Salah satu karya patung yang dipamerkan dalam Yogyakarta International Creative Art Festival (YICAF) 2025 di ISI Yogyakarta. Foto: Pandangan Jogja/Iqbaltwq
Pameran seni rupa dan desain Yogyakarta International Creative Art Festival (YICAF) 2025 resmi dibuka sejak 21 Juni 2025 di Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta. Lebih dari 500 karya dari 13 negara ditampilkan, termasuk instalasi patung berukuran besar yang dipajang di area terbuka kampus.
Menurut Dekan FSRD ISI Yogyakarta, Muhammad Sholahuddin, patung-patung yang ditempatkan di luar ruangan memberikan kesan berbeda ketika dilihat pada malam hari.
Patung-patung yang dipamerkan dalam Yogyakarta International Creative Art Festival (YICAF) 2025 di ISI Yogyakarta. Foto: Pandangan Jogja/Iqbaltwq
Ia menyebut pencahayaan khusus dan keberadaan tumbuhan di sekitar patung menciptakan pengalaman visual yang unik.
"Dengan tumbuhan yang melingkupinya, patung-patung itu justru terlihat lebih hidup saat malam," ujar Sholahuddin kepada Pandangan Jogja.
Ia menambahkan, area luar FSRD memang dirancang sebagai ruang pamer terbuka agar publik bisa menikmati karya seni kapan saja, termasuk malam hari.
Patung-patung yang dipamerkan dalam Yogyakarta International Creative Art Festival (YICAF) 2025 di ISI Yogyakarta. Foto: Pandangan Jogja/Iqbaltwq
Sementara ruang indoor hanya dibuka hingga pukul 16.00 WIB, area luar ruangan tetap dapat dikunjungi malam hari karena didukung sistem pencahayaan khusus.
"Kami sudah menunjang dengan lighting-lighting supaya feel dari karya-karya itu dapat," katanya.
YICAF 2025 akan berlangsung hingga 31 Agustus 2025 dan terbuka untuk umum. Sholahuddin juga mengajak masyarakat untuk datang ke pameran pada malam hari agar merasakan pengalaman yang berbeda.
"Saya menantang teman-teman untuk nonton YICAF ini di malam hari. Kalian akan mendapatkan kesan yang berbeda dari melihat pameran ini pada siang hari," pungkasnya.