Wamen PPPA Veronica Tan. Foto: Thomas Bosco/kumparan
Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Veronica Tan, menyoroti masih banyak orang tua yang menyangkal anaknya mengalami autisme. Bahkan, pemikiran ini terjadi pada mereka yang juga memiliki akses informasi terkait membesarkan anak-anak dengan autisme.
"Saya melihat masih banyak orang tua, bukan hanya yang unprivileged, tapi yang sudah teredukasi pun kadang menutup diri menerima anak mereka itu adalah anak yang sama dengan yang lain yang harus dihargai," kata Veronica Tan dalam Media Talkshow bertema "Autisme Bukan Hambatan: Dukungan dan Inovasi dalam Menciptakan Peluang Kerja" yang digelar di Sekretariat ASEAN, seperti dikutip dari Antara.
Veronica menjelaskan, salah satu bentuk penyangkalan tersebut adalah ketika orang tua menyekolahkan anaknya ke sekolah reguler. Padahal, pendidikan formal untuk anak-anak dengan autisme pun sudah tersedia, seperti sekolah inklusi hingga sekolah khusus lainnya.
"Menyekolahkan mereka [anak dengan autisme] ke sekolah biasa, karena denial itu. Kasihan anaknya di situ, padahal kita memiliki tempat-tempat yang memberikan edukasi khusus kepada mereka di lingkungan lain," ucap Veronica.
Veronica Tan Ingatkan Orang Tua Tidak Menutup Diri
Dalam kesempatan tersebut, pihaknya juga menyoroti pentingnya deteksi dini sebagai bagian dari roadmap pengasuhan anak dengan kebutuhan khusus.
Menurut Veronica, selama orang tua masih menutup diri, maka deteksi dini pun tidak akan berjalan maksimal.
"Rencana untuk deteksi awal dan mengedukasi orang tua yang mungkin tertutup dengan kondisi anak mereka itu penting sekali. Biasanya mereka menyangkal, merasa malu, dan akhirnya menutup-nutupi," katanya.
Ia kemudian menekankan pentingnya menerima kondisi anak, yang menjadi kunci utama membangun kepercayaan diri orang tua. Begitu juga mengingatkan setiap anak, termasuk anak dengan autisme, bahwa mereka adalah sosok yang layak dicintai dan dihargai.
Masyarakat pun turut diminta agar mengubah cara pandang mengenai anak dengan autisme. Menurut Veronica, anak dengan autisme bukanlah beban, melainkan bagian dari keberagaman yang harus dipahami.
"Mereka itu worth to be loved juga, dan tidak boleh dibedakan. Menerima anak sebagai autism itu adalah lumrah. Enggak perlu ditutup-tutupi," tutup dia.