Next Post Previous Post