Dika Penari Pacu Jalur yang ditiru Neymar dan PSG. Foto: Dok. Istimewa
Gerakannya lincah. Tak takut, malah terliat riang ketika menari di atas perahu yang tak seberapa lebar.
Tampil dengan baju adat khas dan kacamata hitam, bocah itu menari energik menembus aliran Sungai Batang Kuantan, Kuantan Singingi (Kuansing), Riau.
Dia adalah Dika, asli kelahiran Kuansing, yang viral belakangan ini karena tarian di lomba Pacu Jalur. Usianya baru 10 tahun, tapi ketenarannya kini sudah menjadi tren di dunia.
"Gerakan kipas-kipas," begitu ucap Dika saat berbincang dengan kumparan, Kamis (3/7).
Pacu Jalur adalah perlombaan mendayung perahu panjang yang telah menjadi tradisi rakyat Kuansing sejak abad ke-17.
Tarian Dika diciptakannya spontan. Ia juga tak menyangka gerakan seperti mengipas-ngipas itu bahkan kini ditiru pemain sepakbola dari klub kenamaan Eropa, Paris Saint Germain (PSG).
Tak cuma PSG, pemain bintang asal Brasil yang kini bermain untuk AC Milan juga menirukan gaya Dika. Ia membuat video tarian Pacu Jalur dengan kawan-kawannya di atas sebuah mobil.
Video Dika dikombinasikan dengan yang lain menjadi meme internasional. Apalagi ketika diiringi lagu Young Black & Rich karya Melly Mike sebagai backsound.
"Senang, tapi enggak nyangka. Teman-teman sekolah bilang, kamu viral kamu viral," ujar Dika sambil sedikit tertawa.
Video itu kemudian dilekatkan dengan istilah 'Aura Farming'. Ia adalah istilah di jagat maya untuk mendapatkan perhatian hingga viral.
Aura dan Farming selama ini pertama kali dipopulerkan pada Januari 2024. Penyebar awalnya akun TikTok @h.chua_212. Ia memberikan judul videonya yang viral 'Aura Farming'.
Saat ini istilah Aura Farming dilekatkan ke Dika. Dika yang sehari-hari berlatih penari lomba pacu jalur sejak dua tahun lalu.
"Gerakannya spontan aja, dan karena saya suka jadi saya lakukan," katanya.
Gerakan itu selayaknya adalah sebagai pemicu semangat para pendayung atau atlet pacu jalur yang tengah berlaga.
Jadi, dengan tarian Dika, para atlet itu diyakini jadi jauh lebih bersemangat.
Dika Penari Pacu Jalur yang ditiru Neymar dan PSG. Foto: Dok. Istimewa
Awal Berkenalan dengan Tarian
Dika bercerita, awalnya ia hanya ikut ayahnya yang merupakan seorang atlet pacu jalur. Tiap pulang sekolah, Dika selalu ke sungai melihat sang ayah berlatih atau ikut kejuaraan.
Lama-lama Dika ketagihan dan menikmati. Sampai pada akhirnya, ua meminta izin untuk ikut mencoba menari di atas perahu.
"Saat itu latihan awalnya jaga keseimbangan, biar tidak jatuh dulu," kata Dika.
Ia tak gentar dengan ancaman arus sungai. Selain memang selalu didampingi ayah dan kawan-kawannya, jiwanya juga membara.
Dika pernah terjatuh ke air. Namun ia bisa berenang dan tak terjadi apa-apa. Tak ada kata trauma juga.
"Pernah tapi bisa berenang juga, senang," ujar Dika.
Katanya, teriakan dan sorak sorai ribuan penonton menjadi penyemangat buatnya. Sehingga, ia menganggapnya apa yang dilakukan sebagai hiburan.
Harapan dan Doa Orang Tua
Dika pun tak punya harapan muluk usai viral. Ia hanya ingin terus menari di lomba Pacu Jalur.
Tak tahu sampai kapan. Namun saat ditanya cita-cita, Dika ingin menjadi penari di masa mendatang.
"Iya, penginnya jadi penari di Pacu Jalur terus," bebernya.
Selaras dengan Dika, sang ibu, Rani, mengaku bangga dan tak menyangka dengan pencapaian anaknya.
"Aku juga pas tahu gak nyangka, kan banyak anak juga yang nari. Tapi kenapa Dika yang viral," kata Rani sambil merangkul anaknya.
Rani pun menyebut dapat keberkahan dari viralnya Dika. Selain rezeki bertambah, sang buah hati juga kerap diajak collab dengan konten kreator lainnya.
"Iya, semoga kalau bisa ke Jakarta, ke Eropa juga, tapi dia sukanya Real Madrid sih bukan PSG, hahaha," tutur Rani.
Sekilas Pacu Jalur
Tarian Pacu Jalur awalnya digunakan sebagai sarana transportasi di Sungai Batang Kuantan. Di jalur ini biasanya atlet-atlet antar desa bertarung mencapai garis finish.
Di masa kolonial Belanda, Pacu Jalur dijadikan bagian dari perayaan hari ulang tahun Ratu Wilhelmina.
Festival Pacu Jalur kini rutin diadakan setiap Agustus dan menjadi daya tarik wisata besar di Riau.
Ribuan penonton, termasuk para perantau, hingga turis biasanya menyaksikan perlombaan ini.