Pemain Arema FC Arkhan Fikri berebut bola dengan pemain Persebaya Surabaya Bruno Moreira pada pertandingan Liga 1 di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Bali, Senin (28/4/2025). Foto: Nyoman Hendra Wibowo/ANTARA FOTO
PT Liga Indonesia Baru (LIB) mengusahakan agar suporter bisa saling bertandang untuk Super League musim depan. Namun memang, ada beberapa catatan, seperti halnya larangan bertandang khusus laga-laga yang punya sejarah rivalitas tinggi.
Tokoh Bonek, Conk Husin, menanggapi soal ini. Ia mengaku sepakat jika larangan bertandang hanya berlaku untuk laga-laga dengan rivalitas tinggi.
"Untuk yang rivalitas tinggi saya sepakat untuk menjaga kondusivitas kota masing-masing, menjaga agar iklim sepak bola benar-benar kondusif tanpa menumpahkan darah, bagaimanapun sepak bola itu hiburan bukan kuburan," kata Conk Husin kepada kumparan, Rabu (9/7).
"Kita tidak saling mengunjungi satu sama lain yang rivalitasnya, tensinya sangat tinggi. Kita sangat mendukung. Jakarta ke Bandung. Atau Bandung ke Jakarta. Surabaya ke Malang. Atau Malang ke Surabaya. Kita masih sepakat itu. Karena bagaimanapun sepak bola ini adalah olahraga yang penuh adu. Tensi tinggi."
Pelatih Persebaya Surabaya Paul Munster meminta maaf kepada seluruh suporter atas serentetan hasil buruk timnya dalam lima pertandingan terakhir di BRI Liga 1 Indonesia musim 2024/2025. Foto: Indra Setiawan/Antara
"Dan rivalitas yang sangat, 4 tim ini yang sangat ketat. Sangat tinggi. Jadi saya harapkan teman-teman bisa memahami kalau di 4 kota atau beberapa kota lagi yang tidak boleh saling mengunjungi. Tidak masalah. Asal yang lain masih terbuka keran untuk saling mengunjungi. Bukan saling memutus tali silaturahmi," tandasnya.
Namun, keputusan PT LIB itu belum final. Pihaknya masih akan berkonsultasi dengan Ketum PSSI, Erick Thohir, agar bisa mendapat restu FIFA.
"Tertutup pintunya kalau suporter Persib datang ke Persija, atau sebaliknya. Itu pasti tidak bisa. Arema vs Persebaya juga tak akan diizinkan suporter bertandang," kata Ferry Paulus kepada awak media di Jakarta, Senin (7/7).
"Kita lagi minta persetujuan kepolisian dan coba dipandu Ketum agar FIFA bisa memberi restu kepada kita. Untuk klub yang tak punya resistensi mudah-mudahan bisa diizinkan," imbuhnya.