Mendukbangga: Pernikahan Dini Ancam Masa Depan Anak dan Ganggu Sistem Reproduksi - my blog

kumparan - #kumparanAdalahJawaban
 
Mendukbangga: Pernikahan Dini Ancam Masa Depan Anak dan Ganggu Sistem Reproduksi
Jun 26th 2025, 18:12 by kumparanMOM

Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Kepala BKKBN Wihaji memberikan sambutan saat  perayaan HUT ke-15 Generasi Berencana (Genre) Indonesia di Antara Heritage Center, Jakarta, Jumat (13/6/2025). Foto: Hafidz Mubarak A/ ANTARA FOTO
Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Kepala BKKBN Wihaji memberikan sambutan saat perayaan HUT ke-15 Generasi Berencana (Genre) Indonesia di Antara Heritage Center, Jakarta, Jumat (13/6/2025). Foto: Hafidz Mubarak A/ ANTARA FOTO

Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Mendukbangga)/Kepala BKKBN Wihaji menyebut pernikahan dini merupakan salah satu masalah kompleks yang belum sepenuhnya teratasi di Indonesia.

Berbagai permasalahan lain seperti air bersih, asupan gizi, dan sanitasi, juga menjadi masalah serius di sejumlah daerah. Untuk mengatasinya, salah satu cara yang dilakukan adalah dengan meningkatkan edukasi kepada para Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), seperti pastor, pendeta, romo, kiai, maupun tokoh agama lainnya. Sebab mereka dinilai lebih dekat dengan masyarakat dan lebih memahami apa yang terjadi di lingkungannya.

"Pernikahan dini dapat mengancam masa depan pendidikan anak dan mengganggu sistem reproduksi. Untuk itu, diperlukan kolaborasi lintas lembaga karena pernikahan dini perlu melibatkan penanganan psikologis," kata Wihaji, dikutip dari Antara.

Ilustrasi pernikahan dini. Foto: Muhammad Faisal N/kumparan
Ilustrasi pernikahan dini. Foto: Muhammad Faisal N/kumparan

Wihaji menyebut, pernikahan dini memunculkan masalah yang kompleks. Selain masalah reproduksi, pendidikan, dan masa depan anak, masalah lain yang tak kalah kompleks adalah psikologis.

Ya Moms, menjadi orang tua butuh kesiapan psikologis yang matang. Jika pernikahan terjadi di usia dini, kondisi psikologis dan mental mereka belum matang, sehingga berpotensi menimbulkan banyak masalah baru.

Selain itu, menurutnya, dalam pengasuhan, peran sosok bapak sangat dibutuhkan dan perlu menjadi perhatian khusus, mengingat selama ini urusan keluarga 90 persen masih diserahkan kepada para ibu.

"Bapak-bapak terkadang hanya pelayanan ekonomi, padahal keluarga tidak hanya masalah ekonomi atau bagaimana memberikan uang kepada ibu atau istri, tetapi kepada anak juga butuh kehadiran seorang ayah sebagai contoh pemimpin, butuh pelayanan psikologis dan pendekatan yang lebih emosional," ucapnya.

Ia menegaskan, karakteristik anak yang tangguh dibentuk oleh ayah, untuk itu, Kemendukbangga/BKKBN juga memiliki salah satu program terbaik hasil cepat atau quick wins yakni Gerakan Ayah Teladan Indonesia (GATI).

"Itu salah satu solusi buat kita supaya keluarga ini bisa bersama-sama dalam pengasuhan, tidak bisa hanya mengandalkan ibu-ibu untuk mengurus anak, dan kita tidak boleh hanya menyalahkan anak, karena anak itu tidak pernah bersalah, yang perlu kita bina adalah orang tuanya," tuturnya.

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com. By using Blogtrottr, you agree to our policies, terms and conditions.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions.
Next Post Previous Post