Orang tua umumnya senang mengkreasikan menu makanan pendamping ASI (MPASI) agar si kecil lebih lahap saat belajar makan. Beberapa jenis bahan makanan pun bisa dijadikan menu MPASI sehat untuk bayi, salah satunya dengan yoghurt dan keju.
Yoghurt dan keju yang berbahan utama susu ini kerap ditambahkan ke dalam menu MPASI. Tentunya kedua bahan ini juga memiliki beragam manfaat, seperti mengandung zat-zat yang bisa memperkuat tulang, mencegah masalah pencernaan, memperkuat sistem kekebalan tubuh, anti-inflamasi, hingga memaksimalkan perkembangan otak.
Meski boleh diberikan, orang tua juga harus memerhatikan beberapa hal sebelum memberikan yoghurt dan keju kepada bayi. Apa saja?
Ini yang Perlu Diperhatikan saat Ingin Beri Keju dan Yoghurt di MPASI Bayi
Dokter Spesialis Anak dr. Yoga Devaera SpAK. Foto: Nabila Fatiara/kumparan
Menurut Dokter Spesialis Anak Konsultan Nutrisi Metabolik, dr. Yoga Devaera, Sp.A(K), yoghurt dan keju boleh ditambahkan dalam MPASI selama takarannya tepat.
"Boleh [yoghurt digunakan], tapi sebagai kondimen atau seperti saus, bukan bagian utama [dari MPASI]. Dan ini berlaku juga untuk keju," jelas dr. Yoga dalam sebuah diskusi daring, seperti dikutip dari Antara.
Sebelum memberikan keju dan yoghurt, Anda juga perlu memahami bahwa kedua bahan ini merupakan produk turunan susu dan memiliki rasa asam yang berasal dari hasil fermentasi bakteri.
Untuk jenis yoghurt yang dipilih pun sebaiknya yang memiliki rasa asam karena mirip dengan susu murni (whole milk), dibandingkan yoghurt yang rasanya cenderung lebih manis dan biasa dijual dalam bentuk minuman yang cair.
"Yoghurt yang rasanya manis artinya kandungan gulanya relatif tinggi untuk mengalahkan rasa asam asli si yoghurt tadi. Tidak semua bayi mudah menerima rasa asam, mereka lebih mudah menerima rasa manis," ujar Yoga.
Misalnya, yoghurt bisa ditambahkan ketika sedang membuat puding atau topping tambahan di atasnya, atau jadi salah satu bahan pelengkap untuk membuat smoothie buah. Hal itu disebabkan oleh kandungan probiotik yang tidak dapat dimasak, dan akan lebih baik jika hanya dijadikan sebagai pelengkap.
Sementara bila ingin memberikan yoghurt dalam bentuk minuman, dr. Yoga menegaskan baru boleh diberikan ketika usia anak minimal satu tahun.
Ilustrasi keju untuk bayi. Foto: Shutter Stock
Bagaimana dengan keju? dr. Yoga menyarankan Anda untuk memperhatikan terlebih dahulu berapa banyak kandungan susu dalam keju yang dibeli. Walaupun keju tidak terasa asin, di dalamnya relatif mengandung kadar natrium yang tinggi dan berbahaya bagi ginjal bayi yang belum bisa maksimal mengolahnya. Sehingga, sebaiknya diberikan dalam jumlah sedikit dan untuk sekadar memberi cita rasa pada MPASI.
"Keju, yogurt, susu UHT ini relatif mempunyai kadar natrium yang lebih tinggi, walaupun rasanya bukan asin, tapi dia kandungan garamnya, natriumnya relatif tinggi. Kalau terlalu banyak, ginjal bayi belum (bisa) disamakan dengan dewasa hingga nanti di usia satu tahun," tutup Yoga.