Apr 25th 2024, 10:54, by Sinar Utami, kumparanBISNIS
Bank Indonesia melaporkan uang beredar dalam arti luas (M2) di Indonesia pada periode Maret 2024 mencapai Rp 8.888,4 triliun, atau naik 7,2 persen secara tahunan (year on year/yoy).
Berdasarkan catatan bank sentral uang beredar pada periode tersebut juga lebih tinggi 5,3 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Kondisi tersebut didorong pertumbuhan uang beredar dalam arti sempit (M1) 7,9 persen dan uang kuasi 6,2 persen.
"Perkembangan M2 pada Maret 2024 terutama dipengaruhi oleh perkembangan penyaluran kredit dan tagihan bersih kepada Pemerintah Pusat," demikian keterangan dari Bank Indonesia, Jumat (23/2).
Penyaluran kredit pada Maret 2024 dilaporkan tumbuh sebesar 11,8 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 11 persen (yoy). Tagihan bersih kepada Pemerintah Pusat tumbuh sebesar 18 persen (yoy), setelah terkontraksi sebesar 1 persen (yoy) pada Februari 2024.
Sementara aktiva luar negeri bersih turun 1,1 persen (yoy), setelah tumbuh 2,3 persen pada bulan sebelumnya.
Dari laporkan bank sentral, perkembangan M1 terutama disebabkan oleh perkembangan uang kartal di luar bank umum dan BPR, serta tabungan rupiah yang dapat ditarik sewaktu-waktu.
Sementara uang kartal yang beredar di masyarakat pada Maret 2024 mencapai Rp 954 triliun, atau tumbuh 14,6 persen (yoy), setelah tumbuh 12 persen (yoy) pada Februari 2024.
Adapun tabungan rupiah yang dapat ditarik sewaktu-waktu dengan pangsa 46,4 persen terhadap M1, tercatat jumlahnya mencapai 2.283 triliun pada Maret 2024, atau tumbuh 6 persen.
"Giro rupiah tercatat sebesar Rp 1.682,9 triliun atau tumbuh sebesar 6,8 persen, setelah terkontraksi 3,5 persen pada bulan sebelumnya."
Pada Maret 2024, uang kuasi dengan pangsa pasar 44,3 persen dari M2, mencapai Rp 3.939,1 triliun atau tumbuh 6,2 persen (yoy), terutama dikontribusikan simpanan berjangka yang tumbuh 7,2 persen.