Diskusi Menhub Dudy Purwagandhi dengan Forum Wartawan Perhubungan (Forwahub) dan aplikator ojol di Restoran Aroem, Jakarta Pusat, Senin (19/5/2025). Foto: Argya Maheswara/kumparan
Menteri Perhubungan (Menhub) Dudy Purwagandhi mengungkapkan, sepanjang tahun 2024 terjadi lebih dari 27 ribu kecelakaan lalu lintas yang melibatkan angkutan barang. Dari jumlah tersebut, sekitar 6 ribu orang meninggal dunia.
"Untuk tahun 2024 mungkin teman-teman barangkali juga sudah memiliki data ini ya. Jadi kecelakaan yang melibatkan angkutan barang itu ada sebesar 27.337 kejadian. Itu 10 persen dari total kecelakaan lalu lintas," ujar Dudy dalam press background penanganan ODOL (Over Dimension Over Loading) di Restoran Aroem, Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (26/6).
"Untuk jumlah yang meninggal yang berkaitan dengan kecelakaan ODOL untuk tahun 2024, kalau saya tidak salah data dari Jasa Raharja ya, sekitar 6 ribuan. Yang meninggal yang terkait dengan kecelakaan yang melibatkan angkutan barang," tambahnya.
Menurut Dudy, angka tersebut bukan hal kecil dan seharusnya menjadi perhatian semua pihak. Terutama dalam mendorong keselamatan sebagai prioritas dalam transportasi logistik.
Polisi berjaga di lokasi kecelakaan truk tronton bermuatan pasir tabrak mobil angkutan umum di jalan turunan Magelang-Purworejo Desa Kalijambe, Bener, Purworejo, Jawa Tengah, Rabu (7/5/2025). Foto: Anis Efizudin/ANTARA FOTO
"6 Ribu itu bukan angka yang sedikit tentunya ya. Jadi ini lah yang menyebabkan kita merasa sangat peduli terhadap aspek utamanya adalah aspek keselamatan," ujarnya.
Dudy menegaskan, meskipun ada keberatan dari para pengemudi terkait kebijakan Zero ODOL (Over Dimension Over Loading), keselamatan masyarakat tetap harus menjadi perhatian utama.
"Kami bisa memahami apa yang menjadi concern dari para pengemudi. Tapi kami juga harus bisa memahami apa yang terjadi dengan masyarakat dengan hilangnya nyawa yang cukup banyak. Jadi inilah yang menjadi concern utama kami adalah aspek keselamatan," jelasnya.
Di kesempatan yang sama, Dudy juga mengutip pernyataan salah satu peserta rapat koordinasi penanganan ODOL yang menyebut, "One is too many."
"Satu nyawa itu terlalu banyak untuk kita korbankan. Sehingga kita memahami tapi kita juga harus peduli terhadap keselamatan," kata Dudy.
Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi dalam press background penanganan ODOL di Habitate Jakarta, Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (26/6/2025). Foto: Nasywa Athifah/kumparan
Sementara itu, Direktur Utama PT Jasa Marga (Persero) Tbk. Rivan Achmad menyampaikan data kecelakaan di tahun 2025 yang menunjukkan peran signifikan dari truk dalam kecelakaan lalu lintas di jalan tol.
"Di tahun 2025 itu ada 406 kecelakaan dan 95-nya adalah truk. Artinya 23 persen. Pada saat kecelakaan itulah kemudian kami urai apa penyebabnya," ujar Rivan.
Menurutnya, mayoritas kecelakaan dipicu oleh faktor pengemudi, mulai dari kurang antisipasi hingga kelelahan.
"Yang agak mengejutkan barangkali, identifikasi ini persis sama. Juga melalui IRSMS yang dimiliki oleh Korlantas, 84,7 persennya adalah karena faktor pengemudi. Dari faktor pengemudi ini, yang paling tinggi adalah kurang antisipasi. Ini mencapai 48,8 persennya. Kemudian yang kedua adalah 34 persennya adalah mengantuk," terangnya.
Rivan menambahkan, pihaknya kini sudah mulai mengidentifikasi kendaraan ODOL di sejumlah titik tol melalui teknologi weight in motion.
"Kami memiliki weight in motion yang ada di 7 lokasi dan kemudian sekarang-sekarang mulai kami capture," jelas Rivan.
"Kalau ada yang overload, over dimension, itu kemudian kami capture," tutupnya.