Deretan snack Cheetos yang dijual di supermarket. Foto: Ela Nurlaela/kumparan
Richard Montanez, mantan eksekutif PepsiCo yang selama ini mengaku sebagai sosok di balik lahirnya Flamin' Hot Cheetos, harus menerima kenyataan pahit. Gugatan yang ia ajukan terhadap perusahaan tempatnya dulu bekerja resmi ditolak oleh pengadilan federal di Amerika Serikat.
Dikutip dari Reuters, dalam putusan yang dibacakan Rabu (29/5) waktu setempat, Hakim John Holcomb menyatakan bahwa Montanez gagal membuktikan tuduhannya. Ia menuduh PepsiCo dan anak perusahaannya, Frito-Lay, dengan sengaja tidak mengakui kisahnya sebagai pencipta camilan pedas legendaris itu.
Hakim Holcomb juga menekankan bahwa tuduhan pencemaran nama baik tidak bisa asal dilayangkan. Harus ada bukti bahwa pihak yang dituduh memang tahu pernyataannya salah, atau dengan sengaja mengabaikan kebenaran. Dalam kasus ini, hal itu tidak terbukti.
Montanez memang sudah lama dikenal publik lewat dua buku yang ia tulis serta film Flamin' Hot garapan sutradara Eva Longoria, yang menceritakan perjalanan hidupnya. Meski demikian, hakim menilai tidak ada kesalahan hukum dari pihak PepsiCo dalam kasus ini.
Walau gugatan ditolak, bukan berarti Montanez kehilangan seluruh peluang. Dikutip dari Los Angeles Times, hakim memberi kesempatan bagi Montanez untuk memperbaiki gugatannya.
Dalam putusannya, hakim menyatakan bahwa Montanez mungkin masih bisa menambahkan bukti atau fakta baru yang bisa memperkuat tuduhannya. Karena itu, ia diizinkan untuk mengajukan kembali gugatan yang telah diperbarui. Montanez pun diberi waktu hingga 13 Juni 2025 untuk menyerahkan versi terbaru dari gugatannya.
Ajukan Gugatan Sejak Juli 2024
Ilustrasi Cheetos flamin hot. Foto: Shutter Stock
Montanez mengajukan gugatan terhadap PepsiCo dan Frito-Lay pada Juli 2024. Ia mengeklaim bahwa penyangkalan perusahaan terhadap perannya dalam menciptakan Flamin' Hot Cheetos telah merusak kariernya sebagai pembicara publik dan konsultan.
Dikutip dari AP News, Montanez memulai kariernya di PepsiCo pada 1977 sebagai petugas kebersihan di pabrik Frito-Lay, California. Ia adalah anak imigran Meksiko dan dibesarkan di lingkungan pekerja migran.
Suatu hari, sebuah mesin di pabrik tempat Montanez bekerja mengalami kerusakan, sehingga menghasilkan satu batch Cheetos tanpa rasa. Montanez mengaku membawa camilan itu pulang dan menaburinya dengan bubuk cabai, mencoba meniru rasa elote, jagung bakar khas Meksiko yang dibumbui.
Pada tahun 1991, Montanez meminta pertemuan dengan CEO PepsiCo saat itu, Roger Enrico, untuk mempresentasikan ide Cheetos pedasnya. Ia yakin produk tersebut akan digemari komunitas Latino. Menurut gugatan, Enrico menyetujui pertemuan tersebut, menyukai presentasi Montanez, dan menginstruksikan perusahaan untuk mengembangkan Cheetos pedas.
Montanez mengatakan bahwa PepsiCo kemudian mengirimnya untuk menjadi pembicara di berbagai acara dan secara aktif mempromosikan kisahnya. Namun, menurutnya, di saat yang sama, departemen riset dan pengembangan perusahaan malah mengecualikannya dari diskusi dan proses uji coba.
PepsiCo kemudian meluncurkan Flamin' Hot Cheetos pada tahun 1992. Montanez mengeklaim bahwa ia terus mengembangkan camilan pedas lain, seperti Flamin' Hot Popcorn dan Lime and Chili Fritos, dan pada tahun 2000 ia dipromosikan menjadi manajer pengembangan bisnis untuk wilayah California Selatan. MontaƱez kemudian menjabat sebagai wakil presiden pemasaran dan penjualan multikultural di PepsiCo.
Montanez mengatakan bahwa permintaan untuk menjadi pembicara publik begitu tinggi, hingga ia memutuskan pensiun dari PepsiCo pada 2019 untuk menjadi pembicara motivasi penuh waktu. Ia menerbitkan buku memoar pada 2021 dan kisah hidupnya diangkat ke layar lebar dalam film berjudul Flamin' Hot pada 2023.
Namun menurut gugatan, PepsiCo mulai berbalik menentangnya pada 2021 dengan bekerja sama dalam artikel Los Angeles Times yang menyatakan bahwa beberapa pihak di dalam perusahaan sudah lebih dulu mengembangkan camilan pedas saat Montanez mengajukan idenya. Artikel itu juga menyebut bahwa pihak-pihak tersebutlah, bukan MontaƱez, yang mencetuskan nama "Flamin' Hot."
Montanez mengatakan perubahan sikap PepsiCo itu telah merusak kariernya sebagai pembicara serta peluang lain, termasuk pembuatan film dokumenter tentang hidupnya. Ia pun menuntut ganti rugi atas dasar diskriminasi, penipuan, dan pencemaran nama baik.