Usai Rancang Kebaya Luna Maya, Eddy Betty Pamer Koleksi Couture yang Eksploratif. Foto: Dok. Eddy Betty
Nama Eddy Betty belakangan tengah banyak diperbincangkan. Sebab kebaya rancangannya dikenakan oleh Luna Maya dalam proses akad nikah bersama Maxime Boutier pada awal Mei lalu.
Meski begitu, perjalanan Eddy Betty di industri fashion Indonesia sudah berlangsung selama hampir 30 tahun. Ia memulai kariernya pada 1996 setelah menyelesaikan pendidikan di sekolah mode Ecole de la Chambre Syndicale de la Couture Parisienne, paris.
Eddy Betty dalam show Luminescence. Foto: Dok. Eddy Betty
Nah, pada 2025 ini Eddy Betty kembali dengan koleksi terbaru. Di tengah hangatnya perbincangan soal dirinya, Eddy Betty merilis koleksi bertajuk Luminescence.
Malam itu, Hotel Mulia dipenuhi dengan tamu-tamu yang tampak begitu fashionable. Mereka berdandan mengenakan gaun malam yang glamor, korset yang memeluk tubuh, jas dengan embellishment, hingga aksesori penuh statement. Semua dilakukan untuk merayakan koleksi terbaru Eddy Betty.
Ketika mendengar tajuk show-nya, kami bisa menebak bahwa koleksi kali ini akan begitu glamor. Namun kami tak menyangka Eddy Betty menghadirkan sentuhan futuristik pada busana-busana haute couture yang ia kreasikan.
Bagi Eddy Betty sendiri, koleksi Luminescence terinspirasi oleh cahaya yang menari di permukaan laut. Melalui unggahan video di Instagram pribadinya, ia juga menjelaskan bahwa kehidupan laut dan sekitarnya juga menjadi unsur penting dalam koleksi ini.
Oleh karena itu, kumparanWOMAN tak hanya melihat gaun-gaun dengan detail sequins dan kaca yang memantulkan cahaya dengan indah, tapi juga gaun-gaun yang terinspirasi dari biota laut, nelayan, hingga pelancong yang tengah berlibur di pantai.
Koleksinya begitu beragam dan dipenuhi dengan vibe energik. Menggambarkan karakter Eddy Betty seakan tak pernah membatasi diri ketika merancang karya.
Fashion show Eddy Betty dibuka dengan gaun one-shoulder berdetail fringe menjuntai. Gaun ini dipadukan dengan baseball cap yang juga dilengkapi fringe. What a groovy opening, right?
Nuansa yang diberikan pada gaun-gaun bernuansa netral di awal show ini adalah subtle glamour.
Sesi berikutnya dilanjutkan dengan gaun-gaun yang menghadirkan kepiawaian Eddy Betty sebagai maestro korset. Ada gaun cocktail, slip dress emas dengan korset berdetail sequins, gaun beraksen crinoline, sampai korset yang dipadukan dengan kain berbahan flowy yang terinspirasi dari nelayan.
Pada pertengahan show, kami disuguhkan dengan deretan busana yang cukup berbeda—lebih berwarna. Sebab gaun-gaun berpotongan feminin ini terinspirasi dari biota laut yang indah.
Eddy Betty merancang gaun malam dengan twist menarik, seperti tekstur dan cutting. Semua hadir dalam warna berani, seperti merah, merah muda, lime, hijau, dan kuning.
Satu babak yang menjadi favorit kumparanWOMAN adalah kumpulan gaun pengantin dengan sentuhan futuristik. Sesi gaun pengantin ini didominasi oleh warna putih.
Berbeda dari gaun pengantin pada umumnya, kali ini Eddy Betty mengkreasikan kebaya jadi lebih modern. Detail seperti brokat, motif-motif bunga yang dihadirkan lewat teknik laser cutting, kawin dengan indah bersama potongan kebaya yang feminin dan elegan.
Buat Ladies yang ingin gaun pengantin bergaya internasional, Eddy Betty juga merancang gaun-gaun yang memeluk tubuh. Untuk memberikan twist menarik, ia memberikan detail seperti logam gemerlap yang menghasilkan kesan futuristik.
Satu yang mencuri perhatian kami adalah gaun penutup show. Gaun silver itu punya detail kaca gemerlap yang dari jauh tampak seperti logam-logam silver memantulkan cahaya. Bagian roknya dibuat asimetris tapi terstruktur. Karya ini lalu dipadukan dengan aksesori seperti mahkota yang serupa.
Seluruh parade mode ini bisa sukses mencuri perhatian berkat kolaborasi apik antara Eddy Betty dan sejumlah insan kreatif. Untuk Luminescence, ia berkolaborasi dengan perancang aksesori Rinaldy A. Yunardi. Jadi pencinta fashion tak hanya dimanjakan dengan koleksi indah, tapi juga sederetan aksesori yang tak terlupakan.
Sang desainer juga menggandeng 1001 by Kiki Siantar Huillet & Uma Hapsari untuk sepatu. Dalam proses styling, Eddy Betty juga dibantu oleh Fashion Director & Consultant Ajeng Dewi Swastiari.
Intinya, melalui Luminescence Eddy Betty ingin menampilkan 70 rancangan yang diciptakan dengan pendekatan arsitektural: struktur sculptural, proporsi tajam, dan ornamentasi yang kompleks. Semua disempurnakan oleh teknik haute couture klasik yang dimiliki oleh sang desainer.