Meskipun gerakannya sederhana, lari tetap punya risiko cedera sebagaimana olahraga lainnya. Namun, kamu tak perlu khawatir karena dengan melakukan teknik yang benar, risiko cedera bisa dihindari.
Cedera yang biasanya dialami pelari, menurut laman Better Health, adalah nyeri karena terjadi peradangan pada otot dan tendon yang membentang di sepanjang tulang keringmu. Selain itu, cedera jaringan lunak seperti otot tertarik atau ligamen terkilir juga kerap terjadi.
Sebagai langkah pencegahan, Bambang Yulianto yang berprofesi sebagai personal trainer mengatakan bahwa pelari harus selalu memastikan postur tubuh dan ayunan lengannya benar.
"Teknik lari yang minim cedera menurut saya berlari dengan form yang benar, mulai dari postur badan dan ayunan tangan sangat mempengaruhi," ucap Bambang yang akrab disapa Mas Bams.
Pertanyaannya, bagaimana postur tubuh dan ayunan tangan yang bisa meminimalkan cedera? Yuk, cari tahu jawabannya dalam ulasan di bawah ini!
Teknik Lari yang Minim Cedera
Ilustrasi Lari. Foto: muse studio/Shutterstock
Dikutip dari laman Very Well Fit, form lari yang benar adalah tubuh tegak, punggung lurus, dan bahu sejajar. Buat tubuhmu serileks mungkin selama berlari dan hindari membungkuk. Sebab, jika bahumu condong ke depan, kamu akan sulit bernapas.
Selain itu, jaga pandangan tetap ke depan, atau fokus ke tanah yang jaraknya sekitar 3 meter di depanmu. Jangan berlari sambil melihat sepatu, karena postur ini akan memberi tekanan pada otot leher serta bahu.
Dengan menjaga pandangan lurus ke depan, kamu juga bisa menghindari hal-hal yang berpotensi membuatmu jatuh dan cedera. Misalnya, lubang atau benda-benda lain yang bisa menggangu langkahmu.
Sedangkan untuk ayunan lengan yang benar, Mas Bams menjelaskan bahwa siku harus ditekuk 70-90 derajat. Kemudian, tangan dikepal seperti menggenggam sesuatu, tapi genggamannya harus tetap rileks.
Setelah itu, koordinasikan ayunan lengan dengan langkah kaki. Pastikan ayunan lenganmu tidak menyilang ke depan badan, ya, karena gerakan ini dapat membebani punggung dan mengurangi efisiensi lari.
Mas Bams juga menekankan bahwa ayunan lengan harus didorong oleh bahu agar tidak menimbulkan cedera. "Bahu yang nge-drive ayunannya, bukan dari siku atau pergelangan tangan," ucapnya.
Selain memerhatikan postur tubuh dan ayunan lengan, pelari juga wajib melakukan pemanasan dan pendinginan untuk mencegah cedera. Dikutip dari Very Well Fit, pemanasan dilakukan dengan latihan aerobik ringan selama 5-10 menit.
Kamu juga bisa berjalan cepat sebagai pemanasan. Tak perlu terburu-buru saat melakukan pemanasan, ya. Lakukan sampai ototmu lemas dan nyaman dipakai berlari. Sementara itu, pendinginan bisa dilakukan dengan berjalan atau jogging perlahan selama 5-10 menit.
Sama seperti pemanasan, kamu juga enggak perlu terburu-buru selama pendinginan. Lakukan sampai pernapasan dan detak jantungmu kembali normal.
Jangan ketinggalan info event Fun Run! Gabung komunitas teman kumparan Running Club sekarang http://kum.pr/running