Putri Mahkota Belanda Catharina-Amalia (depan) dan Putri Mahkota Belgia Elisabeth (kanan). Foto: Ritzau Scanpix/via REUTERS
Siapa sangka ternyata para calon ratu kerajaan di Eropa juga memiliki grup WhatsApp? Para putri muda dari Kerajaan Belgia, Kerajaan Belanda, dan Kerajaan Norwegia ternyata tergabung dalam satu group chat tempat mereka berdiskusi dan mengobrol santai satu sama lain.
Hal ini diungkapkan oleh jurnalis kerajaan Wim Dehandschutter kepada Australia Women's Weekly. Wim mengatakan, Putri Catharina-Amalia dari Belanda menjelaskan grup tersebut merupakan ruang bagi ia dan dua calon ratu lainnya, yaitu Putri Elisabeth dari Belgia dan Putri Ingrid Alexandra dari Norwegia, untuk saling berbagi di tengah tanggung jawab berat sebagai calon penguasa.
"Kami menjaga kontak dengan satu sama lain karena kami bertiga menjalani hidup yang sangat spesifik. Kami tidak memerlukan terlalu banyak penjelasan untuk saling memahami," ucap Putri Catharina-Amalia, dilansir Daily Mail.
Putri Ingrid Alexandra dari Norwegia. Foto: dok. Instagram
Lantas, apa saja yang mereka bicarakan dalam grup? Putri berusia 21 tahun itu menyebut, mereka kerap mengobrol seputar hal-hal yang sebenarnya remeh buat orang lain, tetapi berat bagi mereka.
"Senang rasanya bisa berkirim chat dengan Elisabeth dan Ingrid Alexandra tentang hal-hal sederhana yang, dalam hidup kami, justru sulit dan berbeda, (seperti) pertemanan, privasi, media sosial. Kami berdiskusi soal bagaimana kami menangani aspek-aspek tersebut," imbuh sang Princess of Orange ini.
Dikutip dari Daily Mail, calon Ratu Spanyol, Putri Leonor, juga diduga tergabung dalam grup WhatsApp ini. Kendati demikian, Wim Dehandschutter menyebut ada perbedaan pengasuhan antara Leonor dengan calon ratu lainnya, sehingga Leonor mungkin tidak menjalin kontak dengan sesama putri. Menurut Wim, ibunda Leonor, Ratu Letizia, menerapkan aturan akses internet yang cukup ketat terhadap Leonor dan adiknya, Infanta Sofia.
Putri Catharina Amalia dari Belanda Foto: Instagram @princess.catharinaamalia
Putri Catharina-Amalia adalah pewaris takhta Kerajaan Belanda dari ayahnya, Raja Willem-Alexander. Catharina-Amalia sempat menjalani kehidupan dengan pengamanan yang tinggi usai ia menerima ancaman penculikan. Saat itu, ia tengah menimba ilmu di Amsterdam, Belanda. Untuk mengamankan diri, ia kemudian pindah ke Madrid untuk melanjutkan studi lebih dari satu tahun.