BMKG saat ini tengah memonitor aktivitas erupsi Gunung Ruang di Sulawesi Utara (Sulut). Termasuk tinggi muka air untuk mewaspadai adanya gelombang tsunami di pesisir pantai.
Terbaru, BMKG meminta masyarakat waspada akan adanya gelombang tinggi akibat erupsi gunung tersebut.
"Waspada gelombang tinggi dampak erupsi Gunung Ruang bagi masyarakat di wilayah pantai Pulau Tagulandang, Pulau Biaro, Pulau Siau, dan Pantai Minahasa Utara," demikian keterangan yang disampaikan oleh Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, Kamis (18/4).
BMKG Jelaskan Penyebab Potensi Tsunami
Daryono menjelaskan, ada banyak penyebab tsunami akibat gunung erupsi. Utamanya, kata dia, terjadi karena adanya fenomena flank collapse alias runtuhnya sebagian atau keseluruhan badan gunung.
"Tapi bisa juga karena kontak magma dengan air laut atau kontaknya awan panas (piroclastic cloud) dengan muka air laut," kata Daryono.
Selain itu, bisa juga akibat fenomena shockwave erupsi yang agak sulit dikuantifikasi karena bergantung pada volume magma dan gas pada magma, yang sulit dikuantifikasi.
"Itu semua bisa memicu tsunami saat erupsi gunung api," kata dia.
"Kita patut mewaspadai erupsi Gunung Ruang ini karena memiliki catatan sejarah tsunami akibat erupsinya," sambungnya.
Daryono menjelaskan, peristiwa tsunami Gunung Ruang pernah terjadi pada tahun 1871 setinggi 25 meter menewaskan sekitar 400 orang. Saat itu diperkirakan sumber tsunami adanya deformasi di tubuh gunung yang membangkitkan tsunami.
Atas dasar histori tersebut, BMKG fokus memantau aktivitas Gunung Ruang ini.
"BMKG fokus hal ini semalam karena historinya Gunung Ruang ini maka kita tak berkedip memonitor muka laut di sekitar Gunung Ruang. Menggunakan peralatan Tide Gauge milik Badan informasi Geospasial (BIG) dan Automatik Weather System Maritim BMKG, kuta terus pantau. Alhamdulillah tidak menunjukkan adanya anomali muka laut sebagai indikasi warning tsunami non-seismik," kata Daryono.
Lokasi stasiun monitoring muka laut Tide Gauge dan AWS Maritim terdekat dengan Gunung Ruang yang fokus diamati BMKG yakni:
1. TG Pulau Siau
2. TG Ngalipaeng, Kep. Sangihe
3. TG Tahuna, Kep. Sangihe
4. TG Petta, Kep. Sangihe
5. AWS Maritim Bitung
"Semua peralatan monitoring muka laut ini sudah terintegrasi dalam sistem InaTNT BMKG. Indonesia Tsunami Non Tektonik," kata dia.
"Tetapi sebagai peringatan peningkat kewaspadaan terhadap bahaya tsunami bagi masyarakat pesisir pantai, BMKG sudah memberikan warning kewaspadaan sebagai berikut," pungkasnya.