Tampang Staf Ahli Komdigi, Adi Kismanto, yang ditangkap polisi terkait judi online. Foto: Rachmadi Rasyad/kumparan
Posisi Adhi Kismanto sebagai tenaga ahli di Kementerian Kominfo menjadi sorotan. Adhi, yang jadi terdakwa kasus perlindungan situs judi online, merupakan lulusan SMK. Padahal kriteria yang dibutuhkan adalah sarjana.
Dalam sidang lanjutan perkara tersebut di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pada Rabu (4/6), eks Direktur Pengendalian Aplikasi Informatika Kominfo, Teguh Arifiyandi, dihadirkan sebagai saksi. Ia mengungkap bahwa perintah memperkerjakan Adhi datang dari Menteri Kominfo 2023-2024, Budi Arie Setiadi.
Menjawab pertanyaan dari penasihat hukum Adhi Kismanto, Teguh menyebut tak pernah membuatkan SK penerimaan Adhi untuk bekerja di Kominfo.
"Terkait SK Adhi Kismanto, apakah pernah Saudara pernah memberi SK pengangkatan tenaga ahli untuk Adhi Kismanto?" tanya penasihat hukum Adhi.
"Tidak pernah," jawab Teguh singkat.
"Kemudian, kenapa Adhi Kismanto bisa bekerja di Kominfo?" lanjut tanya penasihat hukum.
Kata Teguh, Adhi dipekerjakan untuk membantu pengawasan situs judi online. Ia diangkat sebagai tenaga ahli eksternal.
"Itu atas inisiatif siapa Adhi Kismanto ditempatkan di bagian yang untuk situs judi online itu?" tanya hakim.
"Jadi perintah Pak Menteri kan diminta membantu pada saat itu kan dengan crawling situs-situs judi online. Otomatis saya tempatkan di bagian yang memang (sesuai)," jelas Teguh.
"Jadi ditempatkan di bagian itu atas perintah Pak Menteri juga?" tanya Hakim memastikan.
"Betul," jawab Teguh.
Menteri Koperasi (Menkop) Budi Arie Setiadi memberikan sambutan saat kunjungan kerja di Kantor Kelurahan Cibeber, Kota Cimahi, Jawa Barat, Kamis (15/5/2025). Foto: ANTARA FOTO/Abdan Syakura
Dalam sidang, Teguh juga bercerita terkait pertemuan pertamanya dengan Adhi. Katanya, saat itu ia ke ruangan Budi Arie untuk melihat Adhi mempresentasikan software crawling baru, sebuah perangkat untuk menangkal situs judi online.
Ia mengaku tidak tahu kenapa software crawling baru dibutuhkan pada saat itu. Padahal, menurut Teguh, Kominfo sudah punya software crawling yang bisa menangkal jutaan website judi online.
"Kenapa Adhi Kismanto diminta untuk demo alat software baru?" tanya penasihat hukum.
"Saya tidak tahu karena itu dari Pak Menteri," jelas Teguh.
"Yang perintahkan Pak Menteri ya?" tanya hakim menambahkan.
"Iya, Pak Menteri yang minta demokan," tambah Teguh.
"Kemudian, kenapa Adhi Kismanto diminta untuk demo software baru kalau sudah bisa (menangkal) jutaan?" tanya penasihat hukum lagi.
"Saya tidak tahu, itu dari Pak Menteri," ucap Teguh.
Belum ada keterangan dari Budi Arie maupun Adhi mengenai kesaksian tersebut.
Bantahan Budi Arie
Beberapa waktu lalu, Budi Arie Setiadi, membantah menerima bagian sebesar 50 persen dari pengamanan situs judi online di Kominfo (sekarang Komdigi). Dia mengeklaim hal tersebut hanyalah narasi yang dibuat untuk menyerang pribadinya.
Nama Budi Arie masuk dalam dakwaan terkait judi online yang sedang disidangkan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Adapun terdakwa dalam perkara ini adalah Zulkarnaen Apriliantony, Adhi Kismanto, Alwin Jabarti Kiemas, dan Muhrijan alias Agus.
"Jadi, itu omon-omon mereka saja bahwa Pak Menteri nanti dikasih jatah 50 persen. Saya tidak tahu ada kesepakatan itu. Mereka juga tidak pernah memberi tahu. Apalagi aliran dana. Faktanya tidak ada" kata Budi Arie dalam keterangan tertulis, Senin (19/5).
"Justru ketika itu saya malah menggencarkan pemberantasan situs judol. Boleh dicek jejak digitalnya," tambah dia.
Budi Arie mengaku tak tahu sama sekali adanya praktik pengamanan situs judi online itu. Apalagi soal pembagian keuntungan tersebut. Menurutnya, apabila hal tersebut diketahuinya, para pelaku sudah ditindak lebih dulu.
Dakwaan Kasus Pengamanan Situs Judol
Dalam dakwaan, nama eks Menkominfo Budi Arie Setiadi turut disebut. Jaksa menyebut bahwa pengamanan situs judol yang diduga terkait Budi Arie ini dilakukan agar situs judol tersebut tidak diblokir Kominfo.
Menurut jaksa, sekitar Oktober 2023, Budi Arie diduga meminta rekanannya, Zulkarnaen, untuk mencari orang yang dapat mengumpulkan data website judol. Zulkarnaen lalu mengenalkan Adhi Kismanto kepada Budi Arie.
"Dalam pertemuan tersebut Terdakwa Adhi Kismanto mempresentasikan alat crawling data yang mampu mengumpulkan data website judi online, lalu saudara Budi Arie Setiadi menawarkan kepada terdakwa Adhi Kismanto untuk mengikuti seleksi sebagai tenaga ahli di Kemenkominfo," kata jaksa.
Adhi tak lolos dalam proses seleksi itu. Namun, ada atensi dari Budi Arie agar Adhi tetap diterima.
"Adhi Kismanto dinyatakan tidak lulus karena tidak memiliki gelar sarjana namun dikarenakan adanya atensi dari Saudara Budi Arie Setiadi, maka terdakwa Adhi Kismanto tetap diterima bekerja di Kemenkominfo dengan tugas mencari link atau website judi online," jelas jaksa.
Singkat cerita, Adhi, Zulkarnaen, bersama Muhrinjan selaku pegawai Kominfo, memulai aksi penjagaan website judol. Dari praktik penjagaan website judol itu, muncul nama Budi Arie.
"Bahwa kemudian Terdakwa Zulkarnaen Apriliantony, Terdakwa Adhi Kismanto, dan Terdakwa Muhrijan alias Agus kembali bertemu di Cafe Pergrams Senopati untuk membahas mengenai praktik penjagaan website perjudian online di Kemenkominfo dan tarif sebesar Rp 8.000.000,- per website serta pembagian untuk Terdakwa Adhi Kismanto sebesar 20%, Terdakwa Zulkarnaen Apriliantony sebesar 30%, dan untuk Saudara Budi Arie Setiadi sebesar 50% dari keseluruhan website yang dijaga," ujar jaksa.
Dalam dakwaan juga disebutkan bahwa Budi Arie memberikan arahan soal situs judol tersebut.
"Pada 19 April 2024 Terdakwa Adhi Kismanto menerima informasi bahwa Menteri Kominfo memberikan arahan untuk tidak melakukan penjagaan website perjudian di lantai 3, selanjutnya Terdakwa Zulkarnaen Apriliantony dan Terdakwa Adhi Kismanto dan menemui Saudara Budi Arie Setiadi di rumah dinas Widya Chandra untuk pindah kerja di lantai 8 bagian pengajuan pemblokiran dan disetujui oleh Saudara Budi Arie Setiadi," kata jaksa.
Masih sekitar April 2024, Adhi Kismanto melakukan pertemuan dengan Zulkarnaen. Dalam pertemuan itu, Zulkarnaen menyampaikan Budi Arie telah mengetahui adanya praktik pengamanan website judol itu.
"Zulkarnaen Apriliantony menyampaikan bahwa penjagaan website perjudian sudah diketahui oleh saudara Budi Arie Setiadi, namun Terdakwa Zulkarnaen Apriliantony sudah mengamankan agar penjagaan website perjudian tetap dapat dilakukan karena Terdakwa Zulkarnaen Apriliantony merupakan teman dekat saudara Budi Arie Setiadi," papar jaksa.