Rayen Pono jalani pemeriksaan atas laporannya terhadap Ahmad Dhani, Polda Metro Jaya, Kamis (15/5). Foto: Giovanni/kumparan
Musisi Rayen Pono berencana untuk menggelar showcase musik. Acara itu digelar untuk menyuarakan dukungan bagi Raja Ampat yang wilayahnya kini terancam rusak akibat aktivitas tambang nikel.
Meski sederhana, kegiatan ini bisa dinilai sebagai bentuk kepedulian para musisi terkait kelestarian lingkungan terutama di Raja Ampat.
"Saya lagi membangun komunikasi, berinisiasi sama teman-teman untuk bikin sebuah output kreatif, untuk Save Raja Ampat. Ini bisa dalam bentuk showcase kah, mini showcase kah, cuma kita lagi satukan kepentingan-kepentingan," ujar Rayen Pono kepada wartawan di kawasan Bangka, Jakarta Selatan, Selasa (10/6).
"Ini yang lagi diusahakan supaya masyarakat tahu bahwa apa pun alasan di balik pengeksploitasian Raja Ampat itu jangan terjadi," sambungnya.
Miris Lihat Tambang Nikel Rusak Alam Raja Ampat
Rayen sendiri mengaku telah menyuarakan keresahannya terhadap isu itu melalui media sosial. Sebagai warga Indonesia Timur, Rayen miris melihat fenomena tersebut.
"Saya kan sudah bersuara juga soal Raja Ampat. Jadi, sebenarnya enggak tahu siapa yang mau disalahkan tapi intinya gini, Raja Ampat itu keindahan alam yang diberikan Tuhan kepada kita, ya, buat Indonesia jadi harus dijaga," ucap Rayen Pono.
Rayen bahkan menganggap aktivitas penambangan yang terjadi di Raja Ampat itu sudah tak masuk di akal
"Enggak masuk di akal saya lagi kalau sampai tempat seperti itu juga masih dieksploitasi untuk kepentingan bisnis," ungkap Rayen Pono.
Rayen pun turut menyoroti titik tambang yang disebut sudah ideal dan tak mencemari lingkungan. Padahal menurutnya, jarak itu masih berpotensi merusak lingkungan sekitar, termasuk merenggut hak hidup dari masyarakat sekitar.
"30 km juga kalau dia ada di air, semua akan tercemar, semua akan hancur, dan kalau Raja Ampat hancur, wah tragis," kata Rayen Pono.
Diketahui, Presiden Prabowo Subianto resmi mencabut 4 Izin Usaha Pertambangan (IUP) nikel di Kabupaten Raja Ampat, Provinsi Papua Barat Daya hari ini, Selasa (10/6).
Rayen Pono. Foto: Dok. Semesta Records
Perusahaan yang dicabut izinnya oleh Presiden Prabowo yaitu PT Anugerah Surya Pratama (ASP), PT Mulia Raymond Perkasa (MRP), PT Kawei Sejahtera Mining (KSM), dan PT Nurham. Keempatnya merupakan IUP yang berada di kawasan geopark.
Dengan demikian, hanya satu perusahaan pertambangan nikel di Raja Ampat yang tidak dicabut izinnya, yaitu PT Gag Nikel (GN). Anak perusahaan PT Aneka Tambang (Antam) tersebut beroperasi di Pulau Gag berstatus Kontrak Karya (KK) tersebut dinilai tidak masuk dalam kawasan geopark.
PT Gag Nikel satu-satunya perusahaan yang telah mengantongi Rencana Kerja dan Anggaran Belanja (RKAB) produksi nikel, sementara 4 perusahaan yang dicabut izinnya tersebut belum memiliki RKAB.