Wakil Ekonomi Kreatif Irene Umar. Foto: Kementerian Ekonomi Kreatif
Kehadiran perempuan dalam sektor ekonomi kreatif tidak hanya mencerminkan partisipasi, tapi juga menghadirkan perspektif baru yang mampu melahirkan inovasi dan nilai tambah dalam sebuah produk atau layanan.
Wakil Menteri Ekonomi Kreatif Irene Umar menyampaikan bahwa perempuan saat ini sudah semakin berani mengekspresikan diri dan melawan stigma sosial yang selama ini membatasi mereka. Menurutnya, Indonesia bukan lagi sekadar memiliki potensi, tetapi telah berada di garis depan dalam pengembangan ekonomi kreatif.
"Buat saya, Indonesia ini bukan potensi lagi. Terutama kalau kita mengatakan ekonomi kreatif, ini sudah di depan, hanya perlu dikumpulkan saja semuanya supaya kelihatan lebih besar sekali," ucapnya pada acara perayaan ulang tahun Kao Indonesia yang ke-40 tahun di Hotel Mulia Senayan pada Selasa (10/6).
Dalam sesi diskusi talk show bertema "Kirei Lifestyle Innovation, Empowering Women, Elevating Lives", yang diadakan oleh Kao Indonesia, Irene menjelaskan sejumlah langkah yang dilakukan Kementerian Ekonomi Kreatif (Kemenekraf) untuk membantu perempuan berdaya dalam industri ekonomi kreatif.
Langkah Kemenekraf dalam Membantu Mendorong Womenpreneur di Indonesia, Salah Satunya Mak Mak Matic (Melek Teknologi)
Talk show bertema "Kirei Lifestyle Innovation, Empowering Women, Elevating Lives" dalam perayaan 40 tahun Kao Indonesia. Foto: Dok. Kao Indonesia
Irene mengungkapkan terdapat sejumlah langkah yang dilakukan oleh Kemenekraf untuk mendorong womenpreneur di Indonesia. Beberapa di antaranya menjalin kolaborasi dengan figur inspiratif dan menyediakan beragam pelatihan kewirausahaan.
Soal pelatihan, Irene menyebutkan bahwa para perempuan dipertemukan langsung dengan para praktisi agar peserta dapat memahami realita dan tantangan menjadi pengusaha.
"Programnya sudah disiapkan, tugasnya kita bekerja sama dengan media dan pihak terkait agar semua womenpreneur tahu. Namun, kita kita tidak memaksakan orang untuk mendaftar, kita ingin orang yang serius untuk belajar karena kuota terbatas," ucap Irene.
Selain itu, wakil menteri yang sebelumnya bergelut dalam bidang game online ini menekankan pentingnya perencanaan keuangan. Dalam membangun usaha, aspek keuangan menjadi pondasi utama. Ia menyebut bahwa banyak perempuan yang perlu memahami financial planning, tidak hanya untuk pribadi, tetapi juga dalam mengembangkan bisnis, termasuk usaha kecil seperti warung.
Oleh karena itu, pelatihan literasi keuangan juga akan diberikan, termasuk untuk usaha mikro seperti warung atau bisnis rumahan. "Financial planning itu sangat penting untuk pribadi yang kemudian dikembangkan untuk usaha yang akan dijalani," ujarnya.
Salah satu langkah konkret yang dilakukan oleh Kemenekraf dalam meningkatkan kualitas hidup sekaligus memberdayakan perempuan Indonesia adalah melalui program "Mak Mak Matic (Melek Teknologi)". Perempuan berusia 40 tahun itu menjelaskan bahwa program ini dibentuk untuk menunjukkan bahwa semua orang, tanpa terkecuali, berhak mendapatkan akses dan manfaat dari teknologi.
"Lewat Mak Mak Matic ini, kita mencoba memanfaatkan ponsel menjadi salah satu kekuatan super untuk mendapatkan penghasilan bagi keluarga," ujar Irene. Program ini tidak hanya mendorong perempuan untuk memahami teknologi, tetapi juga mengajarkan cara memanfaatkannya untuk membuka peluang ekonomi kreatif.
Dengan inisiatif ini, Kemenparekraf berharap perempuan dapat menjadi lebih mandiri dan turut mendorong pertumbuhan ekonomi kreatif di Indonesia.