Apr 23rd 2024, 05:05, by Wisnu Prasetiyo, kumparanNEWS
Pantai Teluk di Desa Teluk, Kecamatan Labuan, Kabupaten Pandeglang, Banten sempat mencuri perhatian usai dinobatkan sebagai pantai terkotor nomor 1 di Indonesia oleh Pandawara Group.
Pasalnya, saat itu seluruh permukaan daratan hingga pinggiran Pantai Teluk dipenuhi berbagai macam sampah mulai dari rumah tangga hingga plastik.
Pada Mei 2023, Pandawa Group melalui media sosialnya pun kemudian berinisiatif untuk mengajak para warga melakukan pembersihan sehingga berhasil menarik simpati berbagai elemen masyarakat dan pemerintah setempat.
Akhirnya, mereka saling bergotong royong ikut membersihkan puluhan ton sampah hingga membuat Pantai Teluk menjadi bersih.
Namun kini, jagad media sosial kembali dihebohkan dengan kondisi Pantai Teluk yang kembali kotor. Hal itu diketahui usai akun X @namdoyan kondisi Pantai Teluk yang dipenuhi tumpukan sampah.
"Masih inget ga pantai terkotor se Indonesia yg dulu pernah viral & pernah dibersihin sama Pandawara Group & Warga sekitar? Ya ini keadaannya sekarang. Sabtu 20 April 2024," tulis @namdoyan.
Dari pantauan di lokasi pada Senin (22/4), kondisi tumpukan sampah di Pantai Teluk terlihat berada di belakang SPBU Nelayan sejauh hampir 100 meter ke arah lapangan Desa Teluk.
Sampahnya pun beragam mulai dari plastik, kasur, kain-kain bekas hingga kayu. Bahkan papan peringatan untuk tidak membuang sampah pun kondisinya sudah tak terpasang dan tersandar ke dinding mesjid di lokasi tersebut.
Salah seorang warga setempat, Ading (54) mengaku kondisi Pantai Teluk sudah cukup lama kembali dipenuhi oleh sampah. Namun menurutnya, sampah-sampah tersebut dibawa oleh arus laut saat gelombang tinggi menghantam Pantai Teluk.
"Sudah lama begini, biasanya awal tahun akan datang sampah kiriman yang terbawa oleh air laut. Setiap angin datang sampai bulan lima, karena terbawa angin barat," kata Ading ditemui di Pantai Teluk.
Diakui Ading, semenjak dibersihkan oleh Pandawara Group, kondisi Pantai Teluk sudah tak pernah lagi dibersihkan. Jadi terkesan dibiarkan sehingga membuat sampah yang terbawa arus laut semakin menumpuk.
"Tahun lalu pernah (dibersihkan) saat sama Pandawara Group, setelah itu tidak ada lagi. Paling hanya warga sini yang bakar sampah semampunya. Kalau dari pemerintah itu tidak ada, dibiarkan saja, makanya sampahnya makin banyak," ujarnya.
Ia pun memastikan warga setempat sudah tidak membuang sampah ke pinggir Pantai Teluk. Sebab, mereka sudah rutin membayar iuran untuk petugas kebersihan yang akan mengangkut sampah di rumah-rumah warga setiap seminggu dua kali.
"Enggak (buang ke pantai), sampah kami dibuang oleh petugas kebersihan yang datang setiap Rabu dan Sabtu, seminggu dua kali. Kami iuran Rp2.000 setiap sampah diambil. Jadi sampah ini murni terbawa angin dari sekitar, terbawa dari sekitar Labuan," kata Ading.
Meski mengaku tak terlalu terganggu dengan tumpukan sampah, namun Ading berharap pemerintah untuk lebih peduli dengan melakukan upaya-upaya agar Pantai Teluk bisa sepenuhnya bersih terus menerus sehingga bisa jadi objek wisata baru di Kabupaten Pandeglang.
"Mau gimana lagi, kami sudah biasa, sampahnya juga tidak bau, tidak mengganggu kesehatan, paling sering nyangkut ke baling-baling perahu kalau saya mau melaut. Yah inginnya dibersihkan biar lebih enak dipandang, ingin bersih biar jadi tempat wisata kayak di tempat lain," ungkapnya.
Hal senada turut disampaikan Sekretaris Desa Teluk Saukatudin bila sampah yang kembali menumpuk di Pantai Teluk merupakan kiriman yang terbawa arus laut saat terjadi gelombang tinggi.