Musim libur lebaran menjadi momen spesial untuk menikmati waktu bersama keluarga. Bercanda, berbincang-berbincang, hingga makan malam menjadi terasa sangat syahdu ketika bersama keluarga.
Beberapa orang memilih untuk makan malam bersama keluarga di rumah, namun ada juga yang memilih datang ke tempat kuliner.
Pantjoran PIK menjadi salah satu yang diminati oleh masyarakat Jakarta dan sekitarnya. Suasana yang ramai, hiasan lampu yang gemerlap, hingga makanan yang tak kalah lezat.
Eko misalnya, seorang pengusaha berusia 39 tahun asal Bekasi membawa serta sang istri dan ketiga anaknya yang masih kecil.
Ia menikmati suasana Pantjoran PIK dengan berfoto bersama keluarganya. Satu dua jepretan, menghasilkan senyuman yang semringah tanda bahagia. Meski gelap malam menyambut, hasil foto dari ponselnya pun cerah, secerah senyuman keluarganya.
Jauh-jauh dari Bekasi ia rencanakan untuk menikmati libur lebaran di sini. Sengaja ia datang pukul 17.30 WIB agar dapat menikmati makanan dan berfoto dengan suasana pecinan di Pantjoran PIK.
"Konsepnya Chinatown dari ujung sampai ujung, cuma untuk konsentrasi mereka di wisata lebih ke kuliner," ujar Eko saat ditemui kumparan, Jumat (12/4) malam.
Eko juga mengapresiasi kecanggihan teknologi yang digunakan untuk membayar makanan di Pantjoran Chinatown PIK ini. Uang tunai yang ia bawa ternyata tidak berlaku di sini, semua sudah menggunakan scan QR.
Dengan harga makanan berkisar Rp 30 ribu hingga Rp 60 ribu, rasa makanan yang tersedia di Pantjoran PIK ini cukup memuaskan. Bahkan, beberapa restoran juga sudah ditandai mana makanan yang halal dan mana makanan yang tidak.
Cerita lain juga tergambar oleh keluarga kecil Fitri dari Bekasi. Seorang ibu rumah tangga yang memiliki 3 orang anak yang masih balita dan bayi ini sengaja menikmati libur lebaran di sini.
Bosan katanya jika musim liburan malah jajan di mall saja. Maka Fitri memilih untuk berkumpul dengan keluarga besarnya bermain dan makan malam di Pantjoran PIK ini.
"Tadi janjian sama keluarga yang lain dari Jakarta, mau titik kumpulnya di sini. Ini lagi nunggu keluarga yang lain, masih pada di jalan," ucap Fitri sambil menggendong anaknya yang masih bayi.
Selaras dengan Eko, keluarga Fitri juga berniat untuk menikmati libur lebaran di sini. Dengan membawa kamera digital, sang ayah memotret kelincahan kedua anaknya yang masih balita. Hangat menyelimuti suasana keluarga kecil mereka.
Eko dan Fitri juga sama-sama dari Bekasi. Fitri mengaku tak perlu makan waktu lama untuk sampai ke Pantjoran PIK dari Bekasi.
Kurang dari 1 jam atau sekitar 40 hingga 50 menit, mereka tiba di Pantjoran PIK ini. Padahal, biasanya di kawasan ini sangat padat dengan kendaraan roda empat. Apalagi suasana saat ini adalah suasana libur lebaran.
Mereka pun memulai petualangan dengan berfoto bersama sebelum akhirnya mereka akan bertemu dengan keluarganya yang lain.
Suasana Pantjoran PIK yang semi outdoor ini, membuat mereka dapat menghirup udara segar ketimbang sekadar jajan di mall saja. Katanya, suasananya berbeda meski jajannya sama seperti di mall.
"Ya enak sih di sini kalau buat kumpul, buat ketemuan. Meeting point di sini enak, jadi ya harusnya gak ada alasan buat tidak ke sini lagi sih. Ya selanjutnya mungkin pengin lah ke sini lagi," tutur Fitri.
Selain menikmati libur lebaran, mereka merasa nyaman apabila berkumpul di sini. Ia biasanya memilih daerah Kelapa Gading untuk bertemu dengan keluarga maupun rekan kerja suaminya. Namun jika bosan dengan itu, tempat ini cocok untuk jadi pilihan alternatif.
Kini, Fitri tinggal menunggu keluarga besarnya datang, mengisi waktu luang libur lebaran dengan suka cita di malam hari.