Mar 27th 2024, 09:58, by Tiara Hasna R, kumparanNEWS
Pengeboman Israel di Rafah semakin intensif meski Dewan Keamanan PBB telah mengeluarkan resolusi pertama yang menyerukan "gencatan senjata segera", pada Senin (25/3) malam.
Kementerian Kesehatan di Gaza mengatakan 12 orang, termasuk anak-anak, tewas usai serangan udara menghantam kamp pengungsi pada Selasa (26/3) malam, seperti dikutip AFP.
Tank dan kendaraan lapis baja Israel mengepung Rumah Sakit Nasser di Khan Yunis. Bulan Sabit Merah Palestina memperingatkan bahwa ribuan orang terjebak di dalam RS tersebut.
Dikutip dari AlJazeera, situasi terkini di lapangan masih mencekam usai resolusi yang seharusnya menghentikan serangan Israel ke Gaza selama bulan Ramadan.
Hamas sebut Israel sudah kehilangan perlindungan politik, bahkan di Dewan Keamanan. Sementara itu, Amerika Serikat (AS) tidak dapat memaksakan kehendaknya pada komunitas internasional.
Amerika Serikat mengatakan pihaknya akan terus mengirimkan bantuan melalui udara ke Gaza, Selasa (26/3). Meskipun Hamas minta untuk menghentikan praktik tersebut setelah 18 warganya tewas saat mencoba mendapatkan makanan.
Hamas menuntut agar Israel mengizinkan lebih banyak truk bantuan memasuki wilayah yang dilanda perang.
Presiden AS, Joe Biden, juga mendapat tekanan dari kelompok HAM dan rekan Demokrat untuk memberikan bantuan militer lebih lanjut jika PM Israel Netanyahu menunda ancaman serangan di Rafah. Namun Biden menolak hal tersebut.
Setidaknya 32.414 warga Palestina tewas dan 74.787 terluka dalam serangan Israel di Gaza sejak 7 Oktober. Jumlah korban tewas di Israel akibat serangan Hamas mencapai 1.139 orang dan puluhan orang masih ditawan.