Apr 13th 2024, 12:51, by kumparan Studio, kumparanBISNIS
Ide usaha bisa datang dari mana saja. Hal inilah yang dialami oleh Tatiek Indah Purwanti Handayani, pengusaha ayam dan bebek ungkep "Ummu Ayya". Usaha tersebut berawal dari kebiasaan Tatiek menyiapkan makanan sehat untuk keluarganya.
Usaha ayam dan bebek ungkep di Tengengwetan, Kecamatan Siwalan, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, ini dirintis Tatiek sejak tahun 2016.
"Makanan itu bisa disimpan lama dan jika ingin menyajikannya, tinggal digoreng, dibakar, dimasak semur, opor, dan lain-lain, tanpa butuh waktu lama," tuturnya.
"Rupanya, banyak teman-teman yang penasaran dengan ayam dan bebek ungkep buatan saya. Mereka coba pesan dan ternyata menyukainya. Dari situlah saya kemudian membuka usaha Ummu Ayya ini," tambah Tatiek.
Lebih lanjut, Tatiek menceritakan, awalnya, usahanya ini dikerjakan di dapur rumah. Namun, seiring dengan berkembangnya usaha Ummu Ayya, Tatiek pun mendirikan rumah produksi sendiri dan mempekerjakan beberapa orang pegawai.
Dibandingkan ayam dan bebek ungkep pada umumnya, produk Ummu Ayya punya keunggulan tanpa tambahan kimia 5P, yaitu pengawet, pewarna, pengenyal, pemanis, dan perasa buatan. Meski demikian, cita rasanya tetap lezat dan gurih.
Setiap satu pack berisi satu ekor ayam dan bebek ungkep dalam kemasan frozen yang bisa bertahan hingga 6 bulan penyimpanan. Kualitasnya pun semakin terjamin karena produk Ummu Ayya telah mengantongi izin edar dari MD BPOM dan sertifikat halal.
KUR BRI bantu kembangkan UMKM
Tatiek mengungkapkan, bisnis kulinernya ini membutuhkan peralatan yang memadai. Untuk itu, ia akhirnya mencari pinjaman modal usaha lewat KUR BRI.
"Untuk membuat ayam dan bebek ungkep frozen yang berkualitas dan higienis, diperlukan alat khusus yang tidak murah. Saya dan suami yang mengawali usaha ini bersama, akhirnya memutuskan pinjam KUR BRI secara bertahap pada tahun 2017," kata Tatiek.
Modal tersebut digunakan untuk membeli alat vakum yang berkualitas, freezer, dan bahan baku. Dengan fasilitas tersebut, kini Ummu Ayya berhasil menjual ratusan bahkan ribuan ekor ayam dan bebek ungkep tiap bulan.
"Dalam sehari, Ummu Ayya bisa menjual sekitar 35 ekor ayam dan bebek ungkep frozen. Namun, penjualannya bisa mencapai ribuan ekor saat bulan Ramadan dan menjelang Lebaran seperti sekarang," ungkap Tatiek.
"Kalau dari sisi omzet, Ummu Ayya bisa menghasilkan Rp 30 juta sampai Rp 40 juta per bulan. Omzet tersebut bisa naik 4-5 kali lipat di bulan Ramadan," jelasnya.
Selain bebek dan ayam ungkep sebagai produk utamanya, Ummu Ayya juga menjual ayam broiler ungkap, ayam kota ungkep, dan ayam crispy. Adapun harga ayam ungkep per ekornya mulai dari Rp 40 ribu dan untuk bebek ungkep mulai dari Rp 75 ribu.
Saat ini, Ummu Ayya sudah memilih 70 agen dan reseller yang tersebar di beberapa kabupaten di Jawa Tengah, seperti Pekalongan, Batang, Pemalang, Brebes, Tegal, dan Semarang. Ada juga reseller di Yogyakarta, Bandung, Jakarta dan kota-kota lainnya.
Tatiek berharap, usahanya bisa mendapat dukungan berupa pelatihan dan pendampingan usaha, serta bantuan pemasaran dengan skala yang lebih luas, sehingga Ummu Ayya dapat semakin berkembang dan produknya bisa dinikmati pelanggan di luar Jawa Tengah.
Direktur Bisnis Mikro BRI, Supari mengatakan, di samping memberikan dukungan permodalan bagi pelaku UMKM, BRI juga terus memberikan pendampingan bagi nasabah dalam pengembangan produk hingga upaya digitalisasi UMKM.
"Kisah Ibu Tatiek ini menjadi salah satu contoh bagaimana pembiayaan yang diberikan serta pendampingan usaha yang BRI berikan dapat mendorong dan menaikkan kelas serta kapasitas usaha pelaku UMKM," tegasnya.