Mar 29th 2024, 04:30, by Nicha Muslimawati, kumparanBISNIS
PT Pertamina (Persero) mendukung pencabutan izin Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) yang nakal. Sanksi operator yang nakal harus semakin dipertegas.
Hal ini menyusul beberapa kasus kecurangan operator SPBU, mulai dari menyabotase meteran dispenser hingga mencampur Pertalite dengan air, namun sanksinya hanya ditutup atau disegel sementara.
"Saya sepakat sekali dengan tadi yang disampaikan oleh beberapa Bapak Ibu yang menyampaikan harus ada ketegasan terhadap SPBU yang melakukan kecurangan," ujar Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati saat Rapat Dengar Pendapat Komisi VII DPR, Kamis (28/3).
"Saya sangat sepakat kita cabut saja izinnya, karena ini tidak bisa kita tolerir khususnya adalah konsumen," tegas Nicke.
Meski demikian, Nicke mengakui Pertamina tetap harus berhati-hati dalam menutup SPBU yang melakukan kecurangan. Sebab, Pertamina juga harus memperhatikan ketersediaan BBM di daerah tersebut.
"Satu hal memang ketika kami mencabut izinnya kita harus memastikan bahwa ketersediaan (BBM) di daerah tersebut harus tersedia, jadi harus ada, sebelum nanti pengusaha yang baru yang menggantikan," katanya.
Menurut Nicke, perlu ada fasilitas sementara untuk menyalurkan BBM di daerah SPBU yang ditutup. Namun sejauh ini, dia menyebutkan belum ada masalah distribusi yang terjadi.
"Perlu ada temporary fasility yang kita provide jadi kita ketegasan itu perlu, namun kita juga sekaligus harus menjaga menjamin bahwa dengan adanya penutupan-penutupan tersebut tidak mengganggu distribusi kepada masyarakat," tuturnya.
Sebelumnya, Polres Metro Bekasi Kota menangkap 5 orang tersangka yang terlibat dalam Kasus BBM Pertalite tercampur air, di SPBU 34-17106 Bekasi Selatan.
Selain kasus pencampuran air dan Pertalite, Pertamina melakukan penyegelan terhadap 3 dispenser di SPBU yang ditemukan tambahan alat switch yang mempengaruhi hitungan liter yang dikeluarkan.