Apr 20th 2024, 13:02, by Moh Fajri, kumparanBISNIS
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengungkapkan melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS bisa berimbas terhadap ekonomi Indonesia. Menurutnya, penguatan dolar AS berdampak pada inflasi di Tanah Air.
Hingga pukul 11.44 WIB pada Sabtu (20/4), rupiah anjlok 81 poin atau 0,5 persen ke level 16.260 per dolar AS. Sri Mulyani membicarakan dampak pelemahan rupiah melalui wawancara Bloomberg Television di sela rangkaian agenda Spring Meetings Bank Dunia dan IMF 2024.
"Host Alix Steel membuka wawancara dengan bertanya seberapa besar tekanan nilai tukar rupiah ketika dolar yang sedang menguat saat ini. Saya sampaikan bahwa situasi global yang berkembang saat ini pasti akan berdampak pada perekonomian Indonesia," ujar Sri Mulyani melalui akun Instagram @smindrawati, dikutip Sabtu (20/4).
Sri Mulyani menjelaskan pada sisi ekspor penerimaan akan jauh lebih baik dengan nilai tukar dolar AS yang menguat. Namun di sisi impor, konversi harga dolar AS terhadap rupiah akan lebih tinggi dan bisa berdampak pada inflasi di Indonesia.
"Pemerintah terus mengantisipasi dan waspada terhadap perkembangan ini. Saya yakin Indonesia akan tetap resilien dalam situasi ini," kata Sri Mulyani.
Stabilitas ekonomi makro akan senantiasa dijaga, baik dari sisi moneter maupun fiskal. Koordinasi dengan Bank Indonesia terus dilakukan untuk beradaptasi dengan tekanan yang ada. "Dari sisi fiskal, kita memastikan APBN berperan menjadi shock absorber yang efektif dan kredibel," ungkap Sri Mulyani.
Saat ditanya apakah pertumbuhan ekonomi Indonesia di level 5 persen akan tercapai, Sri Mulyani menuturkan Indonesia masih optimistis memiliki resiliensi ekonomi yang bagus, seperti saat melewati krisis pandemi lalu.
"Di tengah kondisi suku bunga dan inflasi global yang tinggi seperti saat ini, saya yakin ekonomi Indonesia akan tetap terjaga sesuai target, didukung oleh sisi ekspor yang kuat dan neraca perdagangan yang surplus," tutur Sri Mulyani.