Menaker Yassierli dalam gelaran Kajian Tengah Tahun The Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) 2025 di Jakarta, Rabu (2/7/2025). Foto: Widya Islamiati/kumparan
Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli menyampaikan bahwa hingga saat ini pemerintah telah menyalurkan Bantuan Subsidi Upah (BSU) kepada 8,3 juta pekerja per Senin (7/7).
BSU tahap pertama ditargetkan bagi 3,6 juta pekerja, dan hingga 24 Juni, dana telah disalurkan kepada 2,45 juta penerima.
"Jadi terkait dengan BSU, memang ada dua mekanisme penyaluran, yang pertama lewat bank, yang kedua adalah lewat PT Pos. Total yang sudah kita salurkan itu sudah sebanyak 8,3 juta orang," kata Yassierli saat ditemui usai Rapat Kerja (Raker) tertutup bersama Komisi IX di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, Senin (7/7).
Ia menambahkan, dari total target 17 juta penerima BSU, sebagian besar sisanya masih dalam proses penyaluran melalui PT Pos. Menurutnya, hal ini membutuhkan waktu, terutama karena proses verifikasi dan validasi data yang ketat dan pihaknya harus terus cek ulang agak tidak ada kekeliruan.
"(Penyaluran) Pos (dalam) seminggu ini. Semoga ya, jadi memang itu kan proses yang memang kita sadar kita harus mengikuti proses yang ada ya," jelasnya.
Seorang warga berada di loket penerimaan bantuan subsidi upah (BSU) di PT Pos Indonesia KP Premier Jakarta Timur, Pulogadung, Jakarta, Jumat (9/12/2022). Foto: Aprillio Akbar/Antara Foto
Ia membeberkan meskipun data penerima sudah tersedia, pihaknya tetap harus melakukan pengecekan nomor rekening, mencocokkannya dengan data di BPJS Ketenagakerjaan, lalu mengkonfirmasi kembali ke pihak bank sebelum akhirnya membuat surat perintah pembayaran. Menurutnya, proses ini harus dipahami sebagai bagian dari upaya memastikan penyaluran bantuan dilakukan secara tepat.
Yassierli mengatakan lambatnya proses penyaluran merupakan hal yang wajar karena proses masih berada di tahap awal, dan jika dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, proses di awal memang cenderung lebih lambat.
"Memang ini tadi prosesnya itu kan jadi teman-teman, kalau kita lihat dari tahun-tahun sebelumnya kan di awalnya juga pasti butuh waktu. Kita butuh (waktu untuk) memastikan semua rekeningnya itu benar, sehingga tepat sasaran. Kalau kemudian nanti ini ada program ini lagi, kita sudah punya database yang bagus, (prosesnya) akan cepat," tuturnya.
Sebelumnya, BSU merupakan salah satu dari lima program stimulus ekonomi Presiden Prabowo untuk mendorong pertumbuhan ekonomi kuartal II 2025. Program ini menyasar 17 juta pekerja, dengan besaran Rp 300 ribu per bulan selama dua bulan, yang dicairkan sekaligus menjadi Rp 600 ribu per orang.
Penyaluran dilakukan melalui Bank Himpunan Bank Negara (Himbara) yakni BNI, BRI, BTN, Mandiri serta BSI untuk penerima di Aceh. Namun bagi pekerja yang tidak memiliki rekening bank tersebut, pemerintah akan mengirimkan bantuan lewat PT Pos Indonesia, sebagaimana pola yang diterapkan di tahun-tahun sebelumnya.