Seorang pelajar SMK Negeri 1 Siduori, Nias Selatan, bernama Yaredi Nduru (17), diduga tewas usai dianiaya oleh kepala sekolahnya, SZ (37 tahun). Yaredi diduga dipukul lima kali di bagian kening hingga salah satu sarafnya tak berfungsi.
Bagaimana kronologi peristiwa ini?
Kasi Humas Polres Nias Selatan, Bripka Dian Octo, mengungkap semua bermula pada 23 Maret lalu. Saat itu, korban diduga dipukuli SZ sebanyak lima kali.
Berikut kronologinya:
23 Maret 2024
09.00 WIB
Korban bersama dengan enam siswa lainnya dibariskan oleh terduga pelaku. Korban dipukul di bagian kening sebanyak lima kali.
18.00 WIB
Pada saat ibu korban pulang dari ladang, korban mengeluh kepalanya sakit. Lalu sang ibu memberikan obat sakit kepala.
27 Maret 2024
Korban mengeluh ke ibunya bahwa sakit kepalanya semakin parah dan tidak sanggup lagi sekolah.
29 Maret 2024
Penyakit korban semakin parah. Badannya demam tinggi.
Yaredi bahkan sampai mengigau dan berkata "Kepala sekolah saya (SZ) memukul saya sehingga saya sakit seperti ini."
Ibu korban pun curiga. Lalu ia mencari tahu apa sebenarnya yang membuat sang buah hati sakit. Ia bertanya ke dua orang teman sekolah Yaredi.
Lalu keduanya menerangkan, pada tanggal 23 Maret 2024, SZ memang telah memukuli Yaredi.
9 April 2024
Yaredi dibawa oleh keluarganya ke RSUD dr. Thomsen Gunung Sitoli untuk rontgen dan dirawat inap selama sehari.
10 April 2024
Hasil rontgen keluar. Keterangan dokter, ada bekas pukulan di bagian kening sehingga salah satu saraf tidak berfungsi. Hal ini yang membuat korban sakit parah.
11 April 2024
Pihak keluarga membuat laporan polisi di Polres Nias Selatan.
13 April 2024
Yaredi kembali dirawat di RSUD dr. Thomsen untuk mendapat perawatan intensif. Kondisinya menurun.
15 April 2024
Pukul 17.00 WIB
Yaredi kritis. Polisi yang tadinya mau meminta keterangan tak bisa.
19.30 WIB.
Yaredi meninggal dunia.
Polisi saat ini masih melakukan penyelidikan terkait dengan kasus pemukulan tersebut.
"Masih diduga ya, karena polisi masih melakukan pendalaman," kata Bripka Dian Octo.