Tangis Miss World Somalia Ceritakan Pengalaman Jadi Korban Sunat Perempuan - my blog

kumparan - #kumparanAdalahJawaban
 
Tangis Miss World Somalia Ceritakan Pengalaman Jadi Korban Sunat Perempuan
May 27th 2025, 20:00 by kumparanWOMAN

Miss World Somalia, Zainab Jama. Foto: Instagram/@zaijama
Miss World Somalia, Zainab Jama. Foto: Instagram/@zaijama

Sunat perempuan masih dialami banyak perempuan di dunia, terlebih di negara Somalia. Kontestan ajang kecantikan Miss World asal Somalia, Zainab Jama, merupakan salah satu penyintas. Ia pun menggunakan platform besarnya untuk menceritakan pengalaman pilunya itu.

Kisah tersebut diungkapkan pada sesi Head-to-Head di Miss World 2025 pada Selasa (20/5) lalu. Zainab mengatakan, female genital mutilation atau FGM itu dia alami ketika usianya masih 7 tahun. Di hari kelam itu, Zainab tengah bermain bersama teman-temannya. Tiba-tiba, ia dibawa menuju sebuah ruangan gelap.

Di ruangan tersebut, sudah ada tiga perempuan yang menunggu Zainab. Mereka membawa pisau, gunting, dan alat-alat lainnya. Tiga perempuan itu bukan dokter, tidak juga menerima pelatihan medis. Tak lama dari situ, prosedur sunat pun dilakukan.

"Mereka memotong klitoris saya, bagian tubuh yang berfungsi sebagai organ keperempuanan. Kemudian, mereka menyayat bagian labia (bibir vagina) dalam dan luar. Saya ingat, saya berteriak kesakitan, karena tidak ada obat bius. Saya ingat saya menangis dan merengek, tetapi para perempuan itu menyuruh saya untuk diam, untuk menjadi berani, dan untuk merasa bangga, sebagaimana yang diajarkan tradisi," ucap perempuan berusia 23 tahun ini.

Setelah proses pemotongan selesai, kulit bagian intim Zainab dijahit hingga hanya menyisakan lubang kecil untuk air urin dan darah keluar. Ini merupakan proses infibulasi, salah satu jenis FGM paling parah. Kemudian, Zainab ditinggalkan di sebuah ruangan gelap berhari-hari dalam keadaan kaki terikat rapat.

Ketika menceritakan pengalaman pilu ini, Zainab sempat berhenti sejenak akibat tak kuasa menahan tangis. Ia mengatakan, banyak anak perempuan yang tidak bisa bertahan melewati proses ini. Banyak dari mereka yang meninggal dunia akibat kehabisan darah.

Ilustrasi sunat perempuan. Foto: Chinnapong/Shutterstock
Ilustrasi sunat perempuan. Foto: Chinnapong/Shutterstock

"Usai prosedur itu, saya dibaringkan di sebuah ruangan gelap, dengan kaki saya diikat rapat selama berhari-hari. Saya ingat, saya mengalami perdarahan setiap hari. Saya tidak memiliki mainan, tidak ada apa-apa, hanya arang di sebelah saya. Saya hanya bisa menggambar mimpi-mimpi saya demi bertahan hidup. Sebab, di tahap tersebut, banyak anak perempuan meninggal, mereka gagal bertahan hidup," ucap Miss World Somalia ini dengan suara bergetar.

Mendirikan yayasan Female Initiative Foundation

Tak ingin tragedi itu terulang kembali di generasi selanjutnya, Zainab Jama pun mendirikan yayasan bernama Female Initiative Foundation. Ia mengatakan, lewat yayasan ini, ia meningkatkan kesadaran soal sunat perempuan hingga mengedukasi para ibu bahwa tradisi tidak seharusnya melukai anak-anak perempuan.

"Turun temurun, ibu-ibu kita, nenek-nenek kita diperintahkan untuk menahan rasa sakit itu sendiri. Mereka diberi tahu bahwa ini adalah bagian dari perjalanan menjadi perempuan, bahwa ini adalah normal. Namun, ini tidaklah normal. Saya tahu saya tidak bisa mengubah masa lalu, tetapi saya bisa berjuang untuk masa depan," kata perempuan yang tumbuh besar di Inggris sebagai pencari suaka ini.

Aktivisme Zainab menyasar masyarakat akar rumput lewat mobilisasi, program sekolah, dan kampanye-kampanye penghapusan FGM. Sunat perempuan sendiri sudah menjadi tradisi di Somalia, dengan perkiraan 98 persen perempuan pernah menjalani prosedur FGM.

FGM sudah dikecam oleh berbagai organisasi dunia. Selain menyakiti perempuan dan mengancam nyawa, sunat perempuan sama sekali tidak memiliki manfaat kesehatan.

Menurut laman resmi UNFPA, FGM punya banyak risiko kesehatan, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Jangka pendek, contohnya adalah rasa nyeri berlebih, perdarahan, retensi urin, infeksi, tetanus, infeksi saluran kemih, hingga kematian.

Sementara itu, risiko jangka panjang meliputi komplikasi saat persalinan, anemia, pembentukan kista dan abses, luka keloid, kerusakan pada uretra, rasa nyeri saat berhubungan seksual, disfungsi seksual, hipersensitivitas di area genital, dampak psikologis seperti trauma, hingga peningkatan risiko HIV.

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com. By using Blogtrottr, you agree to our policies, terms and conditions.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions.
Next Post Previous Post