Etika Bersulang Saat di Pesta - my blog

kumparan - #kumparanAdalahJawaban
 
Etika Bersulang Saat di Pesta
Jun 24th 2025, 13:49 by kumparanFOOD

Ilustrasi bersulang Foto: Shutter Stock
Ilustrasi bersulang Foto: Shutter Stock

Pernah enggak sih kamu datang ke pesta dan tiba-tiba diajak bersulang, padahal kamu enggak minum alkohol? Tenang, kamu bukan satu-satunya yang pernah merasa canggung dalam situasi seperti itu, kok.

Bersulang atau toast ternyata bisa dilakukan tanpa minuman beralkohol, lho. Menurut William Hanson dari The English Manner, tidak ada aturan yang mengharuskan toast selalu dilakukan dengan alkohol. Kamu bisa mengangkat gelas berisi air, teh, atau minuman non-alkohol lainnya, yang terpenting adalah niat dan maknanya, bukan isi gelasnya.

Mungkin kamu pernah bertanya-tanya, sebenarnya dari mana asal tradisi bersulang ini? Dalam sejarahnya, toast bukan hanya sekadar perayaan, kebiasaan membenturkan gelas diyakini berasal dari kepercayaan kuno untuk mengusir roh jahat. Tapi lebih dari itu, toast sudah menjadi bagian dari berbagai budaya sejak ribuan tahun lalu.

Ratu Inggris Elizabeth II (kanan) bersulang dengan Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono (kiri) selama jamuan kenegaraan untuk menghormatinya di Istana Buckingham di London pada 31 Oktober 2012. Foto:  Steve Parsons / POOL / AFP
Ratu Inggris Elizabeth II (kanan) bersulang dengan Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono (kiri) selama jamuan kenegaraan untuk menghormatinya di Istana Buckingham di London pada 31 Oktober 2012. Foto: Steve Parsons / POOL / AFP

Dikutip dari laman Toastmasters, tradisi toast sudah dikenal sejak berabad-abad silam. Paul Dickson dalam bukunya Toasts: Over 1,500 of the Best Toasts, Sentiments, Blessings and Graces mencatat bahwa bangsa Ibrani kuno, Persia, Mesir, Saxon, Hun, hingga suku-suku Eropa lainnya telah mempraktikkannya.

Bahkan dalam buku sejarah klasik The Decline and Fall of the Roman Empire karya Edward Gibbons, disebutkan bahwa Attila, pemimpin bangsa Hun, memimpin hingga tiga putaran toast dalam setiap hidangan di sebuah jamuan makan besar. Sementara dalam The Odyssey, Ulysses juga pernah bersulang untuk kesehatan Achilles.

Uniknya, di abad ke-6 SM, toast juga dilakukan sebagai tindakan saling percaya. Racun saat itu jadi senjata mematikan, sehingga minum bersama menjadi semacam "bukti" bahwa minuman tersebut aman. Seperti berjabat tangan untuk menunjukkan tangan kosong, toast menunjukkan niat baik dan rasa hormat.

Kini, toast menjadi bagian dari berbagai acara penting, mulai dari makan malam formal, pesta pernikahan, hingga pertemuan santai bersama teman-teman. Meski kadang disertai pidato singkat, toast sebetulnya cukup diucapkan dalam satu atau dua kalimat saja.

Pelanggan bersulang di papan plastik transparan di atas meja yang dipasang sebagai upaya mencegah virus corona di Kichiri Shinjuku, Tokyo, Jepang. Foto: REUTERS / Issei Kato
Pelanggan bersulang di papan plastik transparan di atas meja yang dipasang sebagai upaya mencegah virus corona di Kichiri Shinjuku, Tokyo, Jepang. Foto: REUTERS / Issei Kato

Dalam acara formal, biasanya ada toastmaster yang memberi aba-aba, seperti "Mohon hening untuk tuan rumah". Dalam pesta pernikahan, toast sering disampaikan oleh ayah pengantin, pengantin pria, atau sahabat dekat. Sementara di acara yang lebih kasual, siapa pun bisa menyampaikan toast selama dilakukan dengan tulus dan sopan.

Sebutan untuk orang yang memberikan toast adalah toast proposer. Dalam acara resmi, mereka biasanya berdiri terlebih dahulu sebelum berbicara. Tamu lain, termasuk orang yang dihormati, juga akan berdiri. Namun, di acara santai, berdiri tidak wajib, semua bisa tetap duduk jika situasinya memungkinkan.

Saat menyampaikan toast, penyampai toast akan mengangkat gelas dan mengucapkan kalimat singkat untuk merayakan atau menghormati seseorang atau sesuatu. Di akhir, ia menyebut nama yang dihormati, dan para tamu pun mengangkat gelas sambil mengulanginya.

Contohnya:

Penyampai toast (mengangkat gelas): "Tamu undangan yang terhormat, izinkan saya menyampaikan toast untuk merayakan kesuksesan The English Manner, yang karya etiketnya telah dinikmati oleh banyak orang. The English Manner!"

Tamu undangan (ikut mengangkat gelas):

"The English Manner!"

Ilustrasi bersulang Foto: Shutter Stock
Ilustrasi bersulang Foto: Shutter Stock

Namun, menurut William, saat kamu ingin melakukan toast ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:

1. Jangan ikut minum jika toast ditujukan untukmu sendiri. Jika kamu yang dihormati, cukup angkat gelas sebagai tanda apresiasi, tapi tidak perlu menyesap minuman. Minum untuk diri sendiri saat toast dianggap tidak sopan.

2. Hindari mengetuk atau membenturkan gelas. Mengetuk gelas dengan sendok untuk menarik perhatian atau bersulang dengan suara keras dianggap kurang pantas, apalagi jika menggunakan gelas kristal atau mewah.

3. Jangan bersulang dengan gelas kosong. Ini dianggap membawa sial dalam banyak budaya. Namun, ingat, tidak harus alkohol, minuman apa pun boleh selama ada isinya.

Dalam beberapa acara resmi, terutama yang melibatkan kerajaan, terdapat tradisi loyal toast, yang ditujukan untuk Raja. Biasanya, toast ini disampaikan pertama sebelum toast lainnya.

Kalimatnya pun sangat sederhana: "The King"

Jika setelahnya dimainkan lagu kebangsaan, maka gelas harus diletakkan terlebih dahulu di atas meja sampai lagu selesai, baru kemudian diangkat kembali.

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com. By using Blogtrottr, you agree to our policies, terms and conditions.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions.
Next Post Previous Post