Buku Budak Algoritma Karya Dosen Unusa Ajak Mahasiswa Kritis Terhadap Teknologi - my blog

kumparan - #kumparanAdalahJawaban
 
Buku Budak Algoritma Karya Dosen Unusa Ajak Mahasiswa Kritis Terhadap Teknologi
May 16th 2025, 15:08 by BASRA (Berita Anak Surabaya)

Mohamad Yusak Anshori (kemeja putih), Dosen Manajemen Unusa.
Mohamad Yusak Anshori (kemeja putih), Dosen Manajemen Unusa.

Suasana ruang Auditorium Kampus C Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) siang itu berbeda dari biasanya. Mahasiswa Manajemen berkumpul, bukan untuk ujian atau kuliah biasa, melainkan untuk menyelami dunia algoritma yang diam-diam mengendalikan keseharian mereka. Buku 'Budak Algoritma: Mengapa Kita Tak Bisa Berhenti Scroll?' karya Mohamad Yusak Anshori menjadi pusat perhatian dalam acara bedah buku yang dihelat oleh Himpunan Mahasiswa (HIMA) Manajemen Unusa, Jumat (16/5).

Bedah buku ini menghadirkan langsung sang penulis, Mohamad Yusak Anshori, yang juga Dosen Manajemen Unusa yang dikenal sebagai pengamat budaya digital.

Dalam pemaparannya, Yusak mengulas secara mendalam bagaimana algoritma bekerja mempengaruhi cara berpikir dan berperilaku manusia, mulai dari fenomena doom scrolling, infinite scroll, hingga dopamine loop dan TikTok Brain, semuanya dikemas dengan bahasa populer yang mudah dipahami.

"Algoritma media sosial dirancang supaya setiap orang terus terpaku pada layar. Setiap kali seseorang melihat sesuatu yang menarik seperti video lucu atau notifikasi baruotak melepaskan dopamin, yaitu zat yang membuat kita merasa senang," ujarnya.

Akibatnya, sebut Yusak, individu jadi terus ingin melihat lebih banyak, tanpa sadar menghabiskan waktu berjam-jam hanya menggeser layar dan menonton konten tanpa henti tanpa menyadari manfaat yang sesungguhnya.

"Hal tersebut (scrolling berjam-jam) dapat menghambat kemampuan mereka dalam berpikir logis, mengambil keputusan yang tepat dan menyelesaikan masalah dengan efektif," jelas Yusak.

Anak muda perlu memprioritaskan kebutuhan informasi. Mengurangi waktu dalam mengakses media sosial dan melakukan aktivitas yang menyenangkan seperti olahraga atau berkumpul dan berdiskusi dengan orang sekitar bisa mengalihkan perhatian.

"Generasi Z adalah generasi yang lahir bersama gawai di tangannya. Dari buku ini, berharap bisa menjadi jendela untuk memahami bagaimana dunia digital memengaruhi kita, dan bagaimana kita bisa lebih bijak menghadapinya," imbuhnya.

Di tengah dominasi media sosial dan teknologi yang kian sulit dihindari, acara bedak buku ini hadir bak oase reflektif bagi para generasi Z yang hidup berdampingan dengan algoritma.

"Kami memilih tema ini karena sangat dekat dengan realitas mahasiswa saat ini. Lewat kegiatan ini, kami ingin mengajak teman-teman lebih sadar dan kritis terhadap pengaruh teknologi, terutama media sosial," ujar Ananda Putra Pratama, Ketua HIMA Manajemen sekaligus penanggung jawab acara.

Lebih dari sekadar membedah isi buku, acara ini juga menjadi ruang refleksi bersama. Mahasiswa diajak untuk mempertanyakan ulang hubungan mereka dengan teknologi, serta menumbuhkan kembali budaya membaca, berpikir mendalam, dan kritis terhadap informasi digital.

Dengan semangat literasi dan kesadaran digital, diharapkan mahasiswa tak hanya menjadi pengguna pasif teknologi, melainkan mampu menjadi generasi yang cerdas secara algoritma yang tahu kapan harus menggeser layar, dan kapan harus berhenti.

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com. By using Blogtrottr, you agree to our policies, terms and conditions.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions.
Next Post Previous Post