Apr 25th 2024, 11:06, by Sinar Utami, kumparanBISNIS
PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) tak menutup opsi untuk memisahkan unit bisnis(spin off) es krim dari perusahaan. Langkah ini mengikuti kebijakan Unilever global.
"Seperti yang kita lihat dalam pengumuman global, tujuannya untuk memisahkan bisnis es krim menjadi entitas terpisah. Dan niatnya kami akan melakukan hal yang sama di Indonesia," ujar Direktur Finance UNVR, Viviek Agrasal di konferensi pers virtual, Rabu (24/4) malam.
Viviek menyebut rencana tersebut masih belum dilakukan dalam waktu dekat. Pemisahan bisnis ini diharapkan dapat membawa Unilever Indonesia menjadi lebih baik.
Proses produksi termasuk penyimpanan es krim harus melalui sistem distribusi yang terpisah sehingga mempunyai model bisnis yang berbeda dengan bisnis Unilever Indonesia secara umum.
"Kami yakin dengan memisahkan sebagai bisnis terpisah yang berdiri sendiri, kebutuhan bisnis es krim dan bisnis lainnya akan terlayani dengan lebih baik," kata Viviek.
"Jadi itu maksud keseluruhan. Anda tahu mengapa pemisahan ini dilakukan di tingkat global dan juga mengapa pemisahan ini akan dilakukan dan kami berencana melakukan di Indonesia," sambungnya.
Sementara itu, Presiden Direktur Unilever Indonesia Benjie Yap menilai bisnis es krim merupakan pelengkap pada keseluruhan bisnis. Sebab rantai pasok es krim memerlukan mesin pendingin tersendiri.
Unilever Bakal Pisahkan Bisnis Es Krim, Mau PHK 7.500 Pekerja
Unilever (ULVR.L) mengumumkan akan memisahkan unit bisnis es krimnya, yang merupakan rumah bagi merek-merek terkenal seperti Magnum dan Ben & Jerry's. Seiring dengan kebijakan tersebut, perusahaan bakal memangkas 7.500 pekerja untuk efisiensi.
Investor menyambut baik rencana tersebut sehingga saham Unilever, salah satu perusahaan barang konsumen terbesar di dunia, naik hampir 6 persen.
Mengutip Reuters, spin-off Unilever yang terdaftar di London ini akan segera dimulai dan diharapkan selesai pada akhir tahun 2025. Bisnis es krim disebut dalam proses pindah ke kantor pusat terpisah di Amsterdam.
Hal ini bertujuan menghasilkan pertumbuhan penjualan dasar satu digit dan sedikit peningkatan margin setelah pemisahan. Bisnis es krim menyumbang sekitar 16 persen dari penjualan global Unilever, dan di beberapa negara menyumbang sepertiga atau 40 persen.
CEO Hein Schumacher mengatakan melalui telepon dengan wartawan bahwa ia "terbuka terhadap pilihan" di mana perusahaan dapat mencatatkan sahamnya. Rencana tersebut kemudian disambut baik oleh aktivis investor dan anggota dewan dana Nelson Peltz dan oleh pemegang saham Unilever Aviva.