Cerita Ibu: Valencia Mieke Randa. Foto: kumparanSaya bilang, kami ini, ibu dengan anakspecial needs, setiap hari jantung kami berdetak 100 kali lebih cepat," Valencia Mieke Randa, ibu 3 anak sekaligus pendiri Blood for Life dan Rumah Harapan Indonesia.
Memiliki 3 anak yang semasa kecilnya berkebutuhan khusus membuat Valencia Meike Randa menjadi ibu yang jauh lebih kuat dari yang pernah ia bayangkan sebelumnya. Ketiga anak Valen yang masing-masing lahir tahun 2000, 2003, dan 2005, memiliki kebutuhan khusus yang berbeda-beda.
Anak pertamanya, Aurel, mengalami over anxiety atau ketakutan berlebihan. Saat bertemu orang lain, ia akan muntah, pipis, dan buang air besar dalam waktu yang bersamaan saking ketakutannya.
"Dengan pendampingan yang luar biasa, di usia 16 tahun dia udah sekolah ke Kanada, dan saat ini sudah bekerja di beberapa perusahaan asing seperti dari Amerika, Singapura, dan Malaysia, remote dari Indonesia," kata Valen dalam program Cerita Ibu kumparanMOM.
Anak keduanya, Andre, mengalami high functioning autism. Ia memiliki kecenderungan untuk menyakiti dirinya sendiri dan berkali-kali membahayakan nyawanya.
Valen menyebut, Andre pernah menyetrika tangannya sendiri karena menganggap aktivitas itu seperti bermain mobil-mobilan. Padahal saat itu setrika sudah diletakkan di atas lemari.
"Dia tiba-tiba sudah di atas lemari dan kami mencium bau gosong, ternyata kulit tangannya sudah terbakar," kata Valen.
Masih banyak perilaku 'ajaib' lain yang dilakukan Andre, sehingga kala itu Valen selalu kurang tidur untuk memastikan semuanya aman. Hampir setiap hari ia tidur pukul 02.00 WIB dan bangun pukul 04.30 WIB karena biasanya Andre sudah bangun pukul 05.00 WIB.
Namun, di balik keunikannya, anak-anak ini selalu punya kelebihan yang luar biasa. Di usia 4 tahun, Andre yang sebelumnya tak pernah berbicara, tiba-tiba lancar berkomunikasi, namun hanya dalam bahasa Inggris.
"Sekarang dia kuliah Sastra Inggris dan beberapa kali jadi asisten dosen," katanya.
Anak ketiganya, Ochi, lahir dengan kondisi normal, tumbuh kembangnya baik, dan sosoknya ceria. Namun saat memasuki masa MPASI, baru ketahuan bahwa Ochi alergi dengan hampir semua makanan. Ia hanya bisa makan kentang dan nasi.
Lagi-lagi, dengan pendampingan ekstra, dan menggunakan metode provokasi-eliminasi, Ochi bebas dari semua alerginya itu saat usia 4 tahun.
Anak Jadi Sekolah Kehidupan
Cerita Ibu: Valencia Mieke Randa. Foto: kumparan
Valen mengaku, perjalanannya dalam mendampingi anak terasa sangat melelahkan kala itu. Ia bahkan berkali-kali membenturkan diri ke tembok karena kelelahan, stres, dan depresi. Tak terhitung berapa kali ia masuk rumah sakit karena berbagai masalah kesehatan yang dialami.
Namun, kini ia justru bersyukur pernah melalui masa-masa tersebut. Sebab perjalanan itulah yang membuatnya semakin kuat dan bisa membantu banyak orang melalui yayasan kemanusiaannya, Valencia Care Foundation. Pengalaman bertahun-tahun mendampingi ketiga anak berkebutuhan khusus itulah yang membuatnya terus bergerak di bidang kemanusiaan.
"Saya merasa dipersiapkan Tuhan untuk mendampingi anak-anak lain (yang punya penyakit berat), tapi sebelumnya saya dikasih sekolah kehidupan dulu melalui anak-anak saya," katanya.
Aktif di Gerakan Sosial Sejak 2009
Cerita Ibu: Valencia Mieke Randa. Foto: kumparan
Valen bercerita, suatu hari di tahun 2009, ia yang kala itu sedang menemani ibunya cuci darah, melihat seorang pasien meninggal dunia karena tidak mendapatkan donor. Hatinya terketuk menyaksikan hal itu.
"saya ngerasa di luar sana sebetulnya ada jutaan orang yang sebenarnya rindu untuk berbuat baik tapi mereka nggak tahu siapa yang mesti dibantu. On the other hand di rumah sakit there is a lot of people crying for help," katanya.
Sejak saat itu, atas dukungan sang ibu, ia mulai gencar menyuarakan pentingnya donor darah melalui platform media sosial yang ia punya. Itulah cikal bakal Valen mendirikan Blood for Life, gerakan sosial yang pertama digagasnya.
Sejak saat itu, ada begitu banyak gerakan sosial lain yang ia gagas. Namun belakangan ia sederhanakan jadi 2, yakni Blood for Life yang mengurus donor darah dan kebencanaan, lalu Rumah Harapan Indonesia yang menjadi shelter bagi anak-anak kurang mampu dengan penyakit serius. Kedua lembaga tersebut berada di bawah naungan Valencia Care Foundation.
Simak perjuangan Valencia dalam mengelola yayasan kemanusiaan dalam video di bawah ini.