Jantung adalah salah satu organ paling vital dalam tubuh, tapi sayangnya sering kali justru kita lupa menjaga kesehatannya. Pemicu penyakit jantung tak jarang datang dari kebiasaan sehari-hari, semisal pola makan.
Gaya hidup modern saat ini yang serba instan sekaligus pola makan yang sembarangan bisa meningkatkan risiko penyakit jantung tanpa kita sadari. Website resmi Kementerian Kesehatan melansir, penyakit jantung merupakan penyebab utama kematian di dunia selama 20 tahun terakhir. Kematian akibat penyakit jantung secara global mencapai hingga 18,6 juta setiap tahunnya.
Oleh karena itu, menjaga kesehatan jantung sangatlah penting, salah satu langkah yang bisa kita lakukan adalah dengan memperhatikan makanan yang kita konsumsi sehari-hari. Ada beberapa jenis makanan yang sebaiknya dibatasi dan dihindari untuk menjaga detak jantung tetap stabil dan kuat.
Dikutip dari berbagai sumber, berikut tiga makanan yang harus dihindari untuk menjaga kesehatan jantung.
1. Makanan ultra proses
Ilustrasi makanan ultra proses. Foto: Shutter Stock
Ultra Processed Food (UPF) alias makanan ultra-olahan adalah produk makanan yang diproses secara industri dan dikemas dalam bentuk siap makan atau tinggal dipanaskan. Makanan jenis ini umumnya hanya mengandung sedikit bahan makanan utuh karena telah melalui berbagai tahapan pemrosesan dan bahan tambahan. Contohnya adalah makanan siap saji hingga minuman soda.
Penelitian dalam jurnal Advances in Nutrition (2021), menunjukkan bahwa makanan ultra-olahan dapat berdampak negatif pada kesehatan kardiovaskular. Hal ini disebabkan oleh kandungan nutrisi berkualitas rendah di dalamnya, seperti karbohidrat olahan dan gula tambahan.
Sementara itu, penelitian dalam jurnal The Lancet Regional Health–Americas (2024) menemukan bahwa peserta dengan asupan makanan ultra-olahan tertinggi memiliki risiko penyakit jantung koroner 23 persen lebih tinggi dibanding mereka yang mengonsumsi lebih sedikit. Studi ini juga mencatat bahwa jenis makanan ultra-olahan yang paling berisiko adalah minuman manis dan daging olahan.
2. Daging olahan
Ilustrasi bacon Foto: Shutter Stock
Daging olahan adalah daging yang telah melalui proses pengasapan, pengasinan, pengawetan, pengeringan, atau pengalengan. Contohnya termasuk daging asap, sosis, ham dan bacon yang diawetkan, kornet, serta daging kalengan. Konsumsi daging jenis ini dalam jumlah besar sering dikaitkan dengan gaya hidup yang tidak sehat.
Dilansir Healthline, konsumsi daging olahan secara berlebihan dalam jangka panjang dapat meningkatkan risiko penyakit kronis, seperti penyakit jantung dan kanker. Hal ini dikarenakan daging olahan umumnya mengandung kadar natrium klorida (garam) yang cukup tinggi. Jika dikonsumsi berlebihan, maka asupan garam ini dapat berkontribusi pada peningkatan risiko tekanan darah tinggi (hipertensi) dan penyakit jantung.
3. Makanan tinggi garam
Ilustrasi makanan tinggi garam. Foto: Shutterstock
Natrium sebenarnya dibutuhkan tubuh untuk membantu menyerap dan mempertahankan cairan. Namun, jika dikonsumsi secara berlebihan, maka natrium justru bisa berdampak buruk bagi kesehatan jantung, terutama pada penderita gagal jantung.
Dikutip dari Cleveland Clinic, asupan natrium yang tinggi dapat memperparah retensi cairan dalam tubuh dan menyebabkan lonjakan tekanan darah. Bagi pasien gagal jantung, hal ini dapat menambah beban pada jantung yang sudah kesulitan bekerja.
Beberapa makanan tinggi garam yang umum dikonsumsi antara lain pizza, sandwich, sup kaleng, keju olahan, dan biskuit. Sebagai gantinya, disarankan untuk memilih makanan rendah garam seperti sayuran segar atau kukus tanpa tambahan garam hingga buah-buahan.
Setelah mengetahui berbagai jenis makanan yang dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, penting juga untuk memperhatikan pola konsumsi sehari-hari. Menjaga kesehatan jantung bukan hanya soal apa yang kamu makan, tapi juga apa yang sebaiknya kamu hindari. Yuk, mulai lebih bijak dalam memilih makanan agar tubuh kita bisa tetap sehat lebih lama.