Ilustrasi perempuan makan daging. Foto: Shutterstock
Makan sambil duduk sudah menjadi kebiasaan umum banyak orang. Selain terasa lebih nyaman, duduk saat makan juga mengikuti sunnah Nabi Muhammad SAW, yang menganjurkan untuk makan dan minum dalam posisi duduk.
Namun dalam kondisi tertentu, kita kadang terpaksa makan sambil berdiri. Misalnya saja saat menghadiri pesta yang tidak menyediakan cukup tempat duduk atau ketika sedang terburu-buru. Pastinya kamu pernah mengalami situasi seperti itu, bukan?
Meski terlihat sepele, ternyata posisi tubuh saat makan, duduk atau berdiri, bisa memengaruhi persepsi kita terhadap rasa makanan, lho. Makan sambil duduk ternyata bukan hanya soal kenyamanan atau mengikuti anjuran agama, tapi juga bisa membuat makanan terasa lebih enak secara ilmiah.
Hal ini dibuktikan melalui sebuah penelitian yang dipimpin oleh Dipayan Biswas, pakar pemasaran sensorik dari Muma College of Business, University of South Florida. Biswas selama ini dikenal sebagai peneliti yang mengkaji bagaimana faktor lingkungan seperti aroma, warna, hingga pencahayaan memengaruhi pilihan dan penilaian terhadap makanan. Ia pun meneliti pengaruh postur tubuh terhadap persepsi rasa.
Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa makanan yang biasanya dianggap enak, misalnya steak ternyata terasa kurang lezat saat dimakan sambil berdiri. Sebaliknya, makanan yang dikenal kurang enak seperti okra rebus justru terasa sedikit lebih enak saat dimakan sambil berdiri.
Selain itu, mereka yang makan sambil berdiri juga cenderung mengonsumsi makanan dalam jumlah lebih sedikit dibandingkan dengan yang duduk.
"Hasil dari enam eksperimen menunjukkan bahwa sensasi vestibular yang terkait dengan postur tubuh (duduk vs berdiri) memengaruhi persepsi rasa," tulis Biswas dalam abstraknya yang dimuat di Journal of Consumer Research dikutip dari laman University of South Florida, Kamis (26/6).
Berdiri Sebentar Saja Bisa Melemahkan Indra Perasa
Ilustrasi makan banyak. Foto: Shutterstock
Dikutip Science Daily, Biswas menemukan bahwa berdiri hanya beberapa menit saja dapat memicu stres fisik, yang membuat sensitivitas lidah terhadap rasa menjadi tumpul. Gravitasi menyebabkan darah mengalir ke bagian bawah tubuh, memaksa jantung bekerja lebih keras untuk memompa darah kembali ke bagian atas, sehingga detak jantung meningkat.
Proses ini mengaktifkan poros HPA (hipotalamus–hipofisis–adrenal) dan menyebabkan peningkatan kadar hormon stres kortisol. Rangkaian reaksi ini mengurangi kepekaan sensorik yang berpengaruh pada penilaian rasa makanan dan minuman, persepsi suhu makanan, dan jumlah makanan yang dikonsumsi. Saat tubuh mengalami ketidaknyamanan, makanan yang biasanya terasa enak pun tidak lagi terasa menyenangkan di lidah.
Biswas menguji hipotesis ini dengan meminta 350 partisipan menilai rasa camilan pita chip. Mereka yang makan sambil berdiri memberikan penilaian rasa lebih rendah dibandingkan mereka yang duduk di kursi empuk.
Selain memengaruhi persepsi rasa, makan sambil duduk ternyata juga memiliki manfaat lain bagi tubuh. Menurut Dr. Mustafa Al-Shammari, ahli gastroenterologi yang melayani pasien di Henry Ford Hospital, makan sambil duduk dapat membantu tubuh merasa kenyang lebih lama.
"Saat duduk untuk makan, kamu akan makan dengan lebih santai. Hal ini membantu mengontrol porsi dan mencegah konsumsi kalori berlebih. Selain itu, kamu juga cenderung mengunyah makanan dengan lebih menyeluruh, yang tentunya mendukung proses pencernaan," kata Dr. Al-Shammari dikutip dari laman resmi Henry Ford Health.