Mengunjungi Masjid-masjid Ikonik di Turki - my blog

kumparan - #kumparanAdalahJawaban
 
Mengunjungi Masjid-masjid Ikonik di Turki
May 22nd 2025, 17:52 by kumparanTRAVEL

Penampakan Hagia Sophia, salah satu bangunan bersejarah di dunia. Foto: Ela Nurlaela/kumparan
Penampakan Hagia Sophia, salah satu bangunan bersejarah di dunia. Foto: Ela Nurlaela/kumparan

Saat nama Turki disebut, pikiran banyak orang langsung melayang ke Cappadocia, kawasan ikonik di Anatolia Tengah yang dipenuhi balon udara, lanskap bebatuan unik, dan suasana romantis yang sering muncul di layar kaca. Bahkan, kalimat "It's my dream, mas!" yang muncul dalam sebuah film Indonesia sukses jadi semacam slogan tak resmi bagi mereka yang memimpikan liburan ke sana.

Tapi Turki bukan cuma soal Cappadocia. Negeri yang terbentang di dua benua ini punya wajah lain yang tak kalah memesona, khususnya bagi mereka yang ingin menyelami jejak sejarah dan berwisata religi.

kumparan berkesempatan untuk mengunjungi Turki, tepatnya di Istanbul, kota terbesar yang berdiri di antara dua benua, Asia dan Eropa. Kota ini tak hanya memikat dengan pemandangan selat Bosphorus yang memisahkan dua benua, tapi juga menyimpan jejak kejayaan peradaban Islam, Bizantium, hingga Kekaisaran Ottoman.

Masjid Taksim

Penampakan Masjid Taksim yang terlihat dari alun-alun Taksim Square. Foto: Ela Nurlaela/kumparan
Penampakan Masjid Taksim yang terlihat dari alun-alun Taksim Square. Foto: Ela Nurlaela/kumparan

Langkah pertama kami menapaki kota Istanbul dimulai dari jantung keramaiannya, yaitu Taksim Square. Alun-alun yang menjadi destinasi utama pertemuan wisatawan ini menawarkan segalanya, mulai kehidupan urban, sejarah, hingga sentuhan spiritual.

Di sepanjang area ini, para pelancong akan dimanjakan oleh deretan toko, restoran, kafe, hingga bar yang seolah tak pernah tidur. Jalan İstiklal yang membentang dari alun-alun ini dipenuhi aroma khas kuliner Turki. Salah satu yang paling menggoda tentu saja kebab döner, yang mudah ditemukan di kios-kios kecil maupun restoran besar.

Sambil berjalan, kamu juga bisa melihat trem merah legendaris yang bolak-balik di antara lautan manusia. Meski penuh dengan hiruk-pikuk modernitas, Turki tetap lekat dengan nilai-nilai Islam yang moderat.

Toleransi di sana cukup tinggi. Saat kumparan berkunjung bertepatan dengan bulan Ramadan, banyak rumah makan tetap diizinkan buka di siang hari untuk menghormati keberagaman yang hidup berdampingan. Dan di ujung Taksim Square, berdirilah sebuah simbol spiritual yang menyejukkan, yaitu Masjid Taksim.

Masjid Taksim yang baru dibangun terlihat di Taksim Square sesaat sebelum diresmikan di pusat Istanbul, Turki, Jumat (28/5). Foto: Dilara Senkaya/Reuters
Masjid Taksim yang baru dibangun terlihat di Taksim Square sesaat sebelum diresmikan di pusat Istanbul, Turki, Jumat (28/5). Foto: Dilara Senkaya/Reuters

Ya, masjid yang diresmikan Presiden Recep Tayyip Erdoğan pada tahun 2021 ini langsung mencuri perhatian siapa pun yang melintas. Kubah besarnya tampak mencolok, berdiri megah di antara bangunan-bangunan modern.

"Kapasitasnya masjid ini 4.000 jemaah," kata pemandu wisata di Istanbul, Mecit Bogday.

Secara desain, masjid ini merupakan perpaduan antara gaya klasik dan modern. Suasana di dalamnya terasa damai, sangat kontras dengan hiruk-pikuk di luarnya. Tak heran jika masjid ini selalu ramai, terutama saat salat Jumat dan hari-hari besar keagamaan.

Lebih dari sekadar tempat ibadah, Masjid Taksim juga hadir sebagai ruang budaya. Di lantai bawahnya terdapat area untuk pameran dan kegiatan sosial.

Masjid Hirkai Serif

Penampakan dari masjid Hirkai Serif, menjadi salah satu masjid bersejarah yang ada di Istanbul Turki. Foto: Ela Nurlaela/kumparan
Penampakan dari masjid Hirkai Serif, menjadi salah satu masjid bersejarah yang ada di Istanbul Turki. Foto: Ela Nurlaela/kumparan

Setelah puas menikmati suasana di sekitar Taksim Square, kami melanjutkan perjalanan menuju sebuah masjid yang tak kalah istimewa. Namanya Masjid Hırka-i Şerif. Berjarak sekitar 6–7 kilometer dari Taksim, tempat ini menyimpan sejarah spiritual yang sangat mendalam bagi umat Islam.

Masjid ini bukan sekadar tempat ibadah biasa. Di sinilah tersimpan salah satu peninggalan paling berharga dalam sejarah Islam, yaitu jubah milik Nabi Muhammad SAW.

Kami datang di waktu yang sangat tepat, yaitu bulan Ramadan. Satu-satunya bulan dalam setahun ketika jubah tersebut dipamerkan untuk umum. Namun, seperti yang bisa ditebak, antusiasme pengunjung pun sangat tinggi.

Penampakan dari masjid Hirkai Serif, menjadi salah satu masjid bersejarah yang ada di Istanbul Turki. Foto: Ela Nurlaela/kumparan
Penampakan dari masjid Hirkai Serif, menjadi salah satu masjid bersejarah yang ada di Istanbul Turki. Foto: Ela Nurlaela/kumparan

Sayangnya, kumparan tidak sempat melihat langsung jubah tersebut, karena antrean di area perempuan saat itu begitu panjang. Selain itu, selama waktu salat fardu, ruang pameran tersebut ditutup sementara, untuk memberi kesempatan jemaah menjalankan ibadah dengan khusyuk.

Dan benar saja. Begitu salat Ashar selesai, antrean kembali mengular. "Biasanya saat hari libur antriannya hingga ke jalan utama," ujar Mecit.

Menariknya, tidak ada tiket masuk untuk melihat jubah Nabi ini. Pengunjung hanya perlu datang dan mengantre. Namun, waktu terbaik untuk menghindari keramaian adalah setelah Salat Ashar.

"Di pagi hari, jumlah pengunjung biasanya jauh lebih banyak," sambungnya.

Jadi, jika suatu hari kamu memiliki kesempatan mengunjungi Istanbul di bulan Ramadan, jangan lewatkan pengalaman langka ini, ya!

Masjid Sultan Eyup

Suasana Masjid Eyup Sultan, salah satu masjid yang bersejarah yang ada di Istanbul, Turki. Foto: Ela Nurlaela/kumparan
Suasana Masjid Eyup Sultan, salah satu masjid yang bersejarah yang ada di Istanbul, Turki. Foto: Ela Nurlaela/kumparan

Setelah menjelajahi berbagai sudut kota Istanbul yang kaya akan sejarah, langkah kami tiba di salah satu tempat paling sakral di kota ini, yaitu Masjid Sultan Eyup yang terletak di distrik Eyüp, di tepi Tanduk Emas. Bagi masyarakat Turki dan umat Islam dari berbagai belahan dunia, masjid ini bukan hanya tempat ibadah, tetapi juga tempat yang sarat makna spiritual.

Masjid ini dinamai Abu Ayyub al-Ansari, sahabat Nabi Muhammad SAW yang diyakini wafat dalam pengepungan Konstantinopel pada abad ke-7. Makamnya terletak di dalam kompleks masjid, menjadikannya salah satu tempat paling dihormati di Istanbul.

Para pengunjung yang tidak masuk ke dalam juga berdoa dari luar. Makam ini berada di komplek Eyup Sultan Mosque. Foto: Ela Nurlaela/kumparan
Para pengunjung yang tidak masuk ke dalam juga berdoa dari luar. Makam ini berada di komplek Eyup Sultan Mosque. Foto: Ela Nurlaela/kumparan

Terlebih saat bulan Ramadan, suasana religius di sini terasa begitu kental. Peziarah datang dari berbagai penjuru, tidak hanya untuk salat, tetapi juga untuk memanjatkan doa di makam sang sahabat.

Benar saja, ketika kumparan mengunjungi tempat ini, antrean menuju area makam sudah terlihat sejak memasuki pelataran. Saking padatnya, para peziarah berjalan perlahan sambil mulut mereka komat-kamit melafalkan doa.

Saat memasuki waktu salat, Eyup Sultan Mosque, selalu ramai. Beberapa jamaah wanita juga terlihat sedang akan melaksanakan salat Foto: Ela Nurlaela/kumparan
Saat memasuki waktu salat, Eyup Sultan Mosque, selalu ramai. Beberapa jamaah wanita juga terlihat sedang akan melaksanakan salat Foto: Ela Nurlaela/kumparan

Saat waktu zuhur tiba, suasana berubah menjadi semakin khidmat. Barisan jemaah langsung memenuhi area masjid, bersiap menjalankan salat berjamaah. Di area luar, para jemaah perempuan juga mulai menggelar tikar dan membentuk barisan salat dengan tertib.

Kalau suatu hari kamu berkesempatan mengunjungi Istanbul, jangan lewatkan untuk singgah ke masjid ini, terutama di bulan Ramadan. Suasananya benar-benar terasa istimewa.

Hagia Sophia

Penampakan Hagia Sophia, salah satu bangunan bersejarah di dunia. Foto: Ela Nurlaela/kumparan
Penampakan Hagia Sophia, salah satu bangunan bersejarah di dunia. Foto: Ela Nurlaela/kumparan

Berwisata religi ke Turki rasanya belum lengkap tanpa menjejakkan kaki di Masjid Hagia Sophia, sebuah bangunan megah yang menyimpan ribuan cerita dari zaman ke zaman. Terletak di jantung kota Istanbul, Hagia Sophia bukan hanya tempat ibadah, tapi juga saksi bisu pergantian kekuasaan dan peradaban yang silih berganti.

Bangunan ini dulunya adalah gereja Bizantium, lalu beralih menjadi masjid saat penaklukan Konstantinopel. Hagia Sophia juga sempat difungsikan sebagai museum, hingga akhirnya kembali ditetapkan sebagai masjid. Transformasi panjang itu menjadikannya simbol toleransi dan keberagaman sejarah di dunia.

Menurut pemandu wisata kami, Hagia bukanlah nama orang, melainkan berarti suci, dan Sophia berarti kebijaksanaan. Nama yang sangat menggambarkan atmosfer dari bangunan ini.

Turis dan warga antre saat mengunjungi Masjid Agung Hagia Sophia di Istanbul, Turki, Senin (14/4/2025). Foto: Umit Bektas/REUTERS
Turis dan warga antre saat mengunjungi Masjid Agung Hagia Sophia di Istanbul, Turki, Senin (14/4/2025). Foto: Umit Bektas/REUTERS

Dari luar, Hagia Sophia tampak sedang dalam tahap renovasi. Deretan kayu penyangga menutupi beberapa bagian fasadnya, namun hal itu tak mengurangi semangat para pengunjung. Antrean panjang terlihat mengular, tapi semua penantian seolah sirna begitu kaki melangkah ke dalam.

Di balik lampu-lampu gantung yang menjuntai dan langit-langit yang menjulang tinggi, mata langsung disambut oleh ornamen khas Bizantium yang masih terawat dengan baik.

Di tengah deretan ukuran kaligrafi kamu bisa melihat gambar Bunda Maria yang kini ditutupi kain putih sebagai bentuk penyesuaian dengan fungsinya kembali sebagai masjid. Tak hanya gambar bunda maria, simbol-simbol agama Kristen pun masih terlihat jelas di beberapa sudut, mulai dari tanda salib hingga bentuk jendela bergaya trinitas.

"Lihat dindingnya, masih ada tanda salib. Bahkan setiap jendela di sini ada tiga, melambangkan simbol trinitas," ujar Mecit.

Namun, pengalaman paling berkesan justru datang saat bulan Ramadan. Menjelang salat zuhur dan ashar, ada pembacaan ayat suci Al-Qur'an secara bersama-sama yang disebut mukabalah. Ini adalah tradisi yang hanya dilakukan selama bulan puasa.

Yang tak kalah istimewa, azan dari Hagia Sophia dan Blue Mosque akan berkumandang bersahutan. Tradisi ini dikenal sebagai munawabah oleh masyarakat Turki. Jika kamu datang di siang hari, tepat saat waktu zuhur atau asar, kamu bisa merasakan langsung pengalaman spiritual yang unik ini.

Penampakan Blue Mosque, salah satu masjid yang ada di Istanbul Turki.  Foto: Ela Nurlaela/kumparan
Penampakan Blue Mosque, salah satu masjid yang ada di Istanbul Turki. Foto: Ela Nurlaela/kumparan

Tak jauh dari Hagia Sophia, berdiri megah Masjid Biru atau Blue Mosque, salah satu masjid bersejarah yang tak kalah menarik dan sarat makna.

Nama Blue Mosque sendiri berasal dari ribuan ubin berwarna biru yang menghiasi interiornya, semuanya dilukis dengan tangan. Saat malam tiba, cahaya lampu yang menyala di sekeliling lima kubah utama, delapan kubah kecil, dan enam menara menjadikan masjid ini bersinar dengan nuansa kebiruan yang bakal bikin kamu terpukau.

Masjid Ulu Cami

Penampakan dalam masjid Ulu Cami yang ada di Bursa Turki. Ini merupakan masjid terbesar di Bursa, Turki. Foto: Ela Nurlaela/kumparan
Penampakan dalam masjid Ulu Cami yang ada di Bursa Turki. Ini merupakan masjid terbesar di Bursa, Turki. Foto: Ela Nurlaela/kumparan

Namun Turki tak hanya tentang Istanbul. Sekitar dua setengah jam perjalanan darat dari kota ini, terhampar sebuah kota bersejarah lain yang tak kalah memesona, yaitu Bursa. Ya, di sanalah berdiri Masjid Agung Bursa atau Ulu Cami, peninggalan Kesultanan Ottoman yang tetap gagah hingga kini.

Masjid ini dibangun oleh Sultan Bayezid I pada akhir abad ke-14. Dikisahkan, sang Sultan sempat bersumpah akan membangun 20 masjid, jika berhasil memenangkan pertempuran melawan aliansi Eropa. Namun, karena keuangan pemerintah sedang terbatas, maka janji itu terpenuhi dalam bentuk satu masjid dengan 20 kubah.

Ulu Cami memikat sejak langkah pertama memasuki pelatarannya. Di tengah bangunan terdapat air mancur yang terbuka untuk umum dan bahkan dijadikan tempat wudu bagi pria. Ini menjadi pemandangan unik sekaligus ciri khas masjid ini.

Langit-langit masjid ini juga dihiasi kaligrafi bergaya Seljuk. Menariknya, masjid ini tidak hanya dikunjungi oleh umat Muslim.

Saat kami datang, rombongan wisatawan asal Tiongkok tengah berkeliling, mendengarkan penjelasan pemandu mereka. Masjid ini benar-benar terbuka untuk siapa saja yang ingin menikmati sejarah dan arsitekturnya.

Setelah salat atau sekadar mengagumi keindahan bangunan, pelancong bisa berjalan kaki ke pasar hanya berjarak sekitar 50 meter dari masjid.

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com. By using Blogtrottr, you agree to our policies, terms and conditions.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions.
Next Post Previous Post