Pesawat Singapore Airlines. Foto: Markus Mainka/Shutterstock
Singapore Airlines (SIA) telah membatalkan semua penerbangannya menuju Dubai hingga Rabu (25/6). Langkah ini diambil karena konflik antara Israel dan Iran yang terus berlanjut.
Dilansir Channel News Asia, Singapore Airlines melalui situs resminya mengumumkan bahwa pembatalan ini dilakukan setelah menilai kondisi keamanan, terkait situasi geopolitik di Timur Tengah.
"Singapore Airlines akan menghubungi semua calon penumpang yang terkena dampak, untuk memberi tahu mereka tentang pembatalan penerbangan tersebut," kata pihak maskapai.
Pesawat Singapore Airlines. Foto: Andrei Armiagov/Shutterstock
Nantinya, calon penumpang yang terkena dampak pembatalan penerbangan akan diberikan penerbangan alternatif, atau dapat mengajukan pengembalian uang penuh atas tiket yang tidak terpakai.
Sedangkan mereka yang memesan penerbangan secara langsung dapat menggunakan Formulir Permintaan Bantuan maskapai, untuk mengajukan pengembalian uang.
"Untuk pemesan yang dilakukan melalui agen perjalanan atau maskapai mitra, pelanggan disarankan untuk menghubungi agen perjalanan atau pihak maskapai untuk mendapatkan bantuan," ujar pihak Singapore Airlines.
"Karena situasi yang masih belum pasti, penerbangan SIA lainnya antara Singapura dan Dubai mungkin akan terpengaruh," tambahnya.
Tim penyelamat dan keamanan bekerja di lokasi bangunan yang hancur setelah serangan rudal dari Iran di Tel Aviv, Israel, Minggu (22/6/2025). Foto: Tomer Appelbaum/REUTERS
Sementara itu, maskapai penerbangan komersial di seluruh dunia sedang mempertimbangkan berapa lama mereka akan menangguhkan penerbangan Timur Tengah. Sebab, konflik yang telah memutus penerbangan utama memasuki fase baru, setelah Amerika Serikat menyerang situs nuklir utama Iran.
Wilayah udara yang biasanya sibuk yang membentang dari Iran dan Irak hingga Mediterania sebagian besar kosong, karena maskapai mengalihkan, membatalkan, dan menunda penerbangan di wilayah tersebut. Situasi ini telah terjadi selama 10 hari, sejak Israel mulai menyerang Iran pada 13 Juni lalu.