Apr 24th 2024, 06:50, by Tim Manado Bacirita, Manado Bacirita
MANADO - Bertepatan dengan World Book Day 2024 yang diperingati Selasa (23/4), Perkumpulan Literasi Sulut launching program terbaru mereka yakni Perempuan Membaca Semesta yang bisa juga disingkat dengan PMS.
Ketua Perkumpulan Literasi Sulut, Faradila Bachmid, mengatakan jika program tersebut berasal dari kegelisahan akan kegersangan nalar kritis para perempuan, yang selama ini justru diidentikkan mengurus body, hingga melupakan mind and soul.
"Adapun singkatan PMS lahir atas dasar identik dengan habituasi perempuan yang biasanya disebut Premenstrual syndrome. Namun, PMS yang ini adalah sebuah cerminan kekuatan perempuan dalam membaca situasi, membaca tulisan, bertutur, proses berpikir, hingga pengambilan keputusan dalam setiap jengkal kehidupan yang di ambil," kata Faradila, Rabu (24/4) pagi ini.
Menurut Faradila, PMS sendiri hadir dilandasi oleh kesadaran dari para perempuan untuk menghadapi isu seperti kekerasan seksual terhadap perempuan dan anak, minimnya minat membaca buku, seringnya perempuan mengalami overthinking, keinginan perempuan dukung perempuan dan beberapa isu lainnya.
Untuk itu, PMS diharapkan menjadi penyeimbang sudut pandang dan paradigma terhadap perempuan itu sendiri, di mana saat ini hal yang paling ditunjukkan dari perempuan hanyalah tentang kecantikan kulit, penampilan menawan dan bukan pada wawasan, pengetahuan dan proses kehidupan.
"Kami bertujuan untuk menghasilkan generasi perempuan yang unggul dalam pengetahuan dan keilmuan, bukan hanya karena penampilan saja. Kita ingin memberi dampak dan meninggalkan sejarah baik untuk generasi berikutnya," ujar Faradila.
"Nantinya kita akan memiliki agenda rutin bulanan yang di sana berisi diskusi, saling support, saling membagi tulisan yang di mana tulisan ini nanti akan dikumpulkan dan dijadikan karya dalam bentuk buku antologi esai," kata wanita yang telah menjadi pegiat literasi sejak duduk di bangku sekolah ini kembali.